I'LL Teach You Marianne

Rencana untuk Asher



Rencana untuk Asher

Selama penerbangan menuju Inggris Anne tak melepaskan baby Asher dari pelukannya, bayi berumur satu hari itu terpaksa diberikan susu formula karena ibunya sudah pergi ke surga. Awalnya Anne ingin menyusuinya, tapi dokter Caitlyn melarangnya. Meski pernah hamil dan air susunya sudah terkumpul tapi itu tak akan bagus untuk bayi yang baru lahir, apalagi sepertinya air susu Anne sudah mulai menyusut karena sudah satu bulan berlalu sejak ia hamil dan kehilangan princess.     

Peti jenasah Linda dibuat dengan kayu terbaik dengan ukiran bunga mawar yang besar di semua sisinya, Linda dulu pernah mengatakan pada Anne kalau ia ingin memiliki furniture yang berbentuk mawar jika sudah berhasil membeli rumah sendiri. Karena itu Anne mengabulkan permintaannya itu, membuatkan ukiran mawar di rumah keabadiannya.     

Kedua mata Anne sudah sangat bengkak karena tak berhenti menangis, ia masih tak percaya Linda satu-satunya temannya sudah meninggal. Linda tak seperti sudah meninggal, ia tersenyum dalam peti jenazahnya. Terlihat sangat bahagia dan damai. Satu hal yang masih Anne sesali sampai saat ini adalah ia tak bisa bertemu dengan Linda untuk terakhir kalinya.     

"It's ok Asher, ada Mommy disini. Mommy yang akan menjagamu, Mommy akan pastikan hidupmu penuh kebahagiaan."     

"Kau akan menjadi saudara Christian."     

"Asher tak perlu bersedih, ada Mommy sayang."     

Dokter Olivia menyeka air matanya mendengar perkataan Anne yang terus berbicara dengan Asher di pelukannya, bayi tampan dengan pipi kemerahan itu tersenyum setiap kali Anne berbicara seolah mengerti apa yang sedang diucapkan padanya.     

"Kau pasti lelah, Anne. Biarkan aku yang menggendong Asher sebentar, kau bisa tidur sejenak,"ucap dokter Caitlyn lembut.     

Anne menggeleng. "Aku baik-baik saja, dok."     

"Kau memang baik-baik saja, tapi tubuhmu tidak. Apa kau tak kasihan dengan kedua matamu yang sudah sebesar buah kenari itu, hm?"     

Anne membasahi bibirnya yang kering menggunakan lidahnya, tenggorokannya sangat kering saat ini. Terus menangis selama hampir empat jam membuatnya kekurangan cairan dan Jack yang saat ini duduk disamping Paul yang terus memegangi peti jenasah Linda memberikan kode pada Erick agar memberikan air pada Anne.     

Tanpa diperintah dua kali Erick pun bergegas mendekati Anne untuk memberikannya minum.     

"Anda butuh minum, Nyonya,"ucap Erick sopan seraya memberikan botol minum pada Anne.     

Melihat air minum yang diberikan Erick membuat dokter Caitlyn tersenyum, dengan gerakan cepat dokter itu meraih baby Asher dari pelukan Anne.     

"Dok..."     

"Urus dirimu terlebih dahulu, Anne. Ada aku dan dokter Olivia yang akan menggantikanmu menjaga Asher." Dokter Caitlyn langsung memotong perkataan Anne dengan cepat.     

"Iya nyonya, penerbangan kita masih satu jam lagi. Lebih baik anda istirahat terlebih dahulu,"ucap Erick pelan menimpali perkataan dokter Caitlyn.     

Anne menarik nafas panjang dengan mengangkat wajahnya ke atas, dadanya terasa sesak sekali saat ini. ingin rasanya Anne kembali berteriak-teriak seperti di rumah sakit beberapa jam yang lalu untuk membangunkan Linda, Anne masih belum rela kehilangan Linda.     

Dengan mata yang basah Anne kembali menatap peti jenasah Linda yang sudah tertutup.     

"Aku belum sempat membalas semua kebaikanmu padaku selama ini, Linda. Aku belum sempat mengajakmu berkeliling Jerman menggunakan helikopter seperti yang kau inginkan dulu. Kenapa kau harus pergi secepat ini, Linda. Kau jahat, tega meninggalkan aku sendiri,"ucap Anne lirih dengan suara yang hampir habis.     

Semua orang yang ada dipesawat itu langsung menundukkan wajahnya mendengar perkataan Anne, setiap kali Anne bicara semua orang pasti akan terdiam karena ikut merasakan duka dan kehilangan yang sama seperti Anne. Jack yang sejak tadi terus menjaga Paul perlahan bangun dari kursinya untuk mendekati Anne yang saat ini menggenggam erat botol air mineralnya.     

Melihat Jack datang Erick kemudian menyingkir dari hadapan Anne, memberikan ruang pada sang tuan untuk berbicara dengan istrinya.     

Saat sudah hampir tiba didepan Anne perlahan Jack menepuk pundak Erick. "Jaga Paul, jangan biarkan dia sendiri."     

Erick langsung menganggukkan kepalanya. "Siap, Tuan."     

Jack tersenyum tipis pada saat Erick berjalan melewatinya menuju tempat dimana Paul duduk, setelah Erick pergi perlahan Jack berlutut dihadapan Anne dan menggenggam tangannya yang sudah sedingin es.     

"Linda sudah bahagia, babe. Kau sudah membantunya mendapatkan mimpi terbesarnya,"ucap Jack lembut berusaha menarik perhatian Anne.     

Yang dilakukan Jack benar, perlahan Anne mengalihkan pandangannya dari peti jenasah Linda ke arah Jack yang kini berada dihadapannya.     

"Kita sudah mengabulkan mimpi terbesarnya, kau tahu itu kan?"     

Dengan bibir bergetar Anne berkata, "A-apa maksudmu?"     

"Asher, bukankah mimpinya selama ini adalah bisa memiliki buah hati. Dan sebelum ia kembali pada Tuhan kita sudah berhasil membuatnya mencapai mimpinya itu, jadi aku yakin saat ini Linda pasti sangat senang dan bahagia meski tak berkeliling Jerman menggunakan helikopter,"jawab Jack lembut.     

Air mata Anne kembali menetes, kedua matanya pun kembali tertuju pada Asher yang saat ini ada dipelukan dokter Caitlyn. Menyadari tatapan Anne kembali tertuju pada Asher di bayi gembul yang menggemaskan itu dengan cepat Jack mencengkram kuat-kuat jemari Anne untuk membuat Anne kembali fokus padanya.     

"Kalau kau mau kita bisa meminta Paul untuk tinggal bersama kita, jadi kita bisa ikut membesarkan Asher."     

Secepat kilat Anne menggerakan kepalanya, menatap Jack yang sedang tersenyum padanya dengan lembut.     

"K-kau serius? Kau tak sedang bergurau, kan?"     

Jack tersenyum. "Aku tak mungkin bergurau, dulu saat kau dan Christian jauh dariku Linda dan Paul membantuku menjaga kalian. Jadi kenapa tidak sekarang kita menjaga Asher untuk Linda, lagipula aku yakin sekali Christian akan senang memiliki adik laki-laki. Kau tahu kan betapa aktifnya anak itu, aku yakin jika ada Asher bersama kita Christian tak akan menanyakan princess kembali."     

Anne menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, diingatkan soal princess kembali yang sudah pergi satu bulan lalu membuat Anne kembali merasakan sesak. Kehilangan putrinya, darah dagingnya sendiri yang dinanti-nantikan kehadirannya membuat Anne perlahan sadar dari kesedihannya yang mendalam atas kepergian Linda. Perlahan kewarasan Anne kembali, otaknya mulai bisa menerima kepergian Linda secara perlahan.     

"Sekarang kau minum, aku tak mau terjadi hal buruk padamu. Ingat Anne, kehadiranmu sangat dibutuhkan Asher. Kalau kau sakit siapa yang akan menjaga putra kedua kita itu?"     

Bibir Anne bergetar hebat, berusaha bicara namun suaranya tercekat ditenggorokannya.     

"Tidak, kau jangan paksakan diri untuk bicara. Lebih baik saat ini kau istirahat dan jangan berpikir terlalu jauh lagi, Asher akan kita jaga dengan baik. Aku juga tak masalah jika dia menggunakan nama belakangku sama seperti Christian dan memasukkannya ke..."     

Ucapan Jack tertinggal di udara karena Anne langsung menubruknya, membeluknya erat sehingga Jack terjatuh kebelakang dan berbaring di lantai pesawat dengan Anne berada diatas tubuhnya. Anne sangat senang dengan ucapan-ucapan yang sebelumnya Jack katakan, dadanya yang sejak bebeapa jam yang lalu terasa sesak perlahan mulai terasa lega karena bisa terisi oksigen kembali. Jack yang sangat mencintai kebersihan tak memperasalahkan posisinya saat ini, baginya selama Anne senang berada di lumpur sekalipun tak masalah untuknya.     

Dari atas dada Jack yang bidang Anne kembali menatap peti jenasah Linda, ia tersenyum hangat pada peti dengan ukiran mawar itu dengan mata berkaca-kaca.     

"Kau dengar itu, Linda. Asher akan menjadi adik Christian, dia akan menjadi bagian dari keluarga...     

Ucapan Anne terhenti karena ia tertidur, berada didada Jack membuat Anne nyaman apalagi ditambah sebelumnya mendengar ucapan Jack yang ingin memberikan nama belakangnya pada Asher. Rasa lelah yang teramat sangat akhirnya membuat Anne menyerah dan pergi menuju alam buaian yang indah.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.