I'LL Teach You Marianne

Perang saudara



Perang saudara

Meski Luis sudah meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penyerangan yang terjadi tadi siang, namun sampai larut malam Jack masih berdiskusi dengan semua anak buahnya terkait kejadian ini. Bahkan Erick langsung terbang ke Luksemburg untuk membantu Jack meninggalkan Alice sendiri di Swiss.     

"Saat ini kediaman Edmund dan ayahnya sudah dalam pantauan orang-orang kita, Tuan,"ucap Erick pelan setelah menunjukkan bukti kedekatan Leon dan Edmund berdasarkan foto yang diberikan anak buahnya beberapa saat yang lalu.     

Jack memicingkan matanya menatap foto saudara sepupu brengsek yang masih belum berubah itu. "Lihat saja, Edmund. Kali ini aku tak akan segan lagi, mencoba menyakiti putraku berarti cari mati denganku."     

Gigi Jack bergemertak selesai bicara, menandakan kemarahan yang sangat besar. Meski bukti otentik belum ditemukan kalau Leon dan Edmund adalah dalang dari peristiwa kekacauan hari ini, namun Jack yakin sekali kalau kedua orang itu adalah pelaku utamanya. Apalagi mengingat sepak terjang keduanya selama ini, tanda-tanda kalau kedua orang itu adalah pelakunya semakin jelas.     

Aura dingin dari tubuh Jack membuat Erick merinding dan beringsut menjauh dari sisi Jack tanpa sadar, sudah lama sekali Erick tak merasakan kemarahan besar seperti itu dari Jack. lebih tepatnya setelah ia kembali bersama Anne, satu tahun yang lalu saat mereka berhasil memboyong Anne dari Aberdeen.     

Dentang suara jam besar yang berdiri kokoh di ruang tamu membuat semua orang saling pandang, tiga kali jam itu berbunyi menunjukkan kalau saat ini sudah jam tiga pagi.     

Jack menyugar rambutnya yang sudah berantakan. "Pergilah tidur, hari sudah hampir pagi. Kalian butuh istirahat."     

"Anda juga, Tuan." Erick langsung menimpali perkataan Jack dengan cepat.     

"Iya aku juga."     

Erick dan anggota the warrior beserta anak buah Luis pun memutuskan untuk pergi tidur, hari ini benar-benar menjadi hari yang melelahkan untuk mereka. Meski saat ini halaman depan tempat terjadinya baku tembak sudah kembali rapi, seolah tak terjadi apa-apa namun kenangan buruk akan kejadian tak terduga itu masih tertinggal. Bahkan Jack masih mampu mencium aroma mesiu yang tertinggal di udara.     

Setelah benar-benar seorang diri di ruang kerjanya Jack kemudian berjalan mendekati foto kakeknya, David Clarke yang tengah gagah berdiri bersama saudara kembarnya yang juga sudah meninggal Alan Knight Clarke yang tengah berpose didepan rumah keluarga Clarke yang menjadi tradisi turun menurun sejak Clarke pertama membangun istana mewah mereka.     

Kedua mata biru Jack menatap tajam pada foto besar nan gagah yang tergantung tepat di samping meja kerjanya itu. "Apa kabarmu diatas sana, Kek? Aku yakin kau pasti sangat bahagia saat ini bisa berkumpul dengan semua keluarga kita, bisa berkumpul dengan cucu tercintamu, Alan. Hari ini adalah hari yang paling berat untukku, untuk pertama kali dalam hidupku aku merasa hampir mati berdiri ketika tahu ada orang yang mencoba menyakiti putraku satu-satunya, Christian. Meski pelaku teror itu tewas tapi dalang dibalik kekacauan ini masih tertawa bebas di luar sana, saat ini aku dilema, Kek. Aku pernah berjanji untuk tidak bermusuhan dengan Edmund anak dari Jhonny Immanuel yang merupakan anak angkat kakek Muller pada Daddy, namun hari ini dia sudah mencoba menyakiti keturunanku, penerus keluarga ini yang kau idam-idamkan dulu, Kek. Rasanya aku ingin sekali terbang ke Swiss dan langsung menembak kepala orang itu, namun aku tak mau bermasalah dengan hukum. Lagipula istriku pasti akan marah jika aku main hakim sendiri, sekarang aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan, Kek. Di satu sisi aku pernah berjanji pada Daddy, tapi disisi lain pria itu mencoba membunuh ahli warisku, putra kebanggaanku yang masih tak berdosa itu. Datanglah ke mimpiku sekali saja dan berikan petunjuk tentang apa yang harus aku lakukan saat ini, Kek. Edmund dan ayahnya Jhonny Immanuel adalah dua orang gila harta yang tak akan bertenti sebelum tujuan mereka tercapai, aku khawatir jika kali ini aku melepaskan mereka maka dilain kesempatan mereka akan berbuat lebih jauh lagi."     

Tak ada suara lain yang terdengar pasca Jack menutup bibirnya, tentu saja. Saat ini ia sedang tak bersama siapa-siapa, hanya ada suara detak jam yang berada diatas meja saja yang terdengar samar-samar.     

Dengan tubuh lelah dan mata yang memerah Jack kembali duduk ke kursinya untuk melanjutkan pekerjaannya lagi meski saat ini hari sudah semakin menuju pagi, penyerangan kali ini membuat Jack sadar kalau selama ini ia terlalu sombong dan percaya diri kalau semuanya akan baik-baik saja karena merasa kekayaan dan kekuasaannya yang kuat. Namun semua kesombongan itu hancur seketika saat ada dua orang bersenjata api berhasil menerobos pengamanan rumahnya dan berusaha membunuh Christian, damn.     

Mengingat hal itu lagi membuat Jack semakin tak bisa tidur, otaknya terus mengajaknya untuk tetap bekerja meski seluruh sel dalam tubuhnya sudah berteriak minta diistirahatkan.     

Jemari lentik Jack menari-nari dengan cepat diatas keyboard dua laptop canggih yang ada diatas meja kerja Jack secara bergantian, Jack harus segera menyelesaikan masalahnya dengan Edmund sebelum saudara sepupu brengsek itu bertindak lebih jauh lagi. Ibarat virus, Edmund dan ayahnya harus segera dilenyapkan sebelum menjalar ke tempat lain dan membahayakan banyak nyawa manusia yang lain.     

"Got it."Jack memekik keras saat salah satu hacker bayarannya berhasil meretas semua akun media sosial dan bank account milik Edmund dan ayahnya.     

Seketika semua lelah pun langsung menghilang dari diri Jack, dengan cepat ia mulai masuk ke dua akun media sosial milik Edmund melalui dua laptop yang berbeda. Senyuman di wajah Jack semakin lebar saat mengetahui sepak terjang Edmund dengan para wanita cantik yang ia beli dengan mahal ataupun murah, tak heran sebenarnya. Sejak dulu Edmund adalah pria brengsek, kalau tidak brengsek ia tak mungkin mengambil kesucian Shopia yang sudah berstatus tunangan Jack dan menyebarkan gosip sampah yang mengatakan Jack sangat mencintai Shopia pada orang-orang sehingga membuat nama Jack sedikit ternoda waktu itu.     

"Bajingan gila!!"pekik Jack dengan keras saat membaca salah satu inbox Edmund dengan seseorang berinisial Mr. Picture.     

Dalam inbox itu tertulis jelas kalau Edmund meminta si Mr. Picture mengedit foto Anne tidur bersamanya disebuah ranjang besar, kalau Jack tak membaca percakapan itu dari awal mungkin ia pasti akan percaya kalau foto itu benar-benar Anne. Tanpa cela dan cacat, wajah Anne nampak sempurna di foto itu dan akan sulit dibedakan itu foto asli atau palsu.     

"Ck, kalian berdua memang jodoh. Sama-sama pengkhianat, gila harta dan memiliki otak jahat yang sama. Kali ini aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama, istriku adalah wanita yang sangat setia dan sempurna. Dia terlalu tinggi untuk melakukan hal serendah ini, lagipula kalaupun Anne ingin berselingkuh dia pasti akan kesulitan mencari pria yang sepadan denganku,"ucap Jack dalam hati sambil tersenyum mengomentari rencana jahat yang sama antara Edmund dan Shopia Higgins, yang dulu sudah membuatnya kehilangan satu bayinya dan berpisah dengan Anne selama hampir tiga tahun.     

"Kau akan hancur kali ini, Edmund. Aku bersumpah."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.