I'LL Teach You Marianne

New life begin



New life begin

"Bagaimana istriku, dok?"     

Dokter Caitlyn yang baru menyelimuti tubuh Anne langsung menoleh ke arah Jack yang baru muncul. "Sudah jauh lebih baik dan sekarang sedang tidur, aku harap saat kita mendarat nanti dia sudah sadar."     

Jack menghela nafas panjang. "Terima kasih, dok."     

"Ini sudah tugas saya, Tuan."     

Jack tersenyum tipis mendengar perkataan dokter Caitlyn, perlahan ia berjalan mendekati ranjang dimana Anne sudah terlelap setelah sebelumnya menangis dengan cukup histeris saat mereka meninggalkan rumah keluarga Linda di distrik West Somerset karena kedua orang tua Linda tak mengizinkan mereka membawa Asher ikut kembali ke Luksemburg.     

Kedua orang tua Linda menginginkan agar Asher tetap berada bersama mereka serta mengizinkan Anne dan Jack untuk bebas menjenguknya, ayah dan ibu Linda mengatakan ingin membesarkan buah cinta Linda dan Paul dengan tangannya sendiri. Sebenarnya Anne tak memiliki tujuan untuk membawa Asher kembali ke Luksemburg karena masih memikirkan Paul, namun setelah Paul memutuskan bunuh diri dihadapan semua orang dengan menembakkan pistol ke jantungnya sendiri Anne pun memiliki keinginnan untuk membawanya pulang kembali.     

"Asher adalah buah cinta dari putriku dan menantuku tercinta Paul, meski sekarang mereka sudah tidak ada tapi aku yakin mereka menginginkan anak ini tetap bersama kami."     

"Karena Linda dan Paul tidak ada biarkan kami yang membesarkan Asher, Tuan. Setidaknya dengan keberadaan Asher kami masih akan mengingat betapa besar cinta memantuku pada putri bungsuku hiks..."     

"Benar, Asher akan membuat kami selalu ingat akan besarnya cinta kedua orangtuanya."     

Kedua orang tua Linda menolak memberikan Asher pada Anne dan Jack setelah mereka kembali ke rumah pasca melakukan pemakaman Linda dan Paul yang dijadikan satu liang lahat, mereka memutuskan menyatukan Linda dan Paul setelah melihat betapa nekatnya Paul.     

Jack menghela nafas panjang saat kembali mengingat kata-kata yang diucapkan kedua orang tua Linda padanya beberapa jam yang lalu, sebenarnya Jack juga tak menyalahkan keluarga Jhonson. Karena walau bagaimanapun Asher adalah darah daging mereka, maka dari itu Jack langsung bisa menerima keputusan mereka yang menolak niat baiknya dan Anne yang ingin membesarkan Asher di Swiss bersama Christian.     

Suara rintihan Anne membuat lamunan Jack buyar, perhatiannya pun kembali tertuju pada Anne yang sudah terlelap dengan jarum infus yang terpasang di tangan kirinya.     

"Tidurlah sayang, semuanya sudah selesai. Kau tak perlu menangis dan bersedih lagi, apa yang terjadi pada Linda dan Paul sudah digariskan oleh Tuhan,"bisik Jack liirh tepat ditelinga Anne.     

Seolah mendengar dan mengerti apa yang diucapkan sang suami perlahan rintihan Anne tak terdengar lagi, ia mulai tenang dan kembali tidur. Melihat Anne kembali tenang Jack tersenyum, ia sadar kalau kematian Linda dan Paul menjadi pukulan besar bagi Anne. Sudah banyak hal yang dilakukan suami istri itu selama ini untuk membantu Anne, terutama pada saat Anne mengilang pasca bertengkar hebar dengannya empat tahun yang lalu.     

Linda dan Paul benar-benar definisi sahabat yang sesungguhnya, keduanya menjaga Anne yang kala itu berada dalam titik terendah dalam hidupnya. Sampai akhirnya Anne melahirkan seorang bayi laki-laki sehat yang luar biasa, sepasang suami istri itu selalu ada untuk Anne. Dimana seharusnya Jack-lah yang ada pada saat-saat seperti itu.     

Setelah memberikan kecupan pada kening Anne pelahan Jack kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi tempatnya duduk dan mengangkat wajahnya tinggi-tinggi ke udara. "Aku tahu selama ini kalian percaya jika akan ada kehidupan lain setelah kehidupan kita ini selesai, kalau memang ada kehidupan lain setelah ini maka izinkan aku menjadi salah satu teman kalian seperti Anne."     

Tanpa sadar ada bulitan bening menetes dari kedua mata Jack saat ia bicara seperti itu, sepertinya bukan hanya Anne saja yang kehilangan Linda dan Paul tapi dirinya juga. "Tenanglah di surga sana dan tolong jaga putriku seperti kalian menjaga dan mengurus Christian dulu untuk menggantikan kami, Asher juga akan kami jaga dengan baik meski saat ini ia masih bersama kedua orang tua kalian. Aku bersumpah akan membuat hidup Asher berkecukupan dan selalu bahagia sehingga ia tak perlu bersedih karena sudah tak memiliki orang tua, karena mulai saat ini aku dan Anne adalah orang tua Asher,"ucap Jack lirih sebelum akhirnya ia terlelap dalam tidur dengan posisi tidur.     

Dari balik pintu kamar Erick dan Luis hanya bisa tersenyum melihat pasangan suami istri itu tidur dalam posisinya masing-masing, sebenarnya Luis masih sedikit shock karena sebelumnya Paul berhasil mengambil pistolnya secara diam-diam sebelum ia gunakan untuk bunuh diri.     

"Beberapa minggu terakhir ini benar-benar menjadi hari yang berat untuk mereka, Luis. Mulai dari kepergian princes, Linda dan Paul yang merupakan sahabat baik Nyonya serta Steffi Ganke, aku yakin Nyonya pasti sangat bersedih,"ucap Erick pelan dengan suara serak karena kelelahan.     

"Iya, aku juga bisa melihatnya betapa shock Nyonya ketika melihat Paul tadi bunuh diri."     

Seketika bulu kuduk Erick merinding saat Luis mengungkit soal Paul yang memilih mengakhiri hidupnya. "Paul dan Linda kini sudah bahagia, Luis."     

"Iya, mereka sudah bahagia. Bisa bersatu di rumah keabadian mereka dan di surga, tak seperti diriku yang masih terjebak dalam dunia ini."     

Erick langsung menoleh ke arah Luis dan langsung mencengkram tangan Luis. "Kau tidak sedang memiliki rencana untuk bunuh diri juga, kan? Jangan macam-macam Luis, kehadiranmu sangat dibutuhkan Tuan dan Christian. Kau tentu tak mau kan keluarga Clarke berantakan?"     

Luis terkekeh geli mendengar pertanyaan tak masuk akal dari Erick. "Aku bukanlah orang yang berpikir sependek itu, Erick. Buktinya aku masih tetap ada disini kan setelah anak dan istriku meninggal dalam pembunuhan berencana? Jadi kau tak usah takut, aku akan menepati janjiku pada Tuan besar untuk menjaga keluarga ini."     

Dengan cepat Erick melepaskan cengkraman tangannya pada lengan Luis dan langsung memeluk pria yang sepantaran ayahnya jika masih hidup itu. "Aku sudah melihat banyak kesedihan dan perpisahan yang menakutkan, Luis. Dan demi Tuhan, aku tak mungkin bisa lagi melihat air mata kesedihan lagi. Sudah waktunya Tuan dan Nyonya bahagia setelah semua yang terjadi selama ini."     

Luis menepuk punggung Erick perlahan. "Tenang saja, Erick. Tuan dan Nyonya pasti akan bahagia, apalagi setelah mereka melewati semua ujian berat ini. Tuhan tak akan membiarkan hamba-Nya yang percaya akan kuasa-Nya terus menderita, percaya itu. Tuhan sedang menyiapkan pelangi indah untuk Nyonya dan Tuan setelah semua peristiwa ini."     

"Amin, semoga saja begitu. Aku juga percaya."     

Luis melepaskan pelukannya pada Erick karena tenggorokannya haus, pria itu berjalan menuju bagian belakang pesawat untuk mencari minuman. Padahal sebenarnya Luis bisa meminta tolong pramugari, namun ia lebih memilih untuk mengambilnya sendiri.     

Setelah Luis pergi Erick pun memutuskan meninggalkan kamar sang tuan untuk bergabung dengan yang lain, Erick tak mau membuat tidur Jack dan Anne terganggu.     

"Kalian berdua orang baik, Tuhan pasti menyayangi kalian,"ucap Erick pelan saat sedang menutup pintu kamar itu dengan hati-hati.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.