I'LL Teach You Marianne

Sweet punishment



Sweet punishment

Entah sudah berapa lama Jack dalam posisinya saat ini, tidur menyamping dengan tangan kiri dijadikan bantalan agar bisa menatap Anne dengan posisi yang lebih nyaman. Yang jelas setelah kembali dari kantor polisi kemarin sore Jack kemudian mengurung Anne dikamar selama semalam suntuk tanpa diberi kesempatan untuk turun dari ranjang, bahkan ketika matahari sudah terbit Jack masih belum mau menyudahi permainannya. Ia masih belum puas dan melakukannya lagi sampai Anne benar-benar menyerah dan memohon padanya untuk menyudahi siksaaan kenikmatan itu.     

"Kau benar-benar canduku, Anne. Entah apa jadinya aku jika tak ada dirimu dalam hidupku saat ini,"ucap Jack pelan saat sedang menyibak rambut Anne kebelakang telinganya agar tak menutupi wajah cantiknya.     

"I love you..."     

Anne yang merasa terganggu dengan sentuhan Jack diwajahnya kemudian menarik selimut yang berada diatas dadanya keatas wajahnya, Anne ingin menyembunyikan wajahnya dari jamahan Jack. Suaminya itu benar-benar seorang maniax, diberi celah sedikit saja Jack akan kembali menerkamnya. Karena itu Anne memilih untuk berusaha melindungi tubuh telanjangnya dari sentuhan Jack.     

"Hei..."     

"Tidak Jack,"erang Anne lirih dari balik selimut tebalnya. "Tenagaku sudah habis, aku bisa mati jika kau kembali meminta melakukan itu."     

Kening Jack berkedut mendengar Anne menyinggung kata mati, dengan kekuatan penuh dan gerakan cepat Jack berhasil menyibak selimut yang sebelumnya di pegang erat-erat oleh Anne untuk menutupi tubuhnya.     

"Jack..."     

"Jangan..jangan pernah berani mengucapkan kata kematian dihadapanku, kau tak diizinkan untuk mengatakan itu selama bersamaku. Apa kau paham."     

Kedua mata biru langit Jack berkilat saat berbicara, hidung mancung Jack bahkan sudah menyentuh hidung Anne saat bicara. Suaranya terdegar berat dan penuh perintah yang tak terbantah, hal ini menunjukkan betapa tak sukanya ia dengan kalimat yang sebelumnya diucapkan secara asal oleh Anne yang sudah tak punya tenaga.     

Kembali berada dibawah kungkungan Jack dengan kedua tangan yang terkunci rapat di samping kanan tubuhnya membuat jantung Anne berpacu dengan sangat cepat, sial. Meski ia sudah tak punya tenaga namun sepertinya tubuhnya mengkhianati dirinya, buktinya saat ini ada gelayar aneh yang membuat tubuhnya bereaksi, menginginkan sentuhan Jack kembali. Bahkan saat ini kedua dada Anne sudah membusung dengan indahnya, seolah meminta Jack untuk disentuh. Damn.     

"Maaf.."     

"Kau tahu kan aku paling benci dengan kata maaf yang diucapkan berkali-kali tanpa penyesalan?"tanya Jack serak, sungguh dia sudah tak tahan saat ini untuk tak menyatukan tubuhnya kembali dengan Anne. merasakan kehangatan didalam tubuh Anne yang selalu membuatnya gila, meski mereka sudah memiliki Christian dan little princess yang sudah berada disurga namun karena Anne melahirkan anak-anak melalui operasi caecar tubuh Anne masih sama seperti dulu saat Jack merasakan tubuh Anne pertama kali. Masih sempit dan nikmat.     

Kedua mata Anne mengerjap, bingung dan tak mengerti kemana arah pembicaraan Jack sebenarnya. "Apa aku salah bicara?"tanyanya bingung.     

Damn, suara itu kembali membuat Jack gila. Tanpa menunggu lama Jack pun mulai melesakkan tubuhnya ke tubuh Anne yang ternyata sudah siap menerimanya, sedikit basah dan hangat yang memberikan kenikmatan luar biasa pada Jack.     

Anne mencengkram seprai yang sudah berantakan, sungguh saat in ia benar-benar gila. Disaat energinya sudah habis tubuhnya justru memberikan respon lain pada sentuhan Jack, kedua kakinya bahkan terbuka lebar dengan sendirinya saat Jack mulai memacunya dengan gerakan lembut-keras berulang-ulang yang membuat kepala Anne blank. Tidak ada rasa lelah lagi saat ini, hanya Jack, Jack dan Jack saja yang ada dalam otaknya saat ini.     

Jack sendiri yang sudah dikuasai nafsu tak ingin membuat Anne mencapi klimaks dengan mudah, saat sudah merasakan pijatan yang cukup kuat dari dalam tubuh Anne dengan cepat Jack mengeluarkan tubuhnya dari dalam tubuh Anne yang mana hal itu langsung membuat Anne tercengang. Ia tak percaya Jack akan melakukan hal itu, klimaks yang hampir tiba pun tiba-tiba hilang begitu saja saat Jack berada diluar tubuhnya. Anne yang sebelumnya merasa penuh saat Jack berada dalam tubuhnya kini merasa kosong, ia membutuhkan Jack sekarang untuk menuntaskan klimaksnya yang sudah membuat kepalanya sakit.     

"Jack..jangan begini, tuntaskan apa yang sudah kau mulai,"protes Anne lirih penuh harap.     

Jack yang masih berada diatas tubuh Anne tersenyum dingin. "Tidak, aku lupa aku harus segera kekantor. Ada meeting penting yang harus aku hadiri."     

Anne menggigit bibir bawahnya dan langsung mencengkaram tangan Jack yang terlihat akan beranjak dari atas tubuhnya. "Kau tak bisa curang begini, Jack. Aku masih membutuhkanmu,"pintanya serak dengan mata yang sudah berkaca-kaca.     

Jack kembali tersenyum, perlahan ia menurunkan tubuhnya ke arah Anne dan memberikan ciuman ke leher jenjang Anne yang sudah penuh dengan tanda kepemilikian yang ia buat dari kemarin sore. Anne yang sudah sangat menginginkan Jack untuk menuntaskan hasratnya nampak mendesah pelan saat merasakan lidah Jack yang basah mulai menjalar di lehernya, namun lagi-lagi Anne harus mendapatkan kekecewaan karena Jack tiba-tiba menyudahi ciuman panasnya.     

"Aku harus pergi, maaf,"ucap Jack pelan tanpa basa basi sebelum akhirnya ia bangun dari ranjang dan langsung pergi menuju kamar mandi meninggalkan Anne yang sedang tersiksa.     

Melihat Jack pergi begitu saja disaat ia hampir mendapatkan klimaks membuat Anne terluka, ia sedih dan kesal pada Jack yang sudah mempermainkannya. Dengan menahan tangis Anne lalu meraih selimut yang sebelumnya dibuang Jack ke lantai untuk menutupi tubuh telanjangnya yang mendambakan sentuhan Jack. Anne membungkus tubuhnya mirip lumpia dengan selimut, berusaha menahan tangisnya agar tidak terdengar oleh Jack yang saat ini berada dikamar mandi.     

"Pria jahat,"ucap Anne kesal dengan tangan yang mencengram kuat selimut yang menutupi tubuhnya.     

Menit selanjutnya Anne sudah terlelap dalam tidurnya, Anne tertidur dengan membawa perasaan kesal pada Jack yang sudah mempermainkannya. Seluruh tubuhnya terasa lemas dan tak bertulang saat ini, rasa lapar yang menderanya pun kalah dengan rasa kantuk dan lelah yang mendera.     

Sepuluh menit setelahnya Jack sudah keluar dari kamar mandi dengan berbalut kimono mandinya yang berwarna hitam, Jack yang tak menyadari Anne marah hanya tersenyum ketika melihat istrinya itu tidur dengan selimut tebal yang membalut tubuhnya. Karena hari sudah sangat siang Jack kemudian memilih segera pergi ke walk in closet miliknya untuk berganti pakaian, panggilan masuk dari Erick membuat Jack mempercepat gerakannya.     

"30 menit aku sampai dikantor, siapkan saja semuanya,"ucap Jack pelan saat sudah tersambung dengan Erick.     

"Siap Tuan, Mr Yoshimura sepuluh menit lagi tiba."     

Jack tersenyum saat menyadari betapa telat dirinya. "Ok."     

Tanpa memakai jasnya Jack langsung keluar dari kamarnya, untuk mengindari telat Jack memilih untuk menggunakan helikopter. Beruntung saat tiba di helipad pilot helikopternya sudah selesai menyiapkan helikopter berwarna hitam dengan logo huruf C besar itu untuk mengudara, meski Jack bisa mengendari helikopternya sendiri namun kali ini ia menyerahkan tugas itu pada pilot pribadinya karena saat ini ia harus membaca beberapa file penting sebelum meeting dengan calon investor dari Jepang. Setelah proyek pulau buatan di Korea nama besar Muller Finance Internasional dan Connery Corporation semakin di kenal, karena itu saat ini banyak sekali perusahaan besar asal Asia Timur yang mencoba untuk menjalin kerja sama dengannya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.