I'LL Teach You Marianne

From start again



From start again

Anne berdiri didepan makam yang masih baru, kedua matanya berkabut menatap nisan berbentuk salib yang sudah terpasang. Tertulis jelas nama Steffay Ganke pada batu nisan itu.     

Dengan tangan bergetar Anne meletakkan bunga lily putih diatas makam Steffi, baru tiga jam yang lalu mereka bertatap muka, berbicara melalui skype. Namun kini Steffi sudah tenang berada di rumah barunya.     

"Aku harap kau tenang sekarang, Steffi. Tenang saja, aku sudah memaafkan semua kesalahanmu. Jadi kau tak perlu membawa penyesalan ke hadapan Tuhan. Terima kasih atas semuanya, Steffi. Semua informasi yang kau berikan padaku sangat berguna untuk suamiku menindak mereka-mereka yang punya niat jahat pada kami, seandainya ada kehidupan lagi setelah ini aku harap benar-benar bisa menjadi temanmu kembali. Beristirahatlah dengan tenang, sekali terima kasih atas semuanya, Steffi."     

Anne mengusap nisan batu milik Steffi dengan mengucapkan kata-kata terakhirnya, tadi dua jam yang lalu ketika ia tak menemukan wajah Steffi di layar laptop saat mereka sedang berbicara Anne kemudian memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan pesawat jet supaya ia bisa kembali ke Swiss. Setidaknya bisa menghadiri pemakanan Steffi, namun karena ada beberapa hal yang harus diurus terlebih dahulu alhasil Anne tiba di Swiss lima belas menit setelah Steffi dikebumikan. Beruntung jarak Luksemburg dan Swiss tidak terlalu jauh sehingga Anne saat ini sudah berada didepan makam Steffi.     

Perlahan Anne bangun dari tempatnya berlutut dan kembali membelai batu nisan Steffi.     

"Sampaikan salamku jika kau bertemu nenek Chaterine, Stef. Sampai jumpa."     

Dan Anne kemudian melangkahkan kakinya menjauhi makam Steffi untuk menyusul Jack ke kantor polisi, Anne tahu saat ini Jack sudah membawa Leon dan Edmund beserta Jhonny atas tuduhan bekerja sama untuk membunuhnya. Semua bukti baru yang Jack miliki membuat ketiga orang itu tak berkutik, Anne tidak bermaksud untuk bertemu dengan Leon karena sebelumnya sudah mengeluarkan semua uneg-uneg yang ia tahan selama ini. Tujuan Anne datang ke kantor polisi adalah ingin melihat Jack meminta hukuman berapa lama bagi ketiga pria itu.     

Saat Anne tiba dikantor polisi sudah banyak mobil didepan kantor polisi itu beserta puluhan orang yang membawa kamera memadati pintu masuk utama kantor polisi yang pasti akan sangat sulit sekali untuk menembusnya, dari dalam mobil Anne menghela nafas panjang. Frustasi.     

"Tenang, Nyonya. Kita bisa masuk kekantor polisi itu melalui jalan lain tanpa harus menyingkirkan paparazi itu,"ucap Gustaf salah satu anggota the warrior yang menjemputnya ke bandara.     

Anne mengalihkan pandangannya dari para wartawan ke arah Gustaf. "Bagaimana caranya?"     

Gustaf tersenyum, alih-alih menjawab pertanyaan yang diberikan sang nyonya pria itu justru melepas sabuk pengamannya dan keluar dari dalam mobil berputar ke sisi mobil yang lain untuk membantu Anne keluar dari mobil. Begitu Anne keluar dari mobil Gustaf langsung merentangkan tangan kirinya memberikan kode pada sang nyonya untuk berjalan, Anne yang sebenarnya tak mengerti dengan kode yang Gustaf berikan mencoba untuk berjalan. Dalam pikiran Anne saat ini adalah bisa menemui Jack, itu saja. Karena itu Anne mematuhi apapun yang Gustaf instruksikan padanya.     

Tak butuh waktu lama akhirnya Anne pun berhasil masuk kekantor polisi melalui pintu lain bersama Gustaf, kini Anne sudah berdiri dibelakang Jack yang telihat sangat menggiurkan. Celana panjang yang ketat ditubuhnya membentuk sempurna tubuh bawahnya, belum lagi dengan kemeja yang sudah digulung sampai lengan. Anne bisa menebak kalau saat ini Jack pasti juga sudah membuka beberapa kancing bajunya yang akan, shit. Bisa-bisanya dalam situasi seperti ini pikiran Anne melayang-layang tak jelas!     

Setelah menepuk pipinya yang terasa panas Anne kembali berdiri tegak, berusaha menghilangkan pikiran mesumnya pada Jack dan fokus dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Di depan Jack sudah duduk Leon, Edmund dan Jhonny yang tertunduk dalam, ketiganya tak bisa bicara apa-apa ketika seorang polisi memberikan bukti-bukti kejahatan mereka dihadapan puluhan wartawan yang sedang merekam dan menayangkan siaran langsung penangkapan ketiga pria yang diduga berkomplot untuk membunuh Jackson Knight Clarke.     

"Mereka akan diproses sesuai hukum yang berlaku di negara kita,"ucap salah seorang polisi yang sedang menunjukkan bukti-bukti kejahatan mereka pada para wartawan.     

"Apakah Tuan Ganke yang berkewarganegaraan Jerman juga akan mendapat hukuman?"     

"Apakah pihak kepolisian Jerman sudah mengetahui kasus ini?"     

Polisi yang sebelumnya bicara itu kemudian mengangkat tangannya ke udara, meminta para wartawan untuk diam.     

"Kami sudah menghubungi pihak kepolisian Jerman dan mereka memberikan hak kepada kami memproses masalah ini karena kejahatan ini terjadi dalam wilayah hukum negara kita, jadi untuk Tuan Ganke ia akan diproses sama seperti Tuan Edmund dan Jhonny Immanuel yang sebelumnya memakai nama belakang Muller,"jawab polisi itu kembali sambil tersenyum.     

Puluhan blitz langsung menyala begitu polisi itu selesai berbicara, semua wartawan itupun memberikan pertanyaan-pertanyaan lain yang dijawab dengan sabar oleh sang polisi. Sementara Jack perlahan berjalan mundur, mencoba menjauhi kerumunan itu dan tersenyum saat melihat Anne tengah berdiri tak jauh darinya. Tanpa pikir panjang jack kemudian berjalan dengan cepat ke tempat Anne dan Gustaf berdiri meninggalkan Erick dan Luis yang sedang sibuk berbicara dengan beberapa polisi lainnya.     

"Aku kira kau pulang."Jack bertanya lembut pada Anne yang sudah berada dalam dekapannya.     

Anne tersenyum. "Iya aku baru pulang dari rumah Steffi yang baru."     

"Kau sudah mengunjunginya?"     

"Tentu saja, memangnya apa yang membuatku terbang dari Luksemburg ke Swiss kalau bukan karena ingin menemui Steffi?"     

Jack terkekeh geli, ia mengerti kemana arah pembicaraan Anne. "Kalian dulu pasti sangat dekat satu sama lain, ya?"     

"Tidak begitu, hanya saja Steffi adalah teman pertamaku..."     

"Seumur hidupmu?"     

Bibir Anne melengkung. "Setelah Selma tentunya, karena itu ketika aku melihat mereka berknianat rasanya sakit sekali. Karena itu aku tak mau menjalin pertemanan dengan siapapun lagi."     

"Linda, lau Linda apa?"     

Anne terkekeh. "Pengecualian untuknya, Linda lebih spesial dari itu."     

"Termasuk dariku?"Jack langsung menyahut perkataan Anne dengan cepat.     

Alih-alih menjawab pertanyaan yang diberikan Jack, Anne justru memilih melepaskan tangan Jack yang melingkar di tubuhnya dan langsung berbalik, meninggalkannya menuju pintu yang sebelumnya ia lewati bersama Gustaf ketika masuk kedalam kantor polisi.     

Bibir Jack terbuka lebar, ia terkejut melihat Anne pergi begitu saja. Meninggalkan dirinya. Damn. Setelah pikirannya kembali singkron Jack kemudian melangkahkan kakinya menyusul sang istri yang sudah hilang dari pandangannya, Jack bersumpah malam ini tak akan melepaskan Anne dan membuat seluruh tubuhnya mengkilat karena basah dengan keringat dibawah tubuhnya dengan terus menyebut namanya berkali-kali ketika ia menghujam tubuhnya dengan semua cinta yang ia miliki seperti biasanya. Anne sudah sembuh, ia bahkan sudah diperbolehkan dokter hamil lagi. Karena itu Jack tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ia miliki, termasuk membuat Anne segera hamil lagi. Empat anak, itu jumlah anak yang Jack inginkan dari Anne sebagai penganti saudara Christian dan little princess yang sudah pergi ke surga.     

"Setelah semua hama ini mendapatkan balasan yang setimpal kita bisa hidup dengan tenang lagi, sayang. Semua cerita kita akan kembali kita rangkai hari ini." Jack membatin saat berjalan dibelakang Anne yang sedang melihat kupu-kupu yang sedang menari-nari diatas bunga yang ada ditaman milik kantor polisi yang baru saja mereka tinggalkan.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.