I'LL Teach You Marianne

Back to home



Back to home

Helaan nafas panjang dari Anne keluar ketika dia melihat pesawat baru milik Jack yang sudah berada di depan matanya, pesawat jet Embraer Lineage 1000E dengan harga USD 1000 juta itu Jack beli secara khusus sebagai sebuah kado untuk Anne dan Christian yang sudah kembali padanya. Anne benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran Jack yang bisa mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk membeli sebuah pesawat jet baru, padahal sebenarnya ia sudah memiliki dua pesawat jet lainnya yang juga tak kalah besar dari pesawat barunya ini.     

"Wow...This plane is huge."     

"Do you like it, Boy?"     

Jack langsung memberikan pertanyaan kepada putra sulungnya yang sedang terkagum-kagum dengan pesawat barunya, pesawat itu memiliki logo huruf C besar di samping kanan dan kiri bodynya.     

"Sure, i like this plane, Daddy." Christian memekik girang.     

"Ok, This plane is for you then."     

Christian langsung menoleh ke arah sang ayah dengan mata terbuka lebar. "Are you sure, Daddy?"     

"Tentu saja, Daddy tidak pernah berbohong. Lagipula Daddy juga sudah punya pesawat yang lain di rumah, jadi pesawat ini untukmu saja,"jawab Jack pelan tanpa rasa bersalah, memamerkan kekayaannya pada Christian.     

Ck, Anne menggeleng pelan mendengar perkataan suaminya yang sedang menularkan gaya hidupnya pada putranya.     

Mendengar perkataan sang ayah membuat Christian langsung melompat-lompat kegirangan, anak itu sangat senang ketika mengetahui kalau dirinya memiliki sebuah pesawat baru yang sangat besar. Pesawat miliknya sendiri bukan milik orang lain.     

"Sayang, jangan seperti itu. Kau bisa terjatuh." Anne berusaha menghentikan Christian yang masih melompat-lompat di hadapan mereka.     

Karena suara Anne cukup tinggi Christian merasa seperti sedang dimarahi, secara reflek ia langsung berhenti dan langsung menatap ayahnya dengan pandangan memelas, meminta perlindungan.     

"Oh, boy. Come to Daddy, Mommy is really naughty, so let's get on the plane. Leave Mommy alone,"ucap Jack spontan saat meraih tubuh Christian dan menggendongnya dengan erat, Jack berusaha meraih hati Christian agar berada dalam pihaknya.     

Christian tak merespon perkataan sang ayah, ia sudah terlanjur sakit hati dengan perkataan ibunya. Anak itu pun memilih menenggelamkan wajahnya di pakaian mahal sang ayah, menangis disana mengotorinya dengan air mata. Jack secara sabar menepuk-nepuk punggung putranya dengan lembut.     

"See, kau ini benar-benar. Tak bertemu anakmu dua hari tapi sudah membuatnya menangis,"sengit Jack kesal.     

"Lho, kenapa jadi aku yang disalahkan?"     

"Ya memang kau yang bersalah, memangnya aku harus menyalahkan siapa?"sahut Jack ketus sambil berlalu dari hadapan Anne berjalan menuju anak tangga untuk masuk ke dalam pesawat.     

Anne mengelus dadanya perlahan, Jack benar-benar sangat menyebalkan sekali. Karena pesawat akan segera terbang Anne akhirnya masuk ke dalam pesawat diikuti Erick dan Nicholas dibelakang. Begitu masuk kedalam pesawat Anne kembali dikejutkan apa yang ia lihat, interior di dalam pesawat yang sangat mewah membuatnya benar-benar tak bisa berkata-kata. Jack sepertinya jauh lebih gila dibanding beberapa tahun yang lalu saat Anne mengetahui fakta bahwasanya Jack adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan besar di Swiss.     

"Silahkan duduk, Nyonya. Kita akan segera berangkat."     

Ucapan Erick langsung membuyarkan lamunan Anne.     

"Ok, oh iya kita membutuhkan waktu berapa lama Erick?"tanya Anne lembut.     

"Perjalanan kita kali ini akan menempuh waktu sekitar 8 jam 15 menit, Nyonya."     

Anne menganggukkan kepalanya merespon perkataan Erick, karena melihat Jack dan Christian sudah mengenakan sabuk pengaman akhirnya Anne memutuskan untuk segera duduk di kursi yang berada tak jauh di samping suami dan anaknya itu. Semua kursi yang ada di dalam pesawat itu sangat nyaman, sehingga Anne yang baru saja selesai memasang sabuk pengaman pada tubuhnya langsung mengantuk. Dua hari tak dibiarkan keluar dari kamar oleh Jack membuat Anne nampak lebih kurus dari sebelumnya, bahkan lingkaran hitam dibawah matanya juga masih terlihat meskipun Anne sudah berusaha menyamarkannya dengan menggunakan concealer. Jadi ketika ia menemukan tempat duduk yang nyaman secara reflek tubuhnya bereaksi, rasa lelah yang luar biasa membuatnya akhirnya langsung tertidur pulas begitu menyandarkan kepalanya pada bantalan kecil di kursi.     

Tak lama kemudian pesawat jet Embraer Lineage 1000E itu pun mulai mengudara meninggalkan tanah Aberdeen untuk menuju Jenewa, Swiss. begitu ketinggian pesawat sudah stabil Jack melepaskan sabuk pengaman yang terpasang pada tubuh putranya, ia membiarkan Christian berlarian di dalam pesawat. Sebenarnya Christian sudah beberapa kali naik pesawat, namun baru kali ini ia naik pesawat yang sangat besar dan nyaman. Karena itulah ia berlarian kesana kemari, kegirangan dan terus tertawa. Apalagi saat ini didalam pesawat banyak sekali permainan yang sudah disediakan sebelumnya oleh para pramugari, Christian benar-benar sangat dimanjakan oleh Jack.     

Jack baru sadar Anne sudah tidur saat ia melihatnya tak merespon satu patah katapun yang diucapkan oleh seorang pramugari yang mencoba menawarkan makanan dan minuman padanya. Dengan hati-hati Jack melepaskan sabuk pengaman yang terpasang pada tubuh Anne, setelah memastikan tubuh Anne terlepas dari ikatan sabuk pengaman Jack kemudian membawa Anne menuju kamar yang ada di pesawat. Christian tak menyadari kalau kedua orang tuanya pergi, ia masih asik bermain bersama Erick dan Nicholas yang kini sudah ikut terduduk di lantai sedang ikut menyusun puzzle bergambar gajah dan singa.     

Jack membaringkan tubuh Anne yang terasa lebih ringan dari dua hari sebelumnya dengan hati-hati diatas ranjang, Jack pun akhirnya menyadari kalau Anne sudah kehilangan berat badannya. Dengan penuh cinta Jack menyibak rambut pendek Anne yang menutup wajahnya, kalau dulu Jack sangat marah sekali setiap kali Anne membahas soal keinginannya memotong rambut menjadi lebih pendek namun saat ini ia justru tak marah ketika Anne sudah menggunakan gaya rambut pendek. Jack justru merasa Anne terlihat lebih cantik dan seksi dengan potongan rambutnya yang baru, Jack merasa Anne lebih menggairahkan dengan gaya rambutnya yang baru. Setidaknya Jack tak akan terganggu lagi dengan rambut yang panjang itu, ketika ia ingin bermain-main di area dada Anne.     

"Tidurlah, sepertinya dua hari ini aku sudah terlalu bersemangat. I love you Anne, i love you istriku."     

Jack membisikan beberapa patah kalimat di telinga Anne sebelum akhirnya ia menutupnya dengan memberikan kecupan kecil di pipi dan kening Anne, Anne yang benar-benar sudah masuk ke alam mimpi hanya bergerak sedikit merespon ciuman yang mendarat di pipinya. Jack pun terkekeh geli ketika melihat gaya tidur istrinya yang seperti anak kecil, Anne menggunakan bantal sebagai boneka untuk ia peluk.     

Jack lalu mematikan lampu di kamar itu supaya memberikan kenyamanan untuk Anne sebelum akhirnya menutup pintu dengan hati-hati, dua orang pramugari yang sempat melihat perlakuan Jack kepada istrinya nampak tersenyum. Setelah kembali dari kamar Jack lalu ikut bergabung bersama sang putra dan kedua asistennya yang sedang bermain monopoli, baru kali ini Erick dan Nicholas gagal melakukan tugasnya. Pasalnya saat ini kedua orang itu benar-benar di dikalahkan dengan mudah oleh Christian yang sangat pandai bermain monopoli, wajah-wajah frustasi nampak terlihat jelas pada Erick dan Nicholas yang tak terima dikalahkan sang tuan muda.     

Jack yang gemas lalu mengacak-acak rambut sang putra yang sedang membodoh-bodohi Erick dan Nicholas.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.