I'LL Teach You Marianne

Demi Christian



Demi Christian

Seperti yang direncanakan semula Christian akan tinggal di Jenewa selama satu bulan, hal ini terpaksa dilakukan karena saat ini sedang ada pembangunan kolam renang baru di mansion milik keluarga Clarke. Christian terpaksa di evakuasi ke Jenewa karena pembuatan kolam renang itu membutuhkan waktu yang cukup lama, pasalnya kolam renang itu dibangun di lantai tiga bangunan baru di dalam komplek mansion. Luis memutuskan membuat kolam renang itu supaya jika sang tuan ingin berenang tak perlu lagi keluar dari dalam rumah.     

Dengan keberadaan Christian suasan rumah pun menjadi lebih ramai, suara teriakannya terdengar menggema di semua sudut rumah yang membuat pelayan senang karena anak itu mudah sekali tersenyum dan sangat ramah pada pelayan. Bahkan dalam usianya yang masih sekecil itu Christian selalu mengatakan 'maaf, tolong dan terima kasih' jika membutuhkan bantuan.     

"Sempurna,"gumam Jack pelan setelah memasangkan alat pelindung pada kedua lutut dan siku Christian.     

"Thanks papa."     

"Your welcome, baby,"jawab Jack dengan cepat.     

Anne yang sejak tadi hanya jadi tim hore nampak menahan kesal pada Jack yang menuruti keinginan Christian yang ingin bermain sepeda motor.     

"Ok, sekarang bergabunglah dengan yang lain,"ucap Jack kembali sambil menepuk bokong Christian dengan gemas.     

Christian yang sudah tidak sabar bergabung dengan teman-temannya yang lain langsung berlari meninggalkan ayah dan ibunya menuju ke tempat dimana pelatih dan teman-temannya berkumpul, saat ini Jack dan Anne mengajak Christian mendatangi sebuah tempat bermain sepeda motor mini khusus anak-anak. Biasanya bibit-bibit calon pembalap profesional akan terlihat jika sudah bermain di tempat ini.     

"Yes Chris, that yellow one is yours." Jack berteriak keras pada Christian yang sedang berjalan menuju sepeda motor kecilnya.     

Plak     

"Ouch...sakit babe."     

Viona langsung melipat kedua tangannya di dada. "Kalau tahu itu sakit maka cepat bawa pulang anakku dari tempat ini, tempat ini tempat berbahaya Jack."     

Jack yang sedang menyentuh lengannya yang sebelumnya dipukul Anne tersenyum. "Berbahaya apanya? Tempat ini sangat aman dan diawasi para profesional, bahkan sepeda motor kecil itu juga diperiksa kelayakanannya sebelum di gunakan setiap hari. Jadi kau tenang saja."     

"Tenang apanya? Melihat putraku naik sepeda motor seperti ini membuatku nyaris gila, ayolah Jack. Bawa pulang Christian, masih banyak tempat yang jauh lebih aman dan nyaman untuk bermain."     

Jack yang akan menjawab perkataan Anne langsung membatalkan niatnya ketika melihat Christian dan sepeda motor kecilnya mulai melaju dilintasan, Jack terlihat sangat bersemangat sekali melihat putranya melaju menggunakan sepeda motor kecilnya di lintasan memimpin anak-anak yang lain. Jack terlihat bangga sekali melihat keberhasilan Christian, kebanggan seorang ayah pada putra laki-lakinya.     

"Aku hanya ingin membuat Christian merasakan apa yang aku rasakan saat aku kecil dulu, babe,"ucap Jack pelan saat sudah mulai tenang.     

"Merasakan apa yang kau rasakan?"Anne mengulang perkataan Jack dengan nada tanya.     

"Saat aku seusia Christian saat ini Mommy dan Daddy juga melakukan apa yang sedang kita lakukan saat ini, mereka berdua mengajakku melakukan banyak kegiatan yang menyenangkan yang biasa dilakukan anak laki-laki seusiaku,"jawab Jack pelan sambil terus tersenyum menatap Christian yang sedang melompat-lompat kegirangan karena berhasil menjadi yang pertama sampai ke titik finish dibanding teman-temannya. "Aku hanya ingin membuat memori Christian dipenuhi semua kenangan indah."     

Anne menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, ia merasa sedikit bersalah saat ini karena sudah berpikir yang tidak-tidak pada Jack.     

"Percayalah, permainan seperti ini akan membuat karakter Christian jauh lebih baik dari sebelumnya. Kita harus menunjukkan padanya sedini mungkin bahwa jika ingin menjadi pemenang maka ia harus menggunakan usahanya sendiri, bukan mengandalkan orang lain,"imbuh Jack kembali sambil menatap penuh cinta pada Anne.     

"Aku hanya takut Christian terluka, dia masih terlalu kecil untuk mengendarai sepeda motor seperti itu, Jack."Anne mencoba memberikan penjelasan pada Jack kenapa sejak tadi ia meminta Jack untuk membawa Christian pergi dari tempat itu.     

Jack menipiskan bibirnya, perlahan ia menggerakkan tangannya ke arah wajah Anne dan membelainya dengan lembut. "Aku tahu kau sangat khawatir pada putra kita setelah semua kehilangan yang selama ini menimpa kita, tapi percayalah Christian akan baik-baik saja. Lagipula dia sudah sering mengendari motor kecil seperti ini di Luksemburg, jika dia belum pernah mengendarainya mana mungkin aku akan membiarkannya bermain di area seperti ini, sayang."     

Anne membeliak. "Christian sudah sering menaiki sepeda motor kecil seperti ini di Luksemburg?"     

"Yep."     

"Dan kau itu?"tanya Anne dengan nada yang sudah naik dua oktaf.     

"Yes."     

"Jack!!!"     

Jack terkekeh. "Iya aku tahu sayang, semua hal yang dilakukan Christian aku tahu. Luis secara rutin mengirimkan semua kegiatan yang sudah dilakukan putraku itu setiap hari."     

"Dan kau tak memberitahuku soal ini?"Anne kembali menaikkan nada bicaranya, terlihat sangat kesal dan marah.     

Jack hanya bisa tersenyum lebar mendengar pertanyaan Anne, saat menyadari kemarahan Anne hampir memuncak Jack langsung berlari menuju tempat Christian berada mencari aman.     

Anne hanya bisa menghela nafas panjang melampiaskan kekesalan dalam dirinya, Jack benar-benar membuatnya sangat marah saat ini, ia merasa sangat bodoh karena tak tahu apa-apa soal kegiatan Christian selama berada dalam pengasuhan Luis di Luksemburg.     

Namun kemarahan Anne memudar saat melihat Christian tertawa lebar ketika berada di pundak sang ayah, bocah lelaki itu terlihat sangat senang sekali memenangkan permainan. Sepertinya yang Jack katakan benar, Christian harus mendapakan banyak pengalaman untuk membentuk kepribadiannya. Saat melihat Christian tertawa seperti ini Anne kembali teringat akan peristiwa menyakitkan yang membuatnya harus kehilangan princess.     

"Tuhan, tolong jaga putraku sampai dia dewasa. Aku percaya Kau pasti akan melindungi putraku saat ia sedang jauh dari kami, aku sudah kehilangan putriku untuk menyelamatkan putraku ini, Tuhan. Aku percayakan semuanya pada-Mu,"ucap Anne lirih, kedua matanya berkaca-kaca saat melihat tawa Christian yang semakin lebar.     

Karena tak mau membiarkan Jack menikmati kebahagiaannya dengan Christian, Anne pun memutuskan untuk bergabung dengan suami dan putranya yang saat ini sedang berada ditempat ganti. Beberapa pria dan ayah anak-anak lainnya nampak langsung diam saat melihat Anne berjalan, melihat seorang wanita anggun berada ditempat latihan seperti ini adalah pemandangan langka, namun tatapan para pria itu terhenti saat melihat siapa pria yang sedang didatangi wanita yang sedang mereka kagumi sejak tadi.     

"I wanna pee,"ucap Christian cukup keras setelah ia berganti pakaian.     

"Ok, ayo aku antar,"jawab Erick dengan cepat.     

Christian langsung meraih tangan Erick dan berjalan menuju toilet yang berada tak jauh dari tempat mereka berada, sementara itu Jack yang sejak tadi diam saat melihat Anne manjadi pusat perhatian laki-laki lain ditempat itu secara tiba-tiba meletakkan tangannya ke pinggang Anne dengan erat.     

"Jack..."     

"Aku kesal padamu, kau terlalu cantik,"ucap Jack ketus dengan suara yang sengaja dikeraskan.     

Anne mengernyitkan keningnya. "Kau kenapa, Jack?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.