I'LL Teach You Marianne

Hadiah dari Samuel



Hadiah dari Samuel

Kantor polisi lalu lintas kota Jenewa di buat gaduh dengan keberadaan seorang Jackson Knight Clarke dan istrinya yang sedang bersitegang dihadapan Samuel sang kepala polisi yang sebelumnya mendatangi rumah Jack untuk mencari informasi soal mobil Lamborgini Aventador yang melaju diatas kecepatan yang disarankan, para polisi itu dibuat bingung oleh pasangan suami istri itu. Baru kali ini mereka menghadapi seorang wanita yang meminta untuk ditahan di kantor polisi alih-alih pulang bersama suaminya.     

"Sebagai warga negara yang baik aku harus mempertanggung jawabkan perbuatanku, karena itu aku lebih memilih untuk ditahan saja,"ucap Anne ketus, berusaha menghindari tatapan mata Jack.     

Rahang Jack mengeras dengan kedua tangan yang terkepal kuat. "Jaga ucapanmu, Anne."     

Anne mengibaskan baby hair yang menutupi matanya menggunakan kedua tangannya yang sudah terborgol, karena kesulitan ia meminta seorang polisi muda untuk membantunya. Tanpa ragu polisi itu menerima ikat rambut Anne dan bersiap untuk menolongnya sebelum akhirnya ia mematung saat melihat Jack yang sudah menatapnya tanpa berkedip.     

"M-maaf Nyonya, saya tidak bisa mengikat rambut seorang wanita,"ucap polisi muda itu tergagap.     

Anne menaikkan satu alisnya. "Tak bisa? Aku hanya memintamu melakukan hal sederhana, mengikat rambutku ala ekor kuda saja. Bukan pekerjaan yang rumit bukan?"     

Bibir polisi muda itu bergetar hebat, ia ingin sekali menjawab perkataan Anne namun semua suaranya tercekat ditenggorokannya. Tekanan yang diberikan Jack padanya terlalu kuat. Anne yang belum menyadari tatapan membunuh dari Jack untuk polisi malang itu kemudian mengedarkan pandangannya ke arah polisi lainnya, mencoba meminta bantuan pada polisi lainnya. Namun belum juga ia membuka bibirnya semua polisi itu langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi, menolak permintaan Anne yang belum terucap dari bibirnya. Termasuk Samuel yang sudah menggelengkan kepalanya dari kursi tempatnya duduk. Sungguh baru kali ini Samuel dibuat pusing oleh orang kaya.     

Anne mendengus kesal. "Kalian itu kenapa? Mengikat rambut saja tidak bisa, payah sekali."     

"Maafkan kami Nyonya, pekerjaan semacam itu diluar jobs desk kami." Samuel menjawab dengan cepat celotehan Anne.     

Anne tak merespon perkataan Samuel, ia lebih memilih untuk mengikat rambutnya yang sudah sangat mengganggu itu secara sembarangan. Karena kedua tangannya terborgol ikatan rambut Anne sangat berantakan dan melihat gaya ikatan rambut Anne saat ini membuat darah Jack berdesir, gaya acak-acakan Anne saat ini mengingatkannya pada keadaan Anne pada waktu mereka bercinta. Damn, pikiranmu kotor sekali Jack. Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini justru hal seperti itu yang teringat olehnya.     

Baru saja Anne merasa nyaman dengan rambutnya tiba-tiba saja dalam waktu cepat rambutnya kembali tergerai karena Jack langsung menarik ikatan rambutnya tanpa bicara.     

Anne terbelalak. "Jack, apa yang kau lakukan?"jeritnya kesal.     

Jack langsung membuang ikat rambut Anne ke tempat sampah. "Tak sopan mengikat rambut asal-asalan seperti itu dikantor polisi."     

"Tak sopan apanya? Aku justru membuat diriku terlihat lebih baik dihadapan para polisi ini dengan mengikat rambutku, kalau aku membiarkan rambut singaku seperti ini maka itu yang disebut tidak sopan."     

Jack yang sudah tidak bisa menahan diri langsung mendekati Anne yang duduk di sebuah sofa yang nyaman, Anne yang tak menyadari kemarahan besar suaminya justru semakin menegakkan tubuhnya terlihat seperti menantang Jack. Jack sendiri yang bisa merasa perlawaan istrinya terus saja mendekati Anne meski ia saat ini sudah berdiri didepan Anne, bahkan tanpa ragu Jack terus mendekatkan tubuhnya ke arah Anne yang sudah merebahkan tubuhnya ke sofa. Sungguh sebuah pemandangan yang tak pantas dipertontonkan di kantor polisi. Erick yang menyadari cemburunya sang tuan hanya bisa tersenyum tanpa suara pada Samuel yang sedang menatapnya tanpa berkedip.     

Erick bahkan terlihat berbisik pada anggota the warrior yang lain untuk meminta para polisi keluar dari ruangan itu.     

Wajah Anne terasa panas melihat Jack yang sudah berada diatas tubuhnya. "Jaga sikapmu, Jack. Kita dikantor polisi."     

"Seharusnya kau yang menjaga sikapmu sejak tadi, kau yang memancingku, Anne. Apa kau ingin melihat betapa nekatnya aku, hm?"     

"Jangan gila Jack!!"     

Jack tersenyum, memasang wajah yang tak berdosa. "Kau tahu aku dengan baik, bukan?"     

Anne menatap Jack kesal, bibirnya mengerucut bersiap untuk memberikan kata-kata umpatan pada suaminya itu, namun Anne menahan diri untuk tak melakukan itu karena jika ia sampai kelepasan sedikit saja maka ia akan mendapatkan masalah yang sangat besar.     

"Jadi bagaimana? Apa kau masih ingin meneruskan permainan ini atau tidak?"tanya Jack pelan membuyarkan lamunan Anne.     

Sebuah gelengan kecil dari Anne membuat Jack tersenyum.     

"Good girls, persiapkan dirimu. Setelah ini kau akan menerima hukuman berat dariku karena sudah berani melawanku,"ucapnya serak dengan suara yang mampu didengar oleh semua orang yang ada di ruangan itu.     

Seketika wajah semua polisi yang mendengar perkataan Jack langsung memerah, sebagai sesama laki-laki mereka mengerti kemana arah pembicaraan Jack saat ini.     

Anne sendiri memilih untuk menutup rapat bibirnya dan tak merespon perkataan Jack sampai akhrinya ia merintih kecil saat Jack meraih tubuhnya untuk kembali duduk dengan tegak, Anne juga tak protes saat Jack membuka borgol yang terpasang ditangannya. Ternyata sejak tadi Jack sudah memegang kunci serep dari borgol yang terpasang ditangan Anne, padahal sebelumnya Anne sempat membuang kunci borgolnya ke taman yang ada di rumahnya saat Samuel ingin membuka borgolnya atas perintah Jack.     

Setelah berhasil membebaskan Anne dari borgol Jack kemudian menyimpan borgol itu ke saku jas yang ia gunakan alih-alih memberikannya pada Samuel kembali.     

"Bagaimana apa keberadaan kami masih dibutuhkan di tempat ini?"     

"Tidak, anda berdua sudah bisa pergi, Tuan."Tanpa berpikir dua kali Samuel langsung menjawab pertanyaan Jack.     

Jack tersenyum lebar, sedetik kemudian ia sudah meraih tubuh Anne dan meletakkannya di pundaknya. Damn, Jack menggendong Anne seperti kantung beras dihadapan semua polisi yang sudah menatapnya tanpa berkedip. Anne sendiri yang tak bisa melawan karena gerakan Jack yang sangat cepat itu hanya bisa memekik kecil ketika tubuh rampingnya sudah berada di pundak suaminya, sebuah jeritan cukup keras terdengar dari Anne saat Jack memukul bokongnya dengan cukup keras sehingga membuat semua polisi yang melihat apa yang Jack lakukan itu semakin tak berkutik ditambah suara desahan dari Anne para polisi itu benar-benar tersiksa. Jack benar-benar tak tahu malu sama sekali.     

Erick pun hanya bisa tersenyum simpul saat membubuhkan tanda tangannya di atas kertas denda yang ada di meja Samuel, sebenarnya sejak tadi mereka bisa saja segera pergi dari kantor polisi itu jika saja Anne tak berkeras hati meminta untuk ditahan.     

"Baik, kalau begitu saya permisi. Terima kasih atas kerjasamanya dan mohon maaf atas kekacauan yang terjadi, Sir,"ucap Erick pelan saat mengulurkan tangannya pada Samuel begitu ia selesai melakukan tanda tangan.     

"It's ok, saya justru senang bisa lebih mengenal Tuan dan Nyonya Clarke yang menyenangkan itu. Tapi..."     

Erick menaikkan satu alisnya. "Tapi apa?"     

"Tapi aku kasihan padamu anak muda, aku yakin kau pasti tersiksa jika melihat pasangan itu bertengkar seperti tadi,"ucap Samuel pelan menggoda Erick.     

Erick terkekeh. "Saya sudah ikut Tuan sejak mereka masih berstatus pasangan kekasih bertahun-tahun yang lalu, anda bisa bayangkan sendiri betapa kuatnya hati saya ini, Sir."     

Samuel tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Erick, ia kemudian menepuk pundak Erick pelan sebelum mempersilahkannya pergi meninggalkan ruangannya karena Jack sudah memanggilnya karena sudah tak sabar ingin segera pulang. Well, sepertinya Jack sudah tak sabar ingin menggunakan properti baru yang ada dalam saku jasnya untuk menghukum Anne di ranjang.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.