I'LL Teach You Marianne

The lost



The lost

Semilir angin musim panas yang berhembus di Luksemburg membuat suasana duka semakin terasa, kehamilan Linda yang merupakan hasil program in vitro fertilization atau yang biasa disebut bayi tabung membuat semua dokter yang ada dirumah sakit mengenalnya dengan baik. Apalagi para dokter itu tahu kalau pasien spesial mereka itu adalah sahabat baik sang nyonya Clarke.     

Karena itu saat ini ketika kabar meninggalnya Linda akibat pendarahan membuat semua orang yang ada dirumah sakit itu berduka, baik para petugas medis atau staf yang lain. derap langkah sepatu banyak orang yang berasal dari rombongan pria berpakaian serba hitam yang mengawal Anne dan Jack membuat semua orang yang ada dirumah sakit itu menjauh, seolah memberi jalan pada rombongan itu agar bisa sampai tepat waktu ke kamar duka.     

Sekitar empat jam yang lalu Jack yang berada dalam pengaruh alkohol mendapatkan telepon dari dokter Caitlyn yang mengabarkan kondisi Linda yang kritis pasca pasca melahirkan karena mengalami pendarahan, beruntung Jack adalah peminum yang cukup baik sehingga dalam kondisi yang tidak sepenuhnya sadar Jack mampu mencerna kabar buruk itu. Tanpa pikir panjang Jack lalu menghampiri Anne dan mengabarkan kondisi Linda, Anne yang sedang sangat lelah dan dalam kondisi berduka awalnya tak menganggap serius ucapan Jack. Apalagi Jack saat berbicara dengannya dalam pengaruh alkohol, namun setelah Anne membaca pesan yang dikirimkan dokter Caitlyn akhirnya Anne baru yakin kalau Jack tidak sedang bergurau.     

Pada saat Anne berhasil membawa Jack turun ke lantai satu ia dikejutkan dengan keberadaan Erick dan Luis yang baru saja tiba di depan mansion, sepertinya kedua orang itu juga sudah mendapatkan kabar terkini soal Linda. Karena itu keduanya langsung meluncur ke mansion. Anne beruntung karena semua anak buah Jack adalah orang-orang yang cekatan dan pengertian, terbukti pada saat mereka pergi ke bandara Alice sudah mengurus semuanya dengan baik dari kantor. Menggunakan pesawat jet G650 Anne dan Jack beserta rombongan pergi ke Luksemburg.     

Selama penerbangan Anne berusaha untuk tak menangis, ia berusaha menenangkan dirinya dan terus berdoa dengan tangan yang memegang rosario. Anne mendoakan Linda, sahabat satu-satunya yang sangat berjasa dalam hidupnya. Satu-satunya orang yang mau berteman dengan tulus padanya tanpa mengambil keuntungan.     

"Linda.."     

"Di kamar VIP lantai 5 no 15, Nyonya,"sahut seorang suster yang sudah menunggu kedatangan Anne.     

Tanpa mengucapkan terima kasih Anne langsung bergegas menuju lift yang sudah ditahan oleh seorang suster lainnya, semua staf rumah sakit yang sudah tahu akan kedatangan sang nyonya Clarke pun bersiap di tempatnya masing-masing untuk menyambut sang nyonya. Karena itu tak heran begitu melihat Anne datang mereka langsung berdiri di posnya masing-masing.     

Anne berlari terlebih dahulu meninggalkan Jack dan yang lain, ia sangat tidak tenang dan ingin segera bertemu dengan Linda. Dokter Caitlyn sebelumnya mengatakan kalau Linda masih dalam kondisi kritis dan sedang berusaha diselamatkan, karena itu saat ini Anne yakin kalau Linda pasti baik-baik saja. Anne berusaha menutupi perasaan tak enak dalam dirinya saat ini, meski bibir Anne terus mengatakan Linda baik-baik saja akan tetapi hati kecilnya mengatakan tidak. Karena itu Anne berusaha untuk segera tiba di kamar perawatan Anne untuk melihat kondisinya.     

"Linda!!!!"     

Teriakan Anne terhenti di udara saat ia sampai di kamar perawatan Linda, suara di tenggorokan Anne pun terhenti saat melihat ke arah ranjang dimana saat ini Linda sudah berbaring dalam kedamaian dalam posisi yang sangat tenang, seluruh tubuhnya sudah di tutup kain putih menyisakan bagian wajah.     

Dokter Olivia dan dokter Caitlyn yang sebelumnya membantu proses persalinan Linda langsung menoleh ke arah pintu yang dibuka secara tiba-tiba oleh Anne.     

"L-linda..."     

Dokter Caitlyn yang lebih dekat dengan Anne perlahan berjalan mendekatinya yang saat ini sudah mematung tepat didepan ranjang tempat Linda berbaring. "Maafkan kami, Linda sudah berjuang dengan sangat luar biasa. Tapi sepertinya Tuhan lebih menyayanginya."     

Anne mengalihkan pandangannya dari Linda pada dokter Caitlyn, matanya yang sudah sembab menatap penuh harap pada dokter paruh baya itu. "Anda sedang bergurau kan, dok?"     

"Maafkan kami, Anne."     

Air mata Anne kembali mengalir deras dari kedua matanya, kalau saja tak ada dokter Linda mungkin saja saat ini Anne sudah terjatuh menyentuh lantai karena kedua kakinya tiba-tiba tak mampu menahan berat tubuhnya.     

"Ikhlaskan, Anne. Linda sudah tenang, mimpinya sudah tercapai. Aku yakin Linda saat ini pasti sudah sangat bahagia saat ini,"ucap dokter Caitlyn kembali berusaha menenangkan Anne yang sudah mulai menangis.     

Anne tak memperdulikan perkataan dokter Caitlyn, berkali-kali ia memanggil nama Linda dengan suara yang hampir habis. Jack yang sudah sadar dari pengaruh alkohol hanya bisa diam mematung didepan pintu saat melihat istrinya menangis di lantai dalam pelukan dokter Caitlyn, kedua mata birunya menatap tajam pada Linda yang sudah tidur dalam damai di atas ranjang.     

Jack berjalan mendekati ranjang untuk memberikan penghormatan terakhir pada sahabat istrinya yang semasa hidupnya tak pernah akur dengan dirinya, Jack bahkan pernah tak menyukai Linda karena Linda mendukung Aaron untuk bisa menjadi kekasih Anne saat itu ketimbang dirinya. Namun kali ini, ketika melihat wanita itu sudah menutup matanya rapat-rapat ada sedikit rasa kehilangan dalam diri Jack.     

Pertemuan terakhirnya dengan Linda adalah satu tahun yang lalu saat ia menjemput Anne dan Christian dari Abeerden, Skotlandia. Saat itu Linda terlihat marah dan sangat tidak menunjukkan persahabatan padanya karena Linda tahu betapa dalam luka yang Jack berikan pada Anne, Jack yang sangat menyesal pun membujuk Linda untuk membantunya membujuk Anne agar mau kembali padanya.     

"Terima kasih Linda, terima kasih atas semuanya. Istirahatlah dengan damai, putramu akan menjadi tanggung jawabku,"ucap Jack dalam hati sembari menundukkan kepalanya sedikit, kedua mata Jack sudah sedikit berkaca-kaca. Ia masih tak percaya wanita galak itu kini sudah lebih dulu pergi ke surga dengan cara yang sangat mulia, mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan sang buah hati.     

Dibelakang Jack saat ini Erick dan Luis juga ikut mendoakan Linda dalam hati, kedua pria beda generasi itu melakukan hal yang sama seperti Jack. Sedikit mendukkan kepalanya selama beberapa detik sebelum akhirnya kembali berdiri tegak.     

"Linda...kenapa, kenapa kau seperti ini?"     

"Kau mengingkari janji persahabatan kita, Linda."     

"Hiks...Lindaa..."     

Suara tangisan Anne sangat menyayat hati dan cukup membuat semua orang ada diruangan itu ikut terbawa suasana, bahkan Jack sudah terlihat khawatir melihat kondisi sang istri yang masih menyebut nama Linda dalam pelukan dokter Caitlyn. Jack tahu bagaimana persahabatan istrinya dan Linda, karena itu Jack bisa memahami kesedihan Anne saat ini.     

"Maafkan kami, Tuan. Kami tak berhasil menyelamatkannya,"ucap dokter Olivia lirih membuyarkan tatapan Jack pada Anne.     

Jack perlahan menatap pada dokter Olivia yang sedang berdiri disisi ranjang yang lain, tepat dihadapan Jack. "Tidak dokter, anda dan yang lain sudah berusaha dengan sangat luar biasa. Jangan menyalahkan diri seperti itu."     

Dokter Olivia mengangkat wajahya yang terlihat sangat bersedih ke arah Jack. "Kami sudah berusaha semampu kami, Tuan."     

"Aku tahu, kalian adalah dokter terbaik. Sepertinya Tuhan memang lebih menyayangi Linda, dok. Linda saat ini sudah tenang, kita tak boleh terus meratapinya. Jangan buat kepergian Linda penuh kesedihan, aku yakin Linda sudah sangat bahagia diatas sana. Mimpinya untuk memiliki putra sudah tercapai,"ucap Jack pelan berusaha menguatkan dokter Olivia yang sangat sedih.     

Air mata dokter Olivia menetes, membasahi pipinya yang pucat. Sementara itu dokter Caitlyn nampak tersenyum mendengar perkataan Jack, meskipun saat ini ia masih berusaha untuk menenangkan Anne yang amsih saja terus menangis memanggil nama Linda.     

"Dimana Asher?"     

"Ada diruangan khusus bayi bersama sang ayah yang tak berhenti melepaskan pelukannya dari tubuh bayi malang itu, Tuan,"jawab salah seorang suster yang sebelumnya melihat kondisi Asher diruangan bayi.     

Jack memijat kepalanya. "Sudah berapa lama?"     

"Sudah satu jam semenjak istrinya dinyatakan meninggal, Tuan."     

"Jesus."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.