I'LL Teach You Marianne

Generasi terakhir



Generasi terakhir

Tepat seminggu setelah Jack dan Anne kembali dari Paris, Jack kembali pergi ke Jerman. Kali ini pergi seorang diri dan tak mengajak Anne. Kedatangan Jack disambut oleh Bobby, salah satu pengacara keluarga Ganke yang merupakan mantan asisten pribadi nyonya Chaterine Ganke.     

"Seperti yang tertulis dalam wasiat, semua harta keluarga Ganke akan menjadi milik Nyonya Marianne, Tuan,"ucap Bobby pelan saat menyerahkan berkas yang berisi surat wasiat yang dibuat olehnya atas permintaan Leon.     

Jack mendorong berkas itu kembali ke arah sang pengacara perlahan. "Maaf Tuan, saya sebagai suami dari Marianne menolak pemberian harta milik keluarga Ganke. Karena sejak istri saya bercerai dengan Leon saat itu, ia sudah tak memiliki ikatan hubungan apapun lagi dengan keluarga Ganke. Sehingga secara hukum ia tidak bisa menerima harta yang bukan menjadi haknya, lagipula saya cukup mampu untuk membuat istri saya hidup tanpa kekurangan sampai kami menua bersama. Jadi maaf saya tak bisa menerimanya."     

"Tapi Tuan, ini amanat terakhir Tuan Ganke sebelum dia…"     

"Aku tahu niat baik Leon, tapi maaf aku berhak untuk menolaknya." Jack langsung memotong perkataan Bobby dengan cepat. "Kalau kau mau ambil saja harta milik keluarga Ganke untukmu atau sumbangkan saja ke organisasi yang membutuhkan, sekali lagi aku tegaskan jangan kaitkan lagi istriku dengan keluarga Ganke. Karena dia adalah Nyonya Clarke saat ini, saya harap anda mengerti ucapan saya."     

Setelah berkata seperti itu Jack kemudian pergi meninggalkan ruangan kerja Bobby begitu saja tanpa berpamitan, mengabaikan panggilan Bobby yang masih menyebut namanya.     

Pagi ini saat Jack sedang berada di kantor ia mendapatkan kabar dari Erick yang mengatakan kalau Leonardo Ganke meninggal karena bunuh diri dan pihak keluarga Ganke ingin bertemu dengan Anne untuk membacakan surat wasiat yang dituliskan Leon untuknya. Karena itulah Jack langsung bertolak ke Jerman untuk menemui pengacara keluarga Ganke yang sudah memegang surat wasiat tulisan Leon, dalam surat itu Leon mengatakan kalau Anne akan menjadi ahli waris atas semua harta milik keluarga Ganke.     

Tentu saja hal ini membuat Jack murka, ia merasa direndahkan oleh Leon yang sama saja menganggapnya tak mampu menafkahi Anne. Maka dari itu langsung pergi ke Jerman tanpa pikir panjang dan meminta Erick untuk memblok kabar kematian Leon dari Anne, Jack tak mau Anne kembali sedih. Meski Leon adalah orang yang sudah sangat melukai nya, namun Jack tahu kalau Leon adalah cinta pertama Anne yang tak terbalas. Karena itu Jack tak mau Anne bersedih lagi, setelah kepergian Linda dan Paul yang membuat Anne drop Jack tak mau Anne kembali mempunyai beban pikiran lagi. Apalagi disaat mereka sedang berusaha untuk kembali melanjutkan hidup normal setelah semua tangis dan kesedihan yang terjadi selama ini.     

Menggunakan driver hotel Jack pergi ke sebuah pemakaman yang cukup tua, langkah Jack terhenti di sebuah komplek yang terdapat satu makam baru yang memiliki nisan bertuliskan Leonardo Ganke.     

Perlahan Jack menurunkan kacamata hitamnya dan berdiri cukup lama didepan makam Leon yang masih baru itu, karena baru kemarin sore Leon dimakamkan di komplek pemakaman keluarganya. Jack mengedarkan pandangannya menatap batu nisan lainnya, ada nama kedua orang tua Leon dan generasi sebelumnya sampai akhirnya pandangan Jack terhenti pada nisan Chaterine Ganke yang terlihat sangat terawat.     

"Hi Nyonya, salam kenal. Aku Jackson Knight Clarke, suami Marianne yang dulu pernah kau jodohkan dengan cucumu Leon. Saat ini aku dan Anne sudah sangat bahagia, kami juga sudah memiliki seorang anak yang lucu. Jujur saya sangat beruntung karena cucu Anda menceraikan Anne saat itu, karena kalau saat itu Leon membahagiakan Anne mungkin saja saya tidak akan pernah sebahagia ini. Sedikit kasar memang tapi itu adalah kenyataannya, saya tahu anda sangat menyukai istriku karena itu aku datang untuk memberikan penghormatan kepada anda sekaligus untuk mengucapkan terima kasih karena anda sangat baik pada istriku. Dan tahukah anda, Nyonya. Saat ini cucu anda Leon sudah meninggal, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya saat berada di rumah sakit jiwa di Swiss. Aku tak tahu apa yang ada dalam pikiran Leon saat ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, yang jelas aku turut berduka cita atas pilihan yang diambil oleh cucu anda dan sedikit kesal dengan wasiat terakhirnya untuk istriku. Aku bukanlah seorang yang kaya raya, tapi percayalah aku memiliki kemampuan untuk membahagiakan istri ku sendiri karena itu aku menolak wasiat yang diberikan oleh cucu anda kepada istriku. Aku harap diatas sana anda bisa mengatakan ini kepada Leon." Jack menarik nafas panjang menyudahi sapaannya pada Chaterine Ganke dan kembali fokus pada nisan Leon yang bersanding di samping nisan sang nenek sebagai generasi terakhir keluarga Ganke.     

"Aku menghargai niat baikmu kepada istriku, tapi mohon maaf aku tak bisa menerimanya. Sebagai suami aku berhak menolak pemberian apapun untuk istriku termasuk uang dari keluargamu, aku harap kau bisa tenang di atas sana. Aku sudah mengatakan kepada pengacara mu untuk mengurus warisan keluarga Ganke, semoga saja dengan caramu itu memiliki cara yang bijaksana untuk mengurus warisan keluarga kalian. Dari lubuk hatiku yang paling dalam aku benar-benar mengucapkan terima kasih kepadamu karena sudah membuat Anne datang padaku, tenang saja, aku dan Anne sudah memaafkan semua perbuatanmu selama ini, jadi kau bisa tenang di sisi Tuhan dan bisa bersatu dengan Steffi kembali. Sampai jumpa lagi, Leonardo Ganke." Jack meletakkan setangkai bunga mawar merah diatas nisan Leon, sejujurnya Jack masih menyayangkan keputusan Leon untuk mengakhiri hidupnya. Namun di lain sisi ia percaya kalau apa yang terjadi pada Leon itu sudah menjadi suratan takdirnya yang diatur oleh Tuhan.     

Dengan langkah tegap Jack berjalan meninggalkan komplek pemakaman keluarga Ganke, samar-samar dia mendengar percakapan para pengunjung makam lainnya yang sedang membicarakan nasib tragis keluarga Ganke yang berakhir pada generasi keempatnya yang bernama Leonardo Ganke.     

Para wanita itu menyayangkan keputusan Leon yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri, padahal Leon adalah pria yang sangat tampan dan kaya raya. Sangat mudah baginya untuk mendapatkan wanita manapun untuk dijadikan istri dan melahirkan keturunannya.     

Jack hanya menipiskan bibirnya mendengar percakapan para wanita itu, ia lebih memilih memasangkan kembali kacamata hitam ke hidung mancungnya dan bergegas pergi menuju mobil milik hotel tempatnya menginap untuk segara pergi dari makam.     

"Langsung ke hotel lagi, setelah itu antar aku ke bandara,"ucap Jack pelan saat sudah berada di dalam mobil.     

"Siap Tuan."     

Tak lama kemudian mobil itu pun melaju di jalan raya meninggalkan pemakaman, dalam perjalanan ke hotel secara tak sengaja Jack menonton siaran berita dari monitor kecil yang ada didepannya.     

Bibir Jack mengembang lebar saat melihat Bobby Kris mengatakan siapa ahli waris keluarga Ganke dihadapan media massa yang penasaran dan ingin tahu siapakah orang yang beruntung itu mendapatkan semua kekayaan dan aset keluarga Ganke yang tak memiliki penerus.     

"Semoga dengan ini kau dan seluruh keluargamu yang lain bisa tenang diatas sana, Leon,"ucap Jack lirih ketika Bobby Kris selesai menunjukkan Ganke Foundation org. lah yang akan mendapatkan semua kekayaan keluarga Ganke.     

Ganke Foundation org. Bobby buat disaat-saat terakhir sebelum wawancara dimulai. Bobby memutuskan mengikuti saran Jack dengan menyalurkan semua harta milik keluarga Ganke orang yang membutuhkan.     

"Sampai bertemu di kehidupan yang lain, Leon." Jack kembali bicara dalam hati pada saat menatap foto Leon di monitor.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.