I'LL Teach You Marianne

Bored



Bored

Anne meletakkan ponselnya diatas meja dengan hati-hati, baru saja ia mengirimkan uang untuk Asher yang saat ini dirawat kakek dan neneknya di London. Meski sebenarnya Anne ingin sekali merawat putra dari sahabat terbaiknya itu namun Anne tak bisa memaksakan kehendaknya karena walau bagaimanapun ia adalah orang luar, Asher masih memiliki kakek dan nenek kandung yang masih sehat yang mampu merawatnya. Karena itu Anne harus berbesar hati melihat bayi menggemaskan itu dirawat keluarganya.     

Sejak kembali dari Paris kegiatan sehari-hari Anne diisi dengan merawat tanaman di taman dan membaca majalah, tidak lebih dari itu. Tak memiliki teman untuk bepergian membuat Anne bingung harus melakukan apa, ia tak mungkin terus mengusik Alice. Alice harus bekerja, apalagi dia adalah sekretaris kepercayaan Jack di perusahaan. Anne juga tak bisa menahan dokter Caitlyn tinggal di Jenewa, keluarga dan tempat kerja dokter Caitlyn ada di Luksemburg.     

"Waktu makan siang sudah hampir lewat, Nyonya." Suara seorang pelayan membuat lamunan Anne buyar.     

Anne tersenyum berusaha menyembunyikan kegundahan hatinya. "Sudah jam berapa?"     

"Hampir jam satu siang Nyonya."     

Anne menghela nafas panjang, tak melakukan apapun, tak berbicara dengan orang baru selama satu minggu ini membuat kebosanan melandanya dengan cepat     

"Anda jenuh ya, Nyonya?"tanya pelayan itu kembali.     

"Terlihat kah?"     

Pelayan itu tersenyum. "Terlihat sekali, Nyonya."     

Anne meraih gelas yang berisi air putih disampingnya dan langsung menenggaknya dengan cepat. "Aku bosan, tak ada kegiatan lain yang bisa aku lakukan. Seandainya ada Christian mungkin aku tak akan sebosan ini."     

"Kenapa anda tak mencoba mencari kegiatan lain yang menyenangkan seperti para wanita di luar sana, Nyonya?"     

"Kegiatan menyenangkan seperti apa?"tanya Anne bingung.     

"Bergabung dengan grub charity atau grub para sosialita yang sedang trend itu, Nyonya. Saya sering lihat di akun media sosial saya banyak sekali wanita-wanita muda yang seumuran anda melakukan hal semacam itu, mengunjungi tempat indah, restoran mewah, butik mahal dan berfoto-foto disana untuk diunggah ke akun media sosial."     

Anne tersenyum, ia paham kemana arah pembicaraan pelayan yang sedang berdiri disampingnya itu. Alih-alih merespon perkataan pelayan itu Anne justru bangun dari kursi tempatnya duduk dan melingkarkan tangannya pada pundak pelayannya itu yang membuat gadis muda itu terperanjat kaget. "Sejak dulu aku paling tak suka melakukan hal-hal semacam itu, memamerkan eksistensi dengan mempertontonkan kemewahan. Aku sangat menghindari hal itu."     

"Kenapa begitu, Nyonya?"     

"Entahlah, mungkin karena aku berasal dari keluarga miskin aku jadi tak punya selera setinggi wanita-wanita itu. Aku takut jika bergabung dengan mereka aku akan menjadi bahan ejekkan,"jawab Anne pelan ketika meletakkan bokongnya di kursi yang empuk.     

Para pelayan lainnya yang bersiap melayani Anne makan saling pandang satu sama lain, mereka benar-benar tak percaya sang nyonya akan bicara seperti itu. Pasalnya mereka sudah banyak mendengar hal luar biasa tentang sang nyonya dari Erick dan Nicholas yang dulu lebih dulu tinggal di rumah besar ini sebelum sang nyonya dijemput dari Abeerden.     

"Anda terlalu merendah, Nyonya."     

"Iya, Nyonya."     

"Kekayaan Tuan masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan suami-suami para wanita sok paling kaya itu."     

"Iya benar."     

Anne hanya tersenyum mendengar celotehan para pelayannya, dulu yang sering memintanya untuk membuat pertemanan dengan istri para penguasaha lainnya adalah Linda. Linda yang geram melihat para wanita itu pamer kemewahan di sosial media meminta Anne untuk melakukan hal yang sama supaya mereka sadar bahwa diatas mereka masih ada orang yang jauh lebih kaya, namun karena Anne memang tak memiliki jiwa seperti itu tak pernah mau melakukan apa yang Linda perintahkan.     

"Oh iya siapa yang masak ini?"tanya Anne pelan menyela pembicaraan para pelayannya yang masih membicarakan gaya hidup para sosialita yang sedang meresahkan masyarakat akhir-akhir ini karena gaya hidup mereka yang terlampu mewah.     

Seorang pelayan berambut merah melangkah maju. "Saya Nyonya, apa anda tidak suka, Nyonya?"     

"Hmm bukan, aku justru ingin memujimu. Ini enak, aku baru pertama kali memakannya. Apa ini namanya?"     

"Makanan itu namanya Stroganoff, Nyonya. Salah satu makanan khas asal Rusia tanah kelahiran nenek saya."     

Anne menyeka bibirnya dengan sapu tangan. "Oh kau memiliki darah Rusia?"     

Pelayan itu menganggukkan kepalanya dengan cepat menjawab pertanyaan Anne, tak lama kemudian terjadilah sesi perkenalan singkat kembali para pelayan itu dengan Anne. Anne tersenyum bahagia saat mengetahui para pelayannya memiliki banyak ras, rasanya sudah lama sekali Anne tak sesenang ini. Tertawa lepas saat berbincang dengan orang lain.     

Percakapan mereka pun selesai pada saat Anne menerima telepon dari Jack yang menanyakan kegiatannya hari ini, Jack juga mengatakan kalau hari ini ia akan pulang lebih malam dari biasanya karena harus mengurus pekerjaan yang cukup penting bersama Alice dan Erick.     

"Baiklah, aku tutup ya. I love you, babe."     

Anne tersenyum ke arah kamera dimana Jack saat ini sedang memajukkan bibirnya seperti sedang mencium Anne. "Love you to."     

Anne menghela nafas ketika layar ponselnya kembali menunjukkan wallpaper foto pernikahannya dengan Jack, kedua matanya menatap ke arah jam yang berada dibagian atas layar ponselnya.     

"Jam dua siang, hufff...sungguh aku sudah jenuh sekali. Tak ada satupun kegiatan yang bisa aku lakukan dirumah ini,"ucap Anne lirih menatap para pelayan yang sebelumnya bercengkrama dengannya tengah merapikan meja makan dengan cekatan.     

Karena sudah benar-benar bosan Anne akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di luar mencari udara segar, namun baru saja akan menuju taman samping yang berbatasan dengan tempat bermain dua harimau asal siberia peliharaan sang suami ekor mata Anne menangkap salah satu mobil kesayangan suaminya sedang dibersihkan oleh beberapa pelayan.     

Seketika kedua mata Anne pun berbinar. "Akh aku tahu harus melakukan apa."     

Tanpa berpikir dua kali Anne kemudian bergegas masuk ke dalam rumah kembali, dengan sedikit berlari Anne pergi menuju kamarnya yang ada dilantai dua. Sepuluh menit kemudian Anne sudah berganti pakaian, ia menggunakan celana jeans ketat yang membentuk tubuh dengan kemeja over size yang membuatnya terlihat swag dan sneakers yang memiliki warna yang sama dengan topi yang sedang Anne gunakan saat ini. Berdandan seperti itu membuat Anne terlihat seperti anak muda, tak akan ada yang tahu kalau dia adalah seorang ibu yang sudah melahirkan dua anak.     

Setelah meraih salah satu kunci mobil milik Jack dari lemari khusus Anne kemudian bergegas keluar dari rumah menuju ke garasi mobil.     

"Yang mana mobil dari kunci yang aku pegang ini?"tanya Anne pelan seraya mengulurkan kunci yang sedang ia pegang pada dua orang pria yang sedang membersihkan mobil Lamborgini Aventador berwarna hitam metalik.     

"Itu kunci mobil ini, Nyonya."     

Anne menaikkan satu alisnya. "Kunci lamborgini ini?"     

"Iya."     

Anne terlihat ragu beberapa saat sebelum akhirnya ia tersenyum dan meminta kedua pelayan itu untuk menyiapkan mobil Lamborgini Aventador untuk ia gunakan, meski awalnya bingung kedua pelayan itu pun akhirnya melakukan apa yang diperintahkan sang nyonya. Anne langsung memasang sabuk pengaman pada tubuhnya sebelum akhirnya menginjak pedal gas mobil mahal itu dan memacunya di jalanan Jenewa seorang diri. Tujuan Anne siang ini adalah berputar-putar di Jenewa, menikmati suasana kota seorang diri untuk membuang rasa jenuhnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.