I'LL Teach You Marianne

Jack's day



Jack's day

Denting suara piano samar-samar terdengar di indra pendengaran Anne yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya, setelah bertahun-tahun baru kali ini Anne bisa tidur sangat lelap. Sepertinya dengan tertangkapnya Leon, Edmund, Jhony dan kematian Steffi mmebuat Anne bisa mendapatkan tidur berkualitasnya. Agak terdengar kejam memang tapi itu fakta, Anne benar-benar merasa bisa bernafas lega setelah bertahun-tahun dadanya seperti sedang terhimpit batu besar yang membuatnya tak bisa bernafas.     

"Piano, jadi aku tak salah dengar,"gumam Anne lirih sambil mengucek matanya ketika kembali mendengar suara piano.     

Perlahan Anne membuka selimut tebal yang menutupi tubuhnya dan terduduk beberapa saat diatas ranjang empuknya sebelum akhirnya melangkahkan kakinya, untuk mencari tahu siapa yang sedang memainkan piano sepagi ini. Wait, ini bukan pagi. Karena Anne akhirnya sadar kalau saat ini sudah hampir pukul sebelas siang, damn. Berapa lama ia tidur?     

Anne mempercepat langkahnya menuruni anak tangga menuju lantai satu dan langsung mematung saat melihat siapa yang sedang memainkan jemarinya diatas tuts piano, dengan hanya menggunakan celana jeans sobek-sobek tanpa baju Jack sedang memainkan salah satu lagu ciptaan Ludwig van Beethoven salah satu maestro favorit Anne setelah Mozzart tentunya yang menjadi guru Beethoven sendiri.     

Hanya ada suara denting piano yang Jack mainkan, selebihnya tak ada suara apapun di rumah besar nan mewah itu. Sangat aneh, karena biasanya dirumah itu ada puluhan maid yang bekerja.     

Prok...prok...prok...     

"Aku tak tahu kau bisa memainkan simponi kelima milik Beethoven,"puji Anne tulus saat berjalan mendekati Jack dengan tangan yang masih tertangkup menjadi satu di depan dadanya pasca bertepuk tangan.     

Jack tersenyum tipis mendengar pujian sang istri. "Good morning sleepyhead."     

Wajah Anne langsung kaku. "Itu salahmu, kenapa kau tak membangunkan aku tadi pagi sehingga aku terbangun sesiang ini. Astaga ini adalah rekor, seumur hidupku baru kali ini aku bangun jam sebelas siang."     

Jack terkekeh. "Bukankah bagus, jadi kau sekarang bisa merasakannya dan mungkin kedepannya kau akan sering bangun sesiang ini, babe."     

Anne mencebik dan langsung bersandar pada piano. "Tidak, aku tidak mau. Cukup sekali saja dan tunggu...kenapa rumah sepi sekali? Kemana semua orang?" Anne mengedarkan pandangannya dirumah besarnya yang benar-benar kosong itu, tak ada siapapun yang terlihat.     

"Aku memberi mereka cuti selama satu minggu."     

Anne langsung mengalihkan pandangannya pada Jack, menatapnya dalam ekspresi kaget. "Apa?"     

"Iya, aku memberi cuti semua orang yang bekerja dirumah ini selama satu minggu. Kecuali para bodyguard yang berjaga di luar tentunya, selebihnya tak ada siapapun dirumah ini. Hanya ada kau dan aku saja, oh iya hampir lupa. Alice dan Erick sudah pindah kerumah baru mereka juga jadi rumah ini benar-benar kosong,"ucap Jack pelan menjelaskan panjang lebar pada Anne yang terlihat sangat terkejut.     

"Ke-kenapa kau melakukan itu?"tanya Anne tanpa sadar.     

Jack tersenyum, pertanyaan yang sudah ia nantikan sejak tadi akhirnya terlontar dari bibir manis Anne. Perlahan Jack bangun dari kursinya dan meraih tangan Anne yang sedang menyentuh piano, Jack membawa Anne berjalan menuju meja makan yang kosong. Tanpa peralatan makan dan makanan lezat yang biasanya sudah tersaji diatas meja yang terbuat dari marmer paling mahal itu.     

Begitu hampir sampai di meja makan, Jack membalik tubuhnya menghadap Anne yang terlihat bingung. Belum hilang keterkejutan Anne tiba-tiba ia kembali dikejutkan dengan gerakan tangan Jack yang mencengkram kedua pinggangnya dan langsung mengangkatnya keudara sebelum akhirnya bokong Anne mendarat di atas meja.     

"Untuk ini princess, aku mengosongkan rumah ini untuk melakukan semua hal yang ingin aku lakukan padamu sejak dulu,"bisik Jack serak tepat didekat telinga Anne. Seketika darah Anne berdesir, nadinya berpacu dengan cepat. Anne hafal sekali dengan arti tatapan mata Jack saat ini. Bahkan suara dan helaan nafas dari pria itu sangat Anne kenali, Jack menginginkan dirinya saat ini juga.     

Anne mencengkram lengan Jack saat lidah pria itu sudah menyelusuri leher jenjangnya dan menyesapnya kuat, meninggalkan bekas yang sangat terlihat di area itu.     

"J-jack...stop."     

Jack menghentikan aktivitasnya dan menatap Anne yang wajahnya sudah merona.     

"Jangan disini,"ucap Anne lirih dengan tangan yang masih mencengkram kuat tangan Jack yang mencoba menyusup ke balik celana dalam yang saat ini ia gunakan.     

Kedua mata biru Jack berkilat, menatap Anne penuh hasrat. "Katakan padaku, harus dimana aku melakukannya?"     

Anne menggigit bibir bawahnya kuat-kuat saat dua jemari Jack berhasil masuk ke tubuhnya, gelayar aneh yang sejak tadi Anne tahan langsung menguasai dirinya. Gerakan tangan Jack yang lembut dibawah sana membuat lengan Jack semakin terasa perih saat kuku-kuku Anne menancap semakin dalam.     

Jack tak memperdulikan rasa perih yang mendera lengannya, baginya melihat ekspresi kenikmatan yang Anne tunjukkan saat ini lebih dari semua itu. Jack benar-benar pintar, gerakan tangannya yang lihai membuat Anne berasa terbang ke awang-awang saat ini. Aktivitas Jack pada pusat inti Anne terhenti saat ia meraskan ada cairan hangat yang membasahi kedua jarinya yang masih berada didalam tubuh Anne, senyum penuh kebanggaan tersungging pada wajah tampan Jack saat ini. Namun hal sebaliknya nampak ditampilkan Anne, Anne menatap nanar dengan pandangan berkabut pada suaminya yang sangat menyebalkan yang sudah memberikan kenikmatan sekaligus siksaan itu.     

"Aku membencimu, Jack."     

Jack tersenyum penuh kebanggaan."It's my pleasure, babe."     

Seluruh tubuh Anne lemas, jangankan untuk memberi pukulan pada pria itu. Memakinya saja Anne tak punya tenaga, curang. Hanya satu kata itu sajalah yang pantas disematkan pada Jack saat ini. Kedua mata Jack berbinar menatap pada Anne yang menginginkan dirinya seutuhnya, namun Jack saat ini tak mau langsung memberikan apa yang Anne mau. Jack ingin memberikan pengalaman berbeda dari yang sudah-sudah sebagai bentuk perayaan atas tertangkapnya semua hama yang selama ini mengganggu mereka.     

"Ini baru permulaan, baby,"bisik Jack serak sembari menenggelamkan wajahnya dibahu Anne yang sudah sedikit terbuka, tangannya meremas pinggang Anne dengan kuat. "Hari ini aku akan memuaskanmu, memberikan kenikmatan yang selama ini belum pernah aku berikan."     

Dengan nafas naik turun Anne menatap Jack nanar, matanya yang basah karena air mata kini bisa melihat wajah Jack dengan jelas. "Jack..."     

"Not yet, baby. Tenanglah hari kita masih panjang, masih banyak waktu untuk kita. Tapi saat ini adalah waktuku,"ucap Jack serak dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Anne menggeleng, ia menolak dan protes. Jack tak adil, disini yang menderita adalah dirinya sementaa Jack terlihat bahagia karena berhasil melakukan apa yang ia mau. Sementara Anne yang sudah dibuat sangat mendamba terlihat sangat tersiksa.     

"Persiapkan dirimu, aku tak akan melepaskanmu setelah ini. Katakan dulu padaku apa yang kau inginkan? Karena nanti ketika aku sudah memulainya aku tak akan berhenti,"ucap Jack serak. "Kita punya banyak waktu sebelum aku berada didalammu, jadi katakan dulu apa yang ingin kau inginkan sebelum aku memulainya."     

Anne tak menjawab pertanyaan Jack, pikirannya sudah tak sinkron dikuasi hawa panas yang minta dituntaskan. Yang ada dalam pikiran Anne saat ini adalah Jack menyelesaikan pekerjaan yang sudah ia mulai sebelumnya atas dirinnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.