I'LL Teach You Marianne

Tamu tak diundang



Tamu tak diundang

Jack meninggalkan ranjang saat ponselnya berdering beberapa kali, ia tersenyum saat membaca salah satu pesan yang dikirimkan Erick.     

"Tidurlah, kau sudah melakukan hal yang baik. Biarkan aku yang menyelesaikan sisanya,"bisik Jack lembut ditelinga Anne.     

Anne yang sudah sangat kelelelahan hanya bergerak sedikit merespon ucapan Jack, ia benar-benar lelah dan tak punya tenaga untuk sekedar membuka kedua matanya. Sepertinya melayani Jack disaat ia sedang on fire adalah kesalahan besar.     

Jack merapikan selimut yang menutupi tubuh Anne sebelum benar-benar pergi dari kamar, saat baru saja menutup pintu kamarnya kembali tiba-tiba Erick berlari ke arahnya.     

"Syukurlah anda sudah bangun Tuan,"ucap Erick penuh syukur.     

Jack tersenyum kecil. "Apakah orang itu sudah sampai?"     

Erick mengangguk dengan cepat. "Mereka sudah sampai di pintu gerbang depan."     

"Ok, kalau begitu ayo kita sambut tamu penting kita itu dan tunggu semua dokumen sudah kau siapkan, bukan?"     

"Sudah, semua sudah siap begitu anda mengatakan ingin menyambut mereka."     

Jack menggerakkan tangannya dan menepuk pundak Erick pelan sebelum akhirnya pergi meninggalkan lantai dua untuk menyambut rombongan sang sekretaris jendral PBB Chester Llyod, Chester Llyod langsung menghubungi Jack dan mengatakan ia ingin bertemu dengannya. Jack yang hari ini memiliki banyak waktu kosong pun mengiyakan permintaan duda tampan satu itu untuk bertemu.     

Semua anggota the warrior yang sudah berkumpul di lantai satu langsung menundukkan kepalanya saat melihat Jack turun, mereka bersiap dalam posisinya masing-masing seperti biasanya.     

"Mereka sudah tiba, Tuan."Erick berkata pelan saat mendengar suara mobil berhenti didepan pintu utama.     

Jack tak merespon perkataan Erick, ia memilih untuk tetap duduk diposisinya menanti kedatangan Chester Llyod selayaknya Jackson Knight Clarke yang baisanya. Tak sampai satu menit terdengar derap langkah sepatu yang sangat banyak turun dari mobil menuju ke ruang tamu yang dijadikan tempat untuk pertemuan.     

"Jackson Knight Clarke, aku tak tahu harus bagaimana meladeni genderang perang yang sudah kau bunyikan ini." Suara Chester Llyod terdengar membahana dengan keras saat pria itu menginjakkan kaki di dalam rumah besar milik Jack yang bernuansa putih.     

Sebuah senyum kecil langsung tersungging diwajah Jack, baru kali ini ada orang yang berani bicara seperti itu padanya.     

Chester pun akhirnya tiba di ruang tamu yang sudah dipenuhi bodyguard Jack dengan senjata di tubuhnya masing-masing yang siap digunakan untuk melindungi tuannya, melihat pemandangan itu Chester tersenyum kecil.     

"Sepertinya kau memang sudah mempersiapkan semuanya, Jack,"ucapnya kembali sambil berkacak pinggang didepan Jack yang masih duduk dengan tenang.     

"Kenapa kau tidak duduk terlebih dahulu, Tuan Chester?"Jack membuka suara dengan sedikit menyindir Chester dengan pedas.     

Menyadari kemana arah pembicaraan Jack tanpa basa-basi Chester langsung duduk di sofa yang berada tepat didepan Jack, keduanya kini hanya dipisahkan sebuah meja kecil berbentuk bulat. Melihat tamunya duduk Jack kemudian menggerakkan tangannya memberikan kode pada pelayan untuk menyiapkan minuman, dalam waktu cepat seorang pria berpakaian hitam putih pun menyajikan minuman untuk Jack dan Chester berupa red wine yang sangat menggiurkan. Dari aromanya yang kuat ketika dituangkan kedalam gelas jelas sekali minuman itu harganya sangat mahal, karena hanya minuman mahal saja yang akan mengeluarkan aroma seperti itu ketika dikeluarkan dari botolnya.     

"Drink?"     

Chester menipiskan bibirnya. "Aku datang sejauh ini kerumahmu bukan untuk minum, ada hal penting yang ingin aku tanyakan padamu secara langsung."     

Jack yang sudah meraih gelas bordeaux yang sudah berisi red wine nampak memutar-mutar gelasnya untuk mengeluarkan aroma wine yang asli. Saat gelas diputar-putar, aromanya akan tercium dan rasanya akan menjadi lebih nikmat. "Memangnya masalah sepenting apa yang membuat seorang Chester Llyod sang sekretaris jendral PBB kita yang paling muda dalam sejarah ini datang seorang diri ke rumah rakyat jelata sepertiku?" Ck, rakyat jelata? Sindiran yang diucapkan Jack itu benar-benar membuat Chester semakin yakin kalau pria yang sedang duduk didepannya itu tengah menikmati kekesalannya.     

Tanpa bicara Chester kemudian mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku jasnya dan meletakkannya diatas meja.     

"Apa kau bisa menjelaskan padaku apa maksud dari itu semua?"     

Erick yang sedang berdiri disamping Jack langsung bergerak cepat, tanpa diperintah ia langsung meraih kertas yang baru diletakkan diatas meja oleh Chester dan membawanya pada sang tuan.     

Bibir Jack menipis melihat isi kertas yang ditunjukkan Erick. "Bukankah isi dari kertas ini sudah jelas? Sebagai orang penting aku yakin kau pasti pintar, jadi aku tak perlu menjelaskan kembali bukan?"     

"Damn, aku serius Clarke!!"     

Semua anggota the warrior langsung mengencangkan ikat pinggangnya begitu Chester bicara sekeras itu pada tuan mereka, hal yang sama pun nampak dilakukan oleh bodyguard Chester. Mereka juga langsung siaga saat melihat para bodyguard Jack meletakkan tangannya di sisi senjatanya masing-masing.     

Jack mengangkat tangannya sedikit keatas memberikan kode pada anak buahnya untuk tenang, perlahan ia meraih kertas yang masih dipegang Erick dan melihatnya kembali dengan seksama seraya berjalan mendekati Chester yang juga sudah berdiri.     

"Kadang dalam situasi tertentu diperlukan sebuah kesabaran yang tinggi untuk kita menghadapi suatu masalah dan mencari tahu terlebih dulu asal muasal masalahnya sebelum mengajukkan pertanyaan pada orang lain,"ucap Jack pelan sambil tersenyum.     

"Jangan bicara omong kosong, Clarke. Aku bukanlah orang yang sabar menunggu sebuah penjelasan,"sahut Chester ketus.     

Jack terkekeh geli mendengar perkataan Chester. "Kalau menghadapi masalah sekecil ini saja kau bisa setidak sabar ini lalu bagaimana kau menghadapi masalah yang ditangani organisasi yang kau pimpin itu, Chester?"     

"Jangan bawa-bawa pekerjaanku, hal itu tak ada hubungannya sama sekali dengan semua ini."     

"Jelas ada, kau adalah seorang pemimpin sebuah organisasi raksasa yang menaungi banyak sekali organisasi kemanusiaan. Kalau kau tak bisa sabar menghadapi masalah sekecil ini lalu bagaimana kau menghadapi masalah yang ada di organisasi yang kau pimpin itu, Llyod?"     

Chester yang sudah habis kesabaran langsung mencengkram kerah baju Jack dengan kuat sehingga membuat gelas bordeaux yang ada dalam genggaman Jack jatuh ke lantai dan menimbulkan suara yang sangat keras. "Aku sudah bilang jangan bawa-bawa pekerjaanku, apa kau tak bisa mendengar apa yang aku katakan, heh?"     

Jack yang kerahnya ditarik dengan kuat oleh Chester hanya tersenyum kecil, ia sangat menikmati kemarahan tamunya yang sedang meluap-luap itu. Ketegangan itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya sebuah suara panggilan dari lantai dua membuat Jack dan Chester menoleh sumber suara bersaman dengan semua bodyguard yang ada diruangan itu sebelum akhirnya para pria bersenjata itu menundukkan kepalanya saat menyadari kesalahan mereka.     

Sementara sang pemilik suara yang menyadari kesalahannya langsung menarik tinggi-tinggi selimut yang menutupi tubuhnya, lengan putihnya yang sebelumnya terekspos kembali tertutup selimut dengan rapat.     

"Maafkan istriku, dia memang suka nakal seperti itu,"ucap Jack pelan sengaja menggoda Chester.     

Damn, menggoda seorang pria yang sudah menduda cukup lama dengan masalah ranjang adalah hal yang buruk.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.