I'LL Teach You Marianne

Peringatan Jack



Peringatan Jack

Anne terbangun dari tidur paling berkualitasnya saat matahari sudah tinggi, namun alih-alih membuka kedua matanya Anne justru memperbaiki letak bantal dikepalanya untuk melanjutkan tidurnya beberapa saat lagi seperti biasa. Akan tetapi karena tenggorokkannya kering Anne pun terpaksa membuka kedua matanya.     

"Astaga Jack... apa yang kau lakukan!!!"pekik Anne dengan keras saat melihat Jack, suaminya menatapnya tajam tanpa berkedip dengan sepasang mata biru langitnya yang sudah berwarna merah penuh emosi. Semburat warna hitam nampak terlihat jelas dibawah kedua matanya, sepertinya semalam suntuk Jack tidak tidur sama sekali menilik kondisinya saat ini.     

Jack tak menjawab ucapan Anne, ia justru memilih untuk menenggak sisa wine yang ada dalam gelas kaca yang ada digenggaman tangannya dan melemparkan gelas itu begitu saja ke dinding kamar mereka yang membuat suara gaduh yang sangat jelas.     

"Jack..."     

Ucapan Anne terhenti saat Jack sudah mencengkram rahangnya dengan kuat, terlalu kuat sampai Anne merintih kesakitan. Akan tetapi Jack yang sudah dikuasai amarah tak memperdulihan erang kesakitan dari wanita yang dicintainya itu.     

"Harus dengan cara apa agar kau bisa patuh padaku, Anne?"tanya Jack serak, aroma alkohol yang sangat kuat langsung menyeruak keluar begitu Jack membuka bibirnya.     

Anne mengerjapkan matanya, ia tak mengerti kemana arah pembicaraan Jack. Tak mungkin ia bisa bersuara saat ini, cengkraman Jack di rahangnya terlalu kuat. Karena semakin lama cengkraman tangan Jack terasa semakin menyakitkan Anne menggerakkan tangannya dan menyentuh tangan Jack, sadar akan sentuhan Anne dengan cepat Jack melepaskan tangannya dari rahang wanita yang sangat dicintainya itu.     

Belum hilang keterkejutannya karena sikap kasar Jack, tiba-tiba saja Anne kembali dibuat terkejut oleh Jack yang sudah menyibak selimut tebal yang sebelumnya menutupi tubuhnya. Anne memekik cukup keras saat selimut tebal itu terbang di udara sebelum akhirnya jatuh ke lantai, Anne menjerit bukan karena kagum akan terbangnya selimut itu akan tetapi karena ia sadar tubuhnya nyaris telanjang. Padahal seingatnya tadi malam ia menggunakan pakaian tidurnya dengan lengkap tidak seperti saat ini, hanya bra dan celana dalam super tipis saja yang membalut tubuhnya.     

Dengan gerakan cepat Anne menyilangkan tangannya di dada, mencoba menutupi tubuhnya dari tatapan liar Jack. Sebuah tindakan bodoh yang seharusnya tak ia lakukan karena hal itu justru membuat Jack semakin tak terkontrol, dibawah pengaruh alkohol Jack langsung menindih Anne dan merentangkan kedua tangan wanita itu lebar-lebar. Diperlakukan sekasar ini membuat Anne berontak, berada dalam keadaan seperti ini membuat Anne kembali teringat akan perkosaan yang dilakukan Jack padanya bertahun-tahun yang lalu saat ia kehilangan ingatannya.     

"Jack...please,"rintih Anne lirih.     

Jack tersenyum lebar. "Kau istriku, Anne. Aku bisa melakukan apapun yang aku mau padamu."     

"Jangan Jack, kau sudah berjanji padaku untuk tak lagi berbuat seperti ini."     

Senyum diwajah Jack semakin lebar mendengar perkataan Anne. "Lalu bagaimana denganmu? Bukankah kau juga melawan semua larangan yang aku buat, hm?"     

Anne menggigit kuat-kuat bibir bawahnya agar tak mengeluarkan suara karena aktivitas tangan nakal Jack yang sudah memilin-milin puncak dadanya yang sudah keras dengan gerakan kasar. Namun sekuat apapun usaha Anne menahan diri agar tak bersuara sia-sia karena pada detik selanjutnya ia menjerit keras saat Jack sudah menyesap kuat-kuat perut ratanya, daerah paling sensitifnya yang hanya diketahui oleh Jack tentunya.     

"Stop it...Jack.."     

Jack yang sedang dikuasai gairah yang menggelora tentu saja tak melakukan perintah bernada permohonan itu dari Anne, ia justru langsung mengarahkan bibirnya ke pusat inti tubuh Anne yang masih tertutup kain segitiga yang sangat tipis.     

Tubuh Anne terangkat ke atas saat Jack mulai menyentuh area sensitifnya menggunakan lidah pasca Jack melepas sepasang tali pengait di kanan kiri pingggulnya, ciuman Jack benar-benar membuatnya kehilangan kewarasan. Alih-alih mendorong kepala Jack menjauh dari area sensitifnya Anne justru membuka lebar-lebar kedua pahanya, memberikan akses pada Jack untuk menguasai dirinya lebih dalam lagi. Damn.     

Detik selanjutnya suara erangan kenikmatan terdengar lebih keras terdengar dari Jack yang sedang memandu permainan dari bawah, yes meskipun saat ini ia berada dibawah namun tetap saja kendali permainan ada padanya. Dengan mencengkramkan kedua tangannya dikanan dan kiri pinggang Anne, Jack memandu Anne bergerak. Kadang cepat dan lembut sungguh membuat Anne gila, dalam posisi seperti ini Anne bisa merasakan seluruh milik Jack tenggelam sempurna dalam dirinya dan hal ini juga yang membuatnya mencapi pelepasan dua kali sebelumnya padahal Jack belum sekalipun mencapai puncaknya. Jack benar-benar penjahat, ia membuat Anne kelelahan namun ia sendiri nampak belum apa-apa.     

Setelah merasakan tenaga Anne yang semakin lemas Jack akhirnya memutuskan untuk mengembalikan posisi bermain mereka ke posisi biasa, namun kali ini sedikit berbeda karena Jack sudah mengikat kedua tangan Anne menjadi satu diatas kepalanya menggunakan t-shit yang sebelumnya melekat ditubuhnya sehingga selama permainan Anne sama sekali tak bisa menyentuh tubuh Jack. Sungguh sangat curang.     

Jack menghujamkan tubuhnya kedalam tubuh Anne lebih dalam berkali-kali sebelum akhirnya ia menjerit cukup keras saat mencapai puncaknya, Anne sendiri langsung menutup rapat matanya saat merasakan cairan cinta milik suaminya memenuhi tubuhnya. Terasa hangat dan sangat banyak, akan tetapi kali ini Anne merasa tenang karena ia sudah memasang implan kontasepsi di lengannya yang tentu saja belum diketahui Jack.     

Setelah memilih alat kontrasepsi cukup lama akhirnya pilihan Anne jatuh pada alat kontrasepsi yang dipasang di jaringan kulit lengan atas, Anne merasa alat kontrasepsi itu yang paling cocok dengannya saat ini. Anne yang sangat tidak suka minum obat dan amat sangat menghindari alat suntik merasa implan itu yang terbaik dari IUD yang pemasangannya cukup membuat Anne begidik.     

Anne masih memejamkan kedua matanya saat suara dengkuran terdengar dari Jack yang saat ini sudah terkapar disampingnya, pria itu tertidur dengan sangat pulas setelah membuat Anne kelelahan. Benar-benar pria yang egois. Dengan perlahan Anne turun dari ranjang, kedua kakinya terasa lemas setelah percintaan pagi hari mereka yang sangat panas itu.     

"Uugghh." Anne merintih saat merasakan sakit yang menggigit pada pergelangan kakinya, lukanya akibat kelalaian Felix kemarin ternyata masih terasa dan kini sudah meninggalkan warna biru kemerahan di kakinya yang seputih porselen.     

Seperti ada ikatan Jack langsung terbangun dari tidurnya saat mendengar suara rintihan Anne.     

"Babe."     

Anne langsung menoleh kearah Jack yang masih berada diatas ranjang, detik selanjutnya pria itu langsung menghampiri Anne yang sudah terduduk dilantai dengan mata berkaca-kaca menyentuh kaki kirinya yang memiliki memar dan sedikit bengkak. Shit, Jack lupa kalau Anne saat ini sedang terluka.     

Tanpa bicara Jack langsung meraih tubuh telanjang Anne seperti dirinya dan membawanya kembali ke ranjang yang sudah tak terlihat lagi bentuknya.     

"Aku ingin ke kamar mandi,"ucap Anne lirih mengatakan tujuannya semula.     

Jack tak memperdulikan ucapan Anne, ia lebih memilih untuk memakai piyama tidurnya dan langsung bergegas menuju kotak penyimpanan obat-obatan ringan dalam kamar mereka. Dua menit setelahnya Jack sudah kembali pada Anne dengan membawa beberapa obat-obatan ringan untuk penanganan luka memar seperti yang Anne dapatkan.     

Jack lalu berlutut didepan kaki Anne dan mulai sibuk dengan obat-obatan yang sebelumnya ia bawa. "Apa aku harus mengurungmu seperti aku mengurung dua harimau siberia itu, Anne?"     

"What?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.