I'LL Teach You Marianne

Another pleasure



Another pleasure

Jack membuktikan ucapannya, setelah membawa Anne ke kamar mereka Jack membuat Anne tak bisa beranjak dari ranjang. Anne dibuat terus merintih dan menyebut nama Jack ketika pria itu berulang kali memberikan ciuman panas di hampir semua bagian tubuhnya yang saat ini sudah tak memakai apapun, tanpa memberikan kesempatan pada Anne melawan Jack kembali membuat Anne mencapi puncak pelepasannya yang dibarengi sebuah teriakan yang cukup keras. Padahal Jack belum menyatukan tubuh mereka.     

Anne gemetar hebat, berusaha untuk mengembalikan ritme nafasnya yang sebelumnya dibuat kacau oleh Jack. Kedua matanya yang sudah berair menatap sayu pada Jack yang saat ini masih berada diatas tubuhnya dengan masih menggunakan celana jeansnya, tatapan pria itu tak terbaca oleh Anne yang memang sudah hilang kewarasannya.     

"Kau sudah menyerah, sayang?"tanya Jack serak.     

Anne tak menjawab pertanyaan Jack, tenaganya habis. Bahkan untuk sekedar membuka mulutnya saja ia sudah tak mampu saat ini, mengalami orgasme berturut-turut dalam waktu berdekatan tanpa benar-benar melakukan hubungan seks membuat kepalanya pening. Anne membutuhkan lebih dari ini sekarang, dia membutuhkan Jack seutuhnya dan Jack sepertinya masih ingin bermain-main dengannya.     

Jack meraba wajah Anne yang sudah basah dengan keringat. "Aku akan membawamu ke kamar mandi, kejutan selanjutnya ada disana."     

Sedetik kemudian dengan mudahnya Jack menggendong Anne ke kamar mandi dengan gaya bridal, tubuh Anne yang lemas membuat Jack mudah saja membawa wanitanya ke kamar mandi yang sudah dihias. Sepertinya Jack benar-benar sudah mempersiapkan semuanya dengan matang.     

Mulai dari lilin aromaterapi dengan wangi vanilla kesukaan Anne, bunga mawar yang berada dibathup, wine dan dua gelasnya yang masih kosong serta musik romantis yang sudah di putar. Anne lupa kapan terakhir kali Jack melakukan hal seromantis ini.     

Dengan penuh kehati-hatian Jack menurunkan Anne dipinggiran bathup, ia tak langsung memasukan wanitanya itu kedalam air mawar yang bergolak dan memacarkan uap-uap hangat bertekanan tinggi yang berguna untuk menegangkan syaraf. Well, Jack sepertinya tahu apa yang Anne butuhkan saat ini. selain bersantai sejenak di air hangat, uap-uap panas yang berasal dari lubang-lubang yang berada dibagian bawah bathtub tentunya akan membuat Anne menjadi lebih rilex. Jack yang licik.     

Belum juga Anne bicara perlahan Jack membuka celana jeans yang membalut tubuh bawahnya dengan hati-hati, tentu saja ia tak mau memuat kebanggannya terluka karena Jack tak menggunakan celana dalam lagi dibalik celana jeans yang ia gunakan.     

"Izinkan aku melayanimu dengan baik hari ini, babe,"ucap Jack lembut penuh harap.     

Anne tersenyum. "Lakukan apa yang kau ingin lakukan."     

Lampu hijau, yes. Kedua mata biru Jack berbinar mendengar perkataan Anne, Jack benar-benar bahagia seperti baru saja memenangkan tender puluhan juta dollar. Tanpa membuang waktu Jack kemudian bangkit dari hadapan Anne berjalan menuju lemari kecil yang berada tak jauh dari bathtub untuk mengambil batu es, damn batu es. Jack kembali ke tempat Anne berada dengan semangkuk kecil batu es yang sudah ia persiapkan sebelumnya.     

Anne yang bingung melihat Jack membawa batu es kehadapannya hanya bisa diam dan terus memperhatikan setiap kegiatan yang Jack lakukan.     

"Kau ingin menikmati wine dengan batu es?"tanya Anne penasaran.     

Jack menyeringai jahat. "Tidak, ada kegiatan lain yang lebih menyenangkan yang akan kulakukan dengan batu es ini. Lagipula wine akan berubah rasa jika diberi batu es, kau tahu kan?"     

"Lalu untuk apa batu es ini?"     

"Ck, kau ini tak sabaran sekali. Tunggu sajalah, kau hanya perlu diam dan menikmatinya karena aku yang akan menggunakan batu es ini sebagai properti."     

Anne menaikkan satu alisnya. "Proper..argh.."     

Ucapan Anne terhenti saat Jack meletakkan satu bongkah batu es di perutnya terus bergerak kebawah menuju pusat inti tubuhnya yang pada akhirnya membuat Anne memekik karena merasakan sensasi lain ketika bongkahan es itu di pegang oleh jack bermain-main di area paling intimnya.     

"Jack,"desah Anne menggila, kedua tangannya juga sudah berada ditubuh Jack dengan punggung melengkung mencoba menarik diri dari sentuhan Jack yang sudah membuat kedua pahanya terbuka lebar. "Hentikan siksaanmu,"ucapnya serak.     

Jack tersenyum dengan terus memainkan tangannya di pusat tubuh Anne meski ia sudah menjatuhkan bongkahan es yang sebelumnya ia pegang. "Ini bukan siksaan, sayang. Ini adalah sebuah bentuk pelayananku padamu."     

Anne menggigit bibirnya kuat-kuat saat Jack meraub puncak dadanya dengan batu es yang sudah berasa dalam mulutnya terlebih dahulu, hawa panas dari dalam tubuh Anne langsung beradu dengan es yang dingin didalam mulut Jack membuat kepala Anne semakin berputar-putar. Yang Jack katakan benar, yang Jack lakukan saat ini bukan untuk menyiksanya tapi memberikan kenikmatan luar biasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.     

Getaran dari tubuh Anne membuat Jack tersenyum puas, bahkan meski saat ini Anne sudah kembali menancapkan kuku-kuku panjangnya dibagian lain di pungungnya lelaki itu tetap belum mau menyudahi permainannya. Ia masih saja memberikan Anne sesasi fore-play yang baru, ketika jari-jari Jack yang sengaja dibuat dingin karena memegangi batu es lebih lama masuk kedalam pusat intinya Anne menjerit sangat keras. Bahkan Jack berani bertaruh jika ada orang diluar kamarnya akan mampu mendengar teriakan istrinya, namun ia beruntung karena tak ada siapapun di rumah besarnya saat ini. Sehingga meski Anne berteriak menggunakan michrophone sekalipun tak akan ada yang mendengar.     

"How baby, do you like it?"tanya Jack serak, ia sudah tak mampu melihat tatapan Anne yang sudah sangat menginginkannya itu.     

"You jerk, i hate you."     

Jack terkekeh. "Terima kasih pujiannya, aku menghargai itu."     

"Aku tidak sedang memujimu, brengsek!"kekeh Anne jengkel, ia kesal sekali pada Jack yang sejak tadi membuatnya menggila sementara laki-laki itu tak tersentuh. Ia yang memegang kendali pemainannya tak sempat Anne balas dan itu membuat Anne sedikit kesal saat ini karena tak bisa membuat Jack merasakan rasa luar biasa yang sebelumnya membuatnya tak bisa berpikir itu.     

"Baiklah aku sudahi saja permainan ini, sepertinya kau tak menyukai rencana yang sudah aku buat,"ucap Jack tiba-tiba dengan langsung menyingkirkan mangkuk kecil yang masih tersisa beberapa bongkah es ke arah dinding.     

Anne membuka mulutnya lebar, ia tak percaya Jack akan marah dengan kata-kata yang ia ucapkan sebelumnya yang menurutnya hanya candaan saja itu. Namun ternyata keterkejutan Anne salah, pasalnya setelah menyingkirkan batu es itu Jack nyatanya langsung mendorong tubuh Anne ke bathtub yang ada dibelakangnya. Anne bahkan nyaris lupa kalau sejak tadi ia duduk dengan membuka lebar kedua pahanya diatas pinggiran bathtup yang airnya masih bergolak.     

"Jack..."     

Kata-kata Anne berakhir diudara karena Jack langsung melumat bibirnya dengan rakus dan penuh hasrat ketika mereka berdua masuk kedalam air, Jack sedikit meringis saat merasakan perih di punggungnya akibat luka yang Anne buat. Tapi tetap saja itu tak membaut niat Jack mundur, setelah membawa Anne kedalam bathtub Jack tiba-tiba saja menenggelamkan kepalanya masuk kedalam air mendekati dada Anne dan langsung meraubnya dengan rakus.     

Anne menjerit kecil saat merasakan gigi Jack menggigit puncak dadanya dari dalam air, ya dari dalam air.     

Oh Jack, siksaan apa lagi yang ingin kau berikan padaku kali ini. Anne bicara dalam hati dengan mata terpejam menikmati permainan suaminya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.