Menjadi Istri Sang Bintang Film

Tidak Salah Lihat



Tidak Salah Lihat

"Tidak sakit."     

Lantai ini dilapisi dengan kayu. Saat terjatuh, si Kecil pun dengan cerdik menggunakan apa yang ia dapat dari kelas wushu dan menghindari bagian-bagian tubuh yang penting.     

Namun, begitu si Kecil jatuh, tentu saja semua orang yang ada di ruang itu langsung terkejut dan berdiri.     

Begitu mendengar dari Ning Ning sendiri bahwa ia tidak kesakitan, semua orang pun baru bernapas lega.     

Jiang Tingxu langsung mengabaikan Gu Yanzhi dan berlari menuju si Kecil yang jatuh, namun gerakannya tidak lebih cepat dari Mo Boyuan.     

"Ning Ning, katakan pada Ibu, kamu sungguh tidak apa-apa?" tanya Jiang Tingxu dengan khawatir.     

"Sungguh tidak sakit!"     

Wajah si Kecil pun terlihat menahan diri. Dalam hati pun berpikir, Berapa kali aku harus mengatakannya?     

Bahkan Gu Yanzhi tidak tahu sejak kapan ia sudah berdiri di samping mereka. Setelah melihat dengan teliti, ia pun berkata, "Ting Ting, si Kecil tidak apa-apa."     

Meskipun Gu Yanzhi tidak melanjutkan warisan keluarganya di bidang medis, ia masih tahu beberapa hal dari masa kecilnya yang sering mendengar masalah medis.     

Tapi raut wajah Jiang Tingxu masih sedikit khawatir. Si Kecil yang masih bersandar di pelukan ayahnya itu pun mengulurkan tangan dan menggerakkan kedua kakinya, "Jiang Tingxu, lihatlah. Aku sungguh tidak apa-apa."     

Melihat putranya dapat menggerakkan anggota tubuhnya seperti biasa, berarti memang tidak terluka. Ia akhirnya merasa lega.     

Saat berikutnya, Jiang Tingxu berkata dengan lembut sambil menarik putranya ke pelukannya, "Kenapa kamu begitu ceroboh? Kamu tidak boleh melakukan ini lagi, mengerti?"      

"Ning Ning mengerti."     

Mo Boyuan tidak peduli bahwa putranya yang masih berada di gendongannya dirampok oleh ibunya, seketika sudut bibirnya tersenyum tipis.     

Ya, bagaimanapun, ia telah mengetahui dari panggilan putranya kepada Gu Yanzhi bahwa Gu Yanzhi bukan orang asing, melainkan kakak iparnya!     

Seketika ia juga mengerti, mengapa orang ini selalu saja tidak menyukai dirinya.     

Namun, sepertinya ia belum pernah mendengar istrinya menyebutkan masalah ini selama bertahun-tahun. Sepertinya ada hal lain yang tidak ia ketahui.     

Gu Yanzhi memperhatikan bahwa musuh bebuyutannya sedang menatapnya. Begitu tatapan keduanya bertemu, ia tidak memalingkan tatapan ataupun bersembunyi.     

'Aku tidak akan mengakuimu sebagai adik iparku!' batin Gu Yanzhi.     

'Kamu mengakuinya atau tidak, inilah kenyataannya!' batin Mo Boyuan.     

Pada saat ini, ruangan dipenuhi dengan aura dingin.     

Untungnya, Huo Ye tiba-tiba muncul, "Yanzhi, sebentar lagi bagianmu... akan dimulai." Kalimatnya terjeda sejenak.     

Kenapa aku melihat musuh bebuyutan Gu Yanzhi di sini? Tunggu, sebenarnya apa yang telah terjadi sekarang?     

Zhou Xian bergegas mendekat untuk menarik Huo Ye keluar yang kini masih terkejut oleh pemandangan di depannya.     

Setelah sampai di koridor, Huo Ye pun berkata pada dirinya sendiri dengan nada yang masih penuh kejutan, "Aku tidak salah lihat, bukan?"     

Zhou Xian tersenyum, "Kak Huo, kamu memang tidak salah lihat."     

Lagi pula, mereka dalam satu lingkaran hiburan, jadi mana mungkin tidak saling mengenal?     

Huo Ye menunjuk ke ruangan, "Itu...."     

Seketika di pikiran Huo Ye berusaha mengingat wajah si Kecil yang ia lihat sebelumnya. Waktu ia melihat anak itu, ia merasa tidak asing dengan wajahnya, sekarang jika dipikir kembali... Wow!     

Bukankah itu versi kecil dari musuh kita?     

Dikombinasikan dengan hubungan yang diakui secara pribadi oleh Gu Yanzhi sebelumnya, apa mungkin di dalam ruangan tadi sedang terjadi gencatan senjata paling besar abad ini?     

Ini sungguh aneh!     

Tapi, bukankah barusan keduanya masih saling menatap dengan tatapan membunuh? Gencatan senjata apanya?!     

Zhou Xian benar-benar sudah menjadi pintar karena mengikuti Mo Boyuan sejak beberapa tahun yang lalu.     

"Kak Huo, masalah ini terbatas pada kita saat ini. Kamu juga mengerti, jika sampai masalah ini menyebar, sudah pasti berdampak sangat besar baik itu Kak Mo kami atau pun Kak Gu kalian. Tentu saja, Kak Mo akan segera menangani semua ini, jadi jangan khawatir. "     

Apalagi yang bisa dikatakan Huo Ye? Ucapan baik yang seharusnya ia katakan malah sudah dikatakan oleh orang lain.     

"Aku harap begitu." Namun Huo Ye masih belum bisa menahan amarah.     

Sedangkan di dalam ruangan, keduanya akhirnya menarik kembali tatapan mereka dan Gu Yanzhi memimpin pembicaraan, "Ting Ting, tiketnya sudah diatur. Tempat dudukmu ada di barisan pertama penonton."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.