I'LL Teach You Marianne

Only me



Only me

Kedamaian rumah besar milik Jack terusik saat tiba-tiba tiga buah mobil berwarna hitam dengan logo siluet seorang wanita yang memegang timbangan yang berada dalam huruf C besar masuk secara beriringan dengan kecepatan tinggi, beruntung anggota the warrior yang berjaga di depan pintu masuk sudah diberi pengetahuan sehingga ketika ada mobil dengan logo unik itu sehingga iring-iringan mobil itu bisa langsung masuk kedalam area rumah tanpa harus melewati proses pemeriksaan yang rumit.     

Suara derap langkah sepatu dari pria-pria yang baru turun dari mobil itu membuat Anne yang baru saja selesai menikmati makan malamnya sedikit terganggu.     

"Biarkan saya yang memeriksanya, Nyonya,"ucap Liam dengan cepat saat membaca bahasa tubuh sang nyonya yang terlihat tidak suka mendengar kegaduhan yang terjadi.     

Anne yang sedang menyeka bibirnya menggunakan sapu tangan memberikan anggukan kecil pada Liam yang menandakan ia memberi izin pada salah satu penjaganya itu untuk memeriksa apa yang terjadi di ruang tamu yang saat ini sangat gaduh. Anne yang belum diizinkan keluar oleh Felix yang sudah standby di posisinya, memilih untuk tetep duduk di kursinya sembari menunggu Liam kembali.     

"Felix..."     

"Tenang Nyonya, dibawah ada banyak anggota yang lain. Jika ada hal buruk yang terjadi mereka yang akan turun tangan secara langsung,"ucap Felix dengan cepat.     

Anne tak merespon perkataan Felix, ia berusaha untuk tetep tenang dan mengusir kegelisahannya. Walau bagaimanapun saat ini ia sedang berjauhan dengan suaminya, karena itu ada sedikit rasa takut yang mulai menghantui Anne.     

Setelah empat menit berlalu Liam nampak kembali ke ruang makan yang ada dilantai dua, tempat dimana saat ini Anne sedang menikmati makan malamnya.     

"Siapa yang datang Liam?"Anne langsung memberikan pertanyaan pada Liam yang baru tiba dihadapannya.     

Liam menganggukkan kepalanya pada Felix yang sudah standby dengan tangan yang sudah memegang pistol, memberikannya kode kalau semuanya baik-baik saja.     

"Yang datang adalah pengacara-pengacara yang bekerja pada Tuan, Nyonya."     

Anne menaikkan satu alisnya. "Pengacara yang bekerja pada suamiku?"     

"Benar, ada sekitar sepuluh orang pengaca dibawah menunggu anda,"jawab Liam kembali.     

Karena sudah penasaran Anne pun bergegas turun menuju lantai satu, Liam dan Felix langsung pada posisinya masing-masing menjaga sang nyonya yang menuruni tangga. Keamanan Anne benar-benar dijaga dengan sangat baik.     

Sepuluh orang pengacara yang sudah dipekerjakan oleh Jack langsung menoleh ke arah tangga begitu mereka mendengar suara tapak sepatu yang sedang menuruni anak tangga, diantara pengacara itu terdapat Joseph yang kemarin ditemui Anne. Para pria berpakaian rapi itu menundukkan kepalanya memberikan penghormatan pada Anne yang kini sudah berdiri dihadapan mereka dengan pakaian mini dress selutut berwarna peach yang membuat aura kecantikkannya semakin memancar. Bahkan Liam secara jelas bisa melihat wajah Joseph bersemu merah saat ia melihat sang nyonya pertama kali.     

"Maaf mengganggu waktu istirahat anda, Nyonya. Perkenalkan nama saya Joey Potter ceo dari firma hukum Potter and friend yang selama ini mengurus semua aset Tuan Clarke di Swiss dan Australia,"ucap seorang pria paruh baya berambut perak dengan suara tegas langsung memperkenalkan dirinya sembari mengulurkan tangannya ke arah Anne.     

Anne tersenyum dengan anggun seperti biasa. "Nice to meet you, Mr Potter,"jawabnya pelan seraya menerima uluran tangan pria berkacamata dihadapannya.     

"Sungguh sebuah kehormatan untuk kami bisa bertemu dengan anda secara langsung, Nyonya. Maaf jika kedatangan kami mengganggu waktu istirahat anda."     

Anne langsung mengibaskan tangannya dengan cepat. "Jangan bicara seperti itu, anda semua tidak mengganggu saya. Oh iya, silahkan duduk."     

Joey Potter pun duduk mengikuti instruksi yang Anne berikan diikuti anak buahnya yang lain, begitu sang nyonya duduk Liam dan Felix berdiri disamping kanan dan kiri Anne dengan tangan yang tetap siaga didekat pistolnya masing-masing yang berada di ikat pinggangnya.     

"Ok, jadi apa yang bisa saya bantu, Tuan Potter?"tanya Anne ramah.     

Joey Potter tak langsung menjawab pertanyaan yang diberikan Anne, ia justru menatap seorang pemuda yang duduk disamping kirinya, memberikan kode pada pemuda itu untuk mengeluarkan dokumen penting yang sudah mereka kerjakan seharian ini bersama-sama atas perintah mendadak dari Jepang.     

"Ini adalah dokumen yang harus kami tunjukkan pada anda, Nyonya,"ucapnya pelan sembari menyerahkan dokumen yang sudah ia periksa terlebih dahulu itu.     

Anne memiringkan kepalanya. "Dokumen, aku tidak pernah meminta dokumen apa-apa dari...what the...i-ini..."     

"Iya Nyonya, itu adalah dokumen resmi atas kepemilikan tanah yang saat ini sudah didirikan panti asuhan yang menjadi tempat anda berdonasi,"ucap Joey Potter memotong perkataan Anne sambil tersenyum.     

Anne membeliak. "J-jadi tanah itu sekarang menjadi milik kita?"     

"Benar Nyonya, kami sudah berhasil mendapatkan kepemilikan tanah itu dan beberapa petak tanah disampingnya yang selama ini digunakan panti asuhan gunakan untuk belajar bercocok tanam."     

"Jesus...tapi aku tak meminta semua ini, kemarin aku memang datang ke kantor dan bertemu dengan Joseph." Anne melirik ke arah Joseph yang sejak tadi terus mencuri pandang padanya. "Untuk bertanya soal kebenaran surat peringatan dari kantor pengacara yang ingin menggusur panti asuhan itu, bukan memintanya untuk mengambil alih kepemilkan tanah itu dari pemilik sebelumnya."     

Joey Potter melepas kacamatanya dan tersenyum lebar. "Kami hanya melakukan apa yang diperintahkan Tuan kami saja, Nyonya."     

"Melakukan apa yang diperintahkan Tuan kalian saja? Apa maksud dari..."     

Tring...tring...     

Dering ponsel Anne yang berada dilantai dua membuatnya menghentikan ucapannya, tanpa diperintah Liam segera berlari menuju lantai dua untuk mengambil ponsel baru milik sang nyonya yang diletakkan diatas meja vas bunga. Dalam waktu cepat Luis sudah kembali berdiri dihadapan Anne.     

"Silahkan Nyonya,"ucapnya pelan dengan nafas naik turun.     

Anne tersenyum. "Thanks Liam."     

Liam menganggukkan kepalanya, ia pun kembali berdiri diposisinya semula tepat disamping Felix membiarkan Anne menerima telepon dari sang tuan yang menghubungi dari Jepang.     

"Halo.."     

"Apa kau suka dengan kejutan yang aku berikan hari ini, babe?"Jack langsung bicara dengan suara yang cukup keras begitu Anne menerima panggilannya.     

Anne yang masih belum paham dengan maksud pembicaraan Jack yang saat ini wajahnya bisa ia lihat dilayar kaya ponsel barunya.     

"Babe, ayolah kita sudah mengenal sangat lama. Apa kau belum juga bisa mengenaliku dengan baik?"     

Mendengar perkataan terkahir Jack membuat Anne berpikir, ia kemudian kembali mencerna kata perkata yang sebelumnya Jack ucapkan dengan baik sampai akhirnya kedua mata Anne membulat sempurna saat ia berhasil mengerti kemana arah pembicaraan suaminya yang ada kaitannya dengan kedatangan tim pengacaranya semalam ini ke rumah.     

"Jack, katakan padaku. Apa kau yang meminta mereka untuk mengambil alih tanah panti asuhan itu dari tangan keluarga Llyod?"     

Di kamar hotelnya Jack tersenyum lebar. "Istriku memang cerdas, aku benar-benar mencintaimu, Anne."     

"Jack..."     

"Aku melakukannya untukmu, lebih baik aku ambil alih semua tanah yang dimiliki keluarga Llyod itu daripada membiarakanmu menghubungi Chester untuk bertanya soal kepemilikan tanah itu. Lebih baik mengeluarkan uang jutaan dollar daripada harus melihatmu dan Chester kembali bicara seperti dulu." Suara Jack yang keras itu dapat didengar semua orang yang ada diruangan itu, apalagi sebelumnya Anne secara tidak sengaja mengaktifkan speakerphone saat menerima video call dari Jack. "Lain kali jika kau ada masalah datang dan ceritakan padaku, suamimu. Jangan langsung menemui pengacaraku, Anne. Mereka semua bekerja atas perintahku, jadi kalaupun kau meminta bantuan pada mereka belum tentu mereka akan melakukan permintaanmu tanpa persetujuanku. Sekarang kau mengerti kan, Mr Joseph Wales."     

Anne langsung menoleh ke arah Joseph yang saat ini wajahnya sudah sepucat kertas.     

"A-apa maksudnya Jack?"tanya Anne terbata.     

Jack tersenyum penuh arti menatap tajam pada Anne. "You're mine Anne, hanya aku laki-laki di dunia ini yang akan melakukan apapun untukmu. Ingat itu baik-baik."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.