I'LL Teach You Marianne

Charity



Charity

Jack duduk diruang kerjanya dengan serius, setelah Tagawa Yoshimura bergabung ke Muller Finance Internasional pekerjaannya semakin banyak. Tapi hal ini tentu saja memberikan pengaruh positif bagi perusahaannya di mata warga Asia, pengaruh Tagawa Yoshimura yang merupakan pebisnis properti nomor satu di Jepang membuat nama Muller Finance Internasional semakin besar di negara matahari terbit itu.     

Empat bulan sudah berlalu sejak Tagawa Yoshimura bergabung, selama empat bulan itu juga Jack sudah sering bolak-balik ke Jepang untuk mengurus beberapa hal penting dengan pria paruh baya itu. Beruntung Anne adalah istri yang sangat pengertian, ia bisa memahami dengan baik pekerjaan Jack yang mengharuskannya terus bepergian. Lagipula Jack tidak pergi seorang diri, dia pergi bersama Alice dan Erick sehingga tak ada sedikitpun keraguan dalam hati Anne untuk Jack selama suaminya itu berminggu-minggu jauh darinya.     

Seperti pagi ini Anne baru saja kembali dari bandara pasca mengantar Jack, Erick dan Alice terbang ke Jepang. Ketiga orang yang gila kerja itu benar-benar cocok satu sama lain dan tak bisa dipisahkan karena saling membutuhkan dan Anne sangat tidak akan bisa menyesuaikan diri jika berada di tengah-tengah mereka bertiga, karena itu ia lebih memilih untuk tetap berada di rumah menunggu suaminya pulang seperti biasanya.     

"Nyonya."     

"Ya."     

"Semua barang-barang yang anda pesan sudah tiba 30 menit yang lalu dan saat ini sedang yang berada di mobil Van menunggu instruksi selanjutnya dari anda,"ucap Felix pelan melaporkan barang-barang sumbangan yang Anne beli dari sebuah toko mainan untuk dikirimkan ke panti asuhan.     

"Wow, secepat ini?"     

Felix menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Iya Nyonya, setelah mendapatkan kabar kalau anda membeli semua mainan yang ada di toko itu, mereka langsung bergegas menyiapkan semua pesanan anda."     

"Baguslah kalau begitu, jadi kita juga bisa secepatnya memberikan mainan-mainan itu kepada anak-anak yang membutuhkan di panti. Mereka pasti akan sangat senang sekali mendapatkan hadiah Natal jauh lebih cepat."Anne langsung menyahut dengan cepat perkataan Felix dengan memberikan pandangan positif.     

"Iya Nyonya."     

Anne menepuk pundak Felix dengan lembut. "Baiklah, kalau atur semuanya ke dalam truk. Aku akan berganti pakaian terlebih dahulu sebelum kita berangkat ke panti."     

Felix menganggukkan kepalanya merespon perkataan sang nyonya, setelah memberikan perintah seperti itu Anne kemudian bergegas naik ke kamarnya untuk berganti pakaian yang lebih nyaman untuk melakukan kegiatan amal yang selama satu bulan terakhir ini ia lakukan. Setelah mengatakan semuanya kepada Jack bahwa ia tidak diizinkan hamil selama 2 tahun ke depan Anne merasa jauh lebih baik, ia tidak terbebani lagi dengan permintaan Jack yang masih menginginkan anak darinya. Anne sendiri mengalihkan semua kesedihannya dengan banyak kegiatan lain yang lebih menyenangkan dan berguna, setiap pagi setelah berbicara dengan Christian yang ada di Luksemburg dan memastikan kondisi Asher di London Anne akan mulai mengurus anak-anak asuhnya yang ada di panti asuhan.     

Meski tak membawa pulang anak-anak itu ke rumah, namun Anne tetap memberikan perhatian yang sama untuk Christian dan Asher. Seperti yang Jack katakan sebelumnya, mereka tak bisa egois membawa pulang Asher disaat kakek neneknya masih mampu mengurusnya.     

Felix yang baru saja kembali dari halaman nampak terkejut saat melihat penampilan sang nyonya, bagaimana tidak? Saat ini Anne sudah memakai celana jeans dan t-shirt oversize yang dilengkapi dengan topi dan slingbag. Penampilan yang sangat berbeda dengan Anne yang sebenarnya.     

"Kau kenapa Felix?"tanya Anne bingung sembari mengikat rambutnya ala ekor kuda saat sedang menuruni anak tangga.     

Felix menelan ludahnya cepat-cepat. "Anda yakin akan berpakaian seperti ini, Nyonya?"     

"Iya, memangnya kenapa? Apa ada yang salah dengan penampilanku?"     

"Jesus."     

Liam dan beberapa anggota the warrior yang lain memekik secara bersamaan saat melihat penampilan nyonya mereka yang sangat berbeda itu. Mereka bahkan hampir tidak mengenali wanita yang ada di hadapannya itu adalah nyonya mereka kalau saja mereka tak mendengar suara sang nyonya.     

Mendengar respon yang agak berlebihan dari para bodyguardnya yang lain Anne langsung mengalihkan pandangannya pada mereka dengan cepat.     

"Kenapa ekspresi kalian seperti itu? Apa kalian juga tidak setuju dengan penampilanku seperti Felix, hem?"Anne langsung memberondong pertanyaan pada kelima bodyguardnya dengan nada naik dua oktaf.     

Kelima pria berbadan besar itu langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.     

"Lalu kenapa tadi kalian terlihat sangat shock sekali?"     

Liam yang lebih dekat dengan Anne perlahan mengangkat wajahnya dan menatap ke arah sang nyonya. "Kami bukan shock, Nyonya. Kami hanya terkejut saja."     

"Bukankah itu sama saja, ya?"     

"Tidak Nyonya, shock dan terkejut itu berbeda."     

Anne yang dibuat bingung dengan ucapan Liam langsung mengibaskan tangannya di udara cepat-cepat. "Sudah jangan bahas lagi apa perbedaan shock dan terkejut, aku sedang ingin membahas itu. Yang ingin aku tanyakan adalah kenapa ekspresi kalian seperti itu? Apa kalian sedang menyamakan aku dengan hantu?"     

Liam dan keempat bodyguard yang lain langsung menggerakkan tangannya di depan dada dengan cepat.     

"Tidak Nyonya, tidak seperti itu."     

"Benar, Nyonya. Kami tak punya pikiran selancang itu."     

Anne langsung berkacak pinggang. "Baiklah, kalau memang kalian tidak menyamakanku dengan hantu lalu kenapa kalian sampai berekspresi seperti tadi? Jujur saja aku sangat tersinggung dan sangat marah saat ini."     

"Bukan begitu Nyonya, kami tadi terkejut saat melihat anda bukan karena kami menyamakan anda dengan hantu. Kami hanya kaget saja saat melihat anda berpakaian seperti ini, sungguh Nyonya anda bukan seperti diri anda jika berpakaian seperti ini,"jawab Liam jujur memberanikan diri mengatakan hal yang sebenarnya kepada Anne.     

Perlahan Anne menurunkan tangannya dari pinggang dan menatap Felix yang sebelumnya sudah mengatakan hal yang sama seperti Liam. "Jadi aku terlihat aneh dengan pakaian ini?"     

"Iya Nyonya."     

"Benar-benar aneh Nyonya."     

"Anda seperti anak muda Nyonya."     

"Iya benar Nyonya, kalau anda berpakaian seperti ini maka dikhawatirkan akan ada laki-laki lain yang mengira anda masih single. Dan jika hal itu terjadi maka kepala kami akan lepas dari leher kami jika Tuan sampai tahu."     

Anne langsung menyentuh lehernya secara reflek pasca mendengar perkataan salah satu bodyguardnya. "Mana mungkin Jack mengatakan hal semacam itu, dia tak akan segila itu."     

"Tapi sayangnya suami anda memang segila itu, Nyonya,"jawab Liam dan Felix hampir bersamaan.     

Anne langsung kehilangan kata-kata, ia benar-benar tak percaya Jack memberikan ancaman semengerikan itu pada anak buahnya. Karena tak mau membuat para bodyguard itu mendapatkan masalah Anne pun memutuskan untuk berganti pakaian.     

Setelah sepuluh menit Anne kembali bergabung dengan para bodyguardnya di lantai satu, kali ini ia memakai pakaian yang lebih sopan. Pakaian yang biasa ia gunakan sehari-hari ketika bersama Jack, rok span sepanjang lutut, yang dikombinasikan dengan blouse dan blazer dan sepatu berhak 3 cm. Penampilan ala ibu-ibu pengusaha yang sangat mudah dikenali, jangan lupakan juga handbag dari kulit buaya limited edition yang melengkapi penampilannya. Sepertinya cita-cita Anne untuk berpakaian normal seperti saat ia     

belum menikah dengan Jack tidak akan bisa tercapai, sepertinya Jack benar-benar membuat anak buahnya menjadi pengganti dirinya yang mengatur segala gerak gerik Anne.     

Karena semua persiapan sudah selesai, mereka pun bergegas masuk ke dalam mobil untuk pergi ke panti asuhan yang sudah pilih tadi malam untuk diberikan hadiah. Tanpa ada yang tahu, dalam tas mahal Anne saat ini sudah berisi t-shirt dan celana jeans sobek-sobek yang sebelumnya Anne pakai. Anne memiliki rencana menyenangkan dengan pakaian kesukaannya itu.     

Bersambung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.