I'LL Teach You Marianne

Suami pencemburu



Suami pencemburu

"Saya tidak yakin keaslian surat ini, Nyonya. Memang benar nama firma hukum dan pengacara ini ada tapi rasanya aneh saja untuk keluarga Llyod yang terkenal itu sampai mengambil alih lagi tanah yang sudah dijadikan panti asuhan seperti ini,"ucap Joseph pelan pada Anne, Joseph adalah satu dari sepuluh pengacara profesional yang dipekerjakan Jack untuk mengurus semua aset-aset pribadinya.     

Anne menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berpikir seperti itu, apalagi putra mereka Chester Llyod adalah orang penting. Ini sangat tidak masuk akal sekali."     

"Apa anda butuh bantuan saya untuk mendatangi mereka, Nyonya?"     

Anne langsung mengibaskan kedua tangannya di udara. "Tidak, jangan seperti itu. Itu sangat tidak etis, apalagi pihak panti asuhan tidak bicara apa-apa. Aku datang ke kantormu juga hanya untuk menanyakan keaslian surat ini saja bukan untuk memintamu datang ke rumah keluarga Llyod, Joseph."     

"Maafkan kelancangan saya, Nyonya."     

"It's ok, itu bukan masalah besar. Kau tak perlu minta maaf, baiklah kalau begitu aku pulang. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu lagi."     

"Siap Nyonya, mari saya antar..."     

"Aku bukan anak kecil, Joseph. Kau tak perlu mengantarku seperti itu."Anne langsung memotong perkataan salah satu pengacaranya itu dengan cepat sambil tersenyum lebar. "Ya sudah aku pulang, selamat bekerja kembali.     

Joseph menundukkan kepalanya memberikan hormat pada Anne yang berjalan pergi dari ruangannya dengan membawa surat peringatan dari kantor pengacara yang ingin menggusur panti asuhan yang menjadi tempat Anne mendonasikan uang dan barang-barang. Saat Anne berjalan menuju lift beberapa anak magang yang bekerja di law firm yang dipekerjakan Muller Finance Internasional terkesima melihat Anne, banyak dari mereka yang belum tahu siapa wanita cantik yang baru saja pergi itu.     

Bahkan salah satu anak magang yang paling lama masih menatap lift yang sudah membawa Anne turun dari lantai itu, pesona seorang nyonya Clarke memang berbeda. Meski tak memakai riasan lengkap atau pakaian ketat yang membentuk tubuhnya namun Anne sudah mampu memikat lawan jenisnya dengan mudah dan hal inilah yang belum disadari oleh Anne dengan baik. Karena alasan itu juga Jack memerintahkan anak buahnya untuk mengawal Anne kemanapun ia pergi.     

Joseph yang berniat untuk mengambil minum di pantry langsung menaikkan satu alisnya saat melihat empat pekerja magangnya masih mematung menatap ke arah lift yang sudah tertutup, aroma parfum yang digunakan sang nyonya masih sangat tercium jelas diarea itu. Dengan cepat Joseph pun tahu apa penyebab pekerja magangnya itu masih mematung di tengah jalan, tanpa bersuara Joseph melangkahkan kakinya menuju tempat keempat anak magangnya itu mematung.     

"Apakah wanita cantik itu yang membuat kalian mematung seperti ini?"tanya Joseph pelan.     

"I-iya, wanita yang baru saja pergi itu benar-benar luar biasa. Apa kau..."     

Ucapan anak magang itu langsung terhenti saat melihat siapa orang yang baru saja berbicara dengannya.     

"Sir.."     

"Kenapa? Kenapa tak melanjutkan ucapanmu tadi, hem?"Dengan tangan yang dilipat di dada Joseph langsung menginterogasi keempat anak magang yang sudah berani kurang ajar itu.     

Tak ada jawaban dari keempat anak muda itu, mereka hanya bisa menundukkan wajahnya dengan mulut terkunci rapat.     

"Sepertinya kalian anak muda yang tak tahu apa-apa ya, apa kalian tahu siapa wanita yang baru saja menjadi objek mata liar kalian itu, hah?"hardik Joseph dengan keras.     

"Tidak tahu, Sir."     

"Maaf Sir."     

Rahang Joseph semakin keras. "Wanita tadi adalah Nyonya Clarke, istri dari orang yang semua asetnya di urus law firm ini. Beliau adalah Nyonya Marianne Clarke istri dari Tuan Jackson Knight Clarke."     

Keempat pekerja magang itu langsung bergetar hebar saat mendengar nama Jack disebut, meski belum bertemu secara langsung dengan Jack namun nama besarnya cukup membuat mereka takut untuk mengangkat wajah jika bertemu dengannya.     

"Bayangkan apa yang akan Tuan Clarke lakukan jika beliau tahu istrinya dijadikan objek liar kalian, para pekerja di kantor hukum yang ia sewa untuk mengurus semua perusahaan dan aset-asetnya di Eropa dan Australia ini. apa kalian bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada masa depan kalian jika hal itu terjadi?"     

Keempat pekerja magang itu langsung berhambur menyentuh tubuh Joseph secara bersamaan, ada yang menyentuh tangan, pundak dan pundaknya. Mereka berempat ketakutan mendengar perkataan yang baru diucapkan Joseph. Suara tangis para pemuda yang baru lulus kuliah itu akhrinya membuat Joseph luluh, karena sebenarnya itu bukan sepenuhnya salah mereka. Sebagai pria normal rasanya wajar jika mengagumi wanita cantik, apalagi jika wanita itu seperti Anne yang benar-benar paket komplit.     

Joseph berdehem. "Kali ini aku ampuni kalian, tapi jangan ulangi lagi. ingat baik-baik kejadian ini."     

"Siap Sir, kami akan mengingat pesan anda dengan baik."     

"Iya Sir, kami berjanji akan lebih sopan dan hati-hati lagi."     

"Baik Sir."     

"Sudah-sudah, lebih baik kalian pergi. Jangan berbuat kesalahan lagi jika masih ingin bekerja di kantor ini,"ucap Joseph dengan cepat mengusir para pekerja magang yang masih shock itu.     

Tanpa diperintah dua kali keempat anak muda bau kencur itu langsung pergi dari hadapan Joseph untuk melanjutkan pekerjaannya kembali.     

Joseph menghela nafas panjang. "Andai saja aku tak tahu kalau tadi adalah istri dari orang yang sudah membayar kantor ini, mungkin saja aku akan melakukan hal yang sama seperti keempat anak itu. Tuan Clarke benar-benar beruntung mendapatkan istri secantik Nyonya Marianne,"gumam Joseph lirih memuji kecantikan Anne, Anne benar-benar tak terlihat sudah menikah apalagi punya anak. Seandainya ia mengaku masih single saja orang-orang akan percaya.     

****     

Di dalam mobil Anne masih menatap surat yang dipinjamkan kepala panti asuhan yang sebelumnya Anne kunjungi, dalam kepala Anne saat ini berputar banyak sekali pertanyaan yang berlalu lalang. Kenapa dan mengapa keluarga Llyod sampai mengambil alih tanah yang sudah mereka hibahkan untuk panti asuhan, itu adalah pertanyaan yang melekat dalam kepala Anne.     

"Nyonya, apa kita pulang?"Liam yang sejak tadi bertanya kembali mengulang pertanyaannya yang lagi-lagi tak dijawab oleh Anne.     

Felix yang sedang mengendarai mobil hanya tersenyum melihat Liam bingung, ia tak berani ikut campur lagi karena tak mau mengulangi kejadian yang sebelumnya terjadi. Karena itu saat ini ia membiarkan Liam kebingungan.     

"Nyonya." Suara Liam terdengar dua oktaf lebih tinggi kali ini. "Kemana tujuan kita kali ini?"     

Suara keras Liam berhasil membuat Anne sadar dari lamunannya.     

"I-iya, ada apa Liam?"tanya Anne bingung.     

"Anda melamun, Nyonya?"tanya balik Liam tak enak.     

Anne menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya sedang berpikir saja. Oh iya ada apa tadi kau memanggilku?"     

Mengetahui sang nyonya sedang berpikir membuat Liam tidak enak, ia merasa bersalah karena sudah mengganggu. "I-itu tadi saya bertanya apakah kita langsung pulang atau kemana?"     

Anne tersenyum. "Sepertinya hari ini cukup, kita pulang saja. Ada hal penting yang ingin aku tanyakan pada suamiku."     

"Baik kalau begitu, kita pulang."     

Ucapan Liam dibalas sebuah anggukan kecil oleh Felix yang langsung menambah laju kecepatan mobilnya, dua mobil lainnya yang berada dibelakang mobil yang sedang Anne naiki juga nampak menambah laju kecepatan mobilnya mencoba memperpendek jarak diantara mereka untuk memastikan keamanan sang nyonya.     

Dalam keadaan hening Anne nampak sudah menggengam ponselnya yang sudah menampilkan akun media sosial Chester Llyod yang dulu pernah mengirimkan pesan padanya pada saat memberitahukan keadaan Charlotte yang sedang sakit, Anne terlihat ragu dan bimbang. Ia takut keputusannya menghubungi Chester terlebih dulu akan membuat Jack marah dan Anne tak mau menjadi tahanan rumah jika Jack sudah murka, si pria pencemburu itu pasti tak akan membiarkannya berkeliaran lagi seperti saat ini. Membayangkan hal itu saja sudah membuat Anne begidik ngeri, ia tak mau jadi burung yang terkurung dalam sangkar emas.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.