Menikahi Pria Misterius

Pergi Belanja Dengan Sang Putri



Pergi Belanja Dengan Sang Putri

Mo Yaoxiong merasa malu, dan selalu merasa bahwa bahwa kejadian itu disebabkan olehnya.     

Selain itu, belakangan ini diketahui bahwa pernikahan Xu Jing, dia merasa tidak bahagia. Suaminya selalu melakukan kekerasan terhadap dirinya. Dan dia juga sering mengalami kerugian dalam hal berbisnis.     

Jadi untuk menebus kesalahan pada waktu itu, Mo Yaoxiong diam-diam banyak membantu Xu Jing.     

Tak disangka, kini...     

"Kakak ipar, mandilah dulu, lalu biarkan sopir mengantarmu pulang. Aku akan menganggap kejadian ini tidak pernah terjadi. Jangan khawatir, tetanggaku tidak akan ada yang melihatmu." Ucap Xu Jing.     

Ucapan itu membuat Mo Yaoxiong merasa lebih malu lagi. Tapi sekarang, dia tidak punya waktu untuk memikirkannya, jadi dia langsung membuka selimut. Kemudian dia turun dari tempat tidur, dan berjalan ke kamar mandi.     

Pintu kamar mandi langsung ditutup oleh Mo Yaoxiong, dan segera terdengar gemericik dari suara air. Wanita yang duduk di tempat tidur itu, dengan melihat ke arah pintu kamar mandi yang tembus pandang, seolah tiba-tiba dia tersenyum aneh.     

**     

Ketika Mo Yaoxiong sedang mandi, dia melihat ada bekas luka berwarna merah yang ada di lehernya.     

Ketika Mo Yaoxiong melihat ke cermin, dia menemukan bahwa ada tanda merah di lehernya, akibat tergores oleh kuku. Tepat di tengah leher, itu benar-benar terlihat jelas.     

Mo Yaoxiong langsung mengernyit. Xu Jing ini...     

**     

Setelah mandi, Mo Yaoxiong langsung mengenakan pakaiannya dan setelah itu dia bergegas turun ke lobi depan.      

Mobil Audi berwarna hitam itu masih terparkir di sana. Kemudian Mo Yaoxiong mengetuk jendela mobil itu dengan sangat keras sehingga membuat Xiao Li terbangun dari tidurnya.     

Melihat Mo Yaoxiong berdiri di luar mobil, Xiao Li buru-buru membuka kunci mobil itu.     

Mo Yaoxiong langsung masuk ke kursi belakang, dan dia berkata, "Cepat pergi dari sini."     

"Baik, Tuan." Sahut Xiao Li. Dia tidak berani mengatakan sepatah kata pun, dan dengan cepat mengendarai mobil keluar dari komunitas.     

Sepanjang jalan, Mo Yaoxiong tidak berbicara, dia hanya menyandarkan kepalanya ke kursi itu. Dan dia menutup matanya untuk beristirahat sebentar.     

Sesampainya mobil Audi itu memasuki gerbang rumah tua keluarga Mo, dan baru saja diparkir di garasi. Mo Yaoxiong tiba-tiba berkata, "Xiao Li, jangan katakan apa yang terjadi tadi malam ke orang lain, kamu harus merahasiakannya. Apakah kamu mengerti?"     

"Baik Tuan, aku mengerti." Xiao Li menjawab langsung.     

Mo Yaoxiong mengangguk, lalu dia membuka pintu dan keluar dari mobil.     

Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Di kota selatan, di awal musim semi ini, langit terlihat sangat cerah.     

Dibandingkan di hari sebelumnya, cuaca hari ini tampaknya jauh lebih cerah. Dengan langit berwarna biru dan awan putih, dan udaranya pun juga sangat sejuk.     

Langkah kaki Mo Yaoxiong seolah terasa berat, dan alisnya berkerut.     

Mo Yaoxiong tidak kembali ke kamarnya, dia ingin memasuki ke vila samping tempat dulu dia tinggal. Tetapi begitu dia keluar dari garasi, dia bertemu dengan Xiao Yebai yang datang dari seberang.     

"Ayah." Sapa Xiao Yebai.     

Mo Yaoxiong merasa kaget, lalu dia menyapanya balik, "Yebai, kenapa kamu bangun pagi-pagi sekali?"     

Xiao Yebai mengaitkan bibirnya yang tipis, lalu dia malah bertanya balik, "Ayah habis dari mana?"     

"Oh." Mo Yaoxiong berkata dengan gugup, "Tadi malam temanku mengadakan pesta dan aku tidak sengaja minum terlalu banyak. Jadi, aku memutuskan untuk tidur di kamar hotel."     

Xiao Yebai mengangguk.     

Mo Yaoxiong segera mengganti topik pembicaraan, dan dia mengatakan, "Apakah Mo Weiyi masih belum bangun?"     

"Ini masih pagi, biarkan dia tidur." Xiao Yebai melihat arlojinya, dan dia berkata, "Ayah, aku akan berangkat ke kantor dulu."     

"Oke, hati-hati." Setelah Mo Yaoxiong selesai berbicara, dia segera berbalik dan langsung pergi.      

Xiao Yebai berdiri di garasi, seolah dia menyipitkan mata hitamnya, matanya masih tertuju pada pria itu selama beberapa detik. Jika dia bisa melihat luka goresan yang terlihat jelas di leher Mo Yaoxiong, ini benar-benar gawat.     

**     

Pada 2 Maret, kegiatan di Universitas Nancheng dimulai kembali.     

Pada semester kedua tahun pertama, sebagian besar mahasiswa telah memulai jadwal magangnya selama liburan musim dingin ini. Sehingga jumlah orang di ruang kelas telah menyusut hampir setengahnya.     

Ketika di pagi hari, tepatnya di kelas jurusan hukum, dosen mulai mempertanyakan kepada mahasiswanya mengenai tempat magang mereka.     

"Apakah kalian sudah menemukan tempat magang kalian?" Tanya dosen itu.     

"Masih belum, Pak." Sahut semua mahasiswa yang ada di ruangan itu.     

"Apakah kalian mau mencoba magang di Yu Rui?" Tanya lagi dosen itu.     

"Apakah itu Yu Rui?" Salah satu mahasiswanya ada yang bertanya.     

Meskipun Mo Weiyi tidak sering datang ke kampus. Sebagai mahasiswa di jurusan hukum, dia banyak mendengar prestasi di Firma Hukum Yu Rui.     

Bagaimana pun, itu adalah firma hukum paling terkenal di Nancheng. Dan firma hukum itu juga milik atas nama keluarga Lu.     

Firma Hukum Yu Rui ini sangat terkenal di negara lainnya, dan di keseluruhan cabangnya juga mendapatkan banyak penghargaan.     

Dikatakan bahwa orang-orang sangat mempercayai pengacara dari Firma Hukum Yu Rui untuk membantu membela mereka. Tidak peduli seberapa sulit kasus tersebut, tapi mereka selalu bisa menyelesaikannya dengan cepat.     

Lu Chenyu, seorang pengacara terkenal, tidak pernah gagal sejak dia memasuki industri tersebut. Dan dia juga memiliki julukan "Pengacara medali emas pertama di Nancheng".     

Hanya saja Lu Chenyu ini orangnya seolah terlalu terlihat misterius. Dia jarang muncul di depan umum kecuali untuk pembelaan sesekali di pengadilan.     

Dan setiap kali Lu Chenyu muncul di depan umum, dia selalu mengajak teman baiknya, Chu Xiuhuang.     

Hubungan diantara keduanya terlihat begitu dekat. Setiap kali mereka bertemu, mereka selalu menghabiskan waktu bersamanya di sebuah klub, hotel, dan tempat hiburan lainnya.     

Akibatnya, banyak rumor tentang keduanya. Mereka berdua dianggap pasangan gay. Dan bahkan ada penggemarnya di Internet. Dan Lu Chenyu sendiri yang sering memposting ulang postingan blog tersebut di akun Weibonya.     

Mo Weiyi segera berkata, "Ya, baiklah, Pak."     

"Yah, besok pagi, aku akan mengantarkan kalian untuk melakukan wawancara kerja di Firma Hukum Yu Rui. Kalian harus menyiapkan apa yang dibutuhkan nantinya. Ingatlah untuk memakai pakaian formal." Imbuh dosen itu.     

"Pakaian formal?" Mo Weiyi berpikir, bagaimana itu bisa dianggap resmi?     

Sebagian besar pakaian Mo Weiyi ini adalah pakaian feminim yang seperti gadis kecil. Dan juga di beberapa tahun terakhir ini, karena dia tinggal di asrama, dia sering menemani Su Wanwan untuk lari pagi. Sehingga dia membeli banyak pakaian olahraga. Dan sekarang dia harus membeli beberapa pakaian formal untuk bekerja.     

Mo Weiyi: [Xiao Yebai, aku akan magang di Firma Hukum Yu Rui di semester ini]     

Xiao Yebai: [Oke.]     

Bukankah seharusnya Xiao Yebai mengatakan ke istrinya ini, sebaiknya dia magang di kantor milik ayahnya, Mo Yaoxiong.     

Mo Weiyi tampak cemberut. Sebenarnya, Mo Weiyi benar-benar tidak ingin pergi ke perusahaan milik ayahnya itu untuk magang.     

Setelah makan siang, Mo Weiyi menelepon Su Wanwan dan meminta untuk menemaninya pergi berbelanja.     

Siapa tahu...     

"Aku tidak bisa. Aku masih harus bekerja sekarang." Kata Su Wanwan.     

"Ah, apakah kamu masih ingin bekerja di stasiun TV?" Tanya Mo Weiyi.     

Su Wanwan membalas, "Ada beberapa mata kuliah di semester ini yang mewajibkanku untuk tetap bekerja di sini. Jadi, aku tidak bisa menemanimu."     

"Baiklah kalau begitu." Ujar Mo Weiyi.     

Tapi tidak menarik untuk pergi berbelanja sendirian. Xiao Yebai sedang bekerja, tetapi Rong An tidak mengerti.     

Setelah memikirkannya, Mo Weiyi akhirnya menelpon Chu Xiuhuang.     

**     

Pada siang hari, di perusahaan milik Chu Xiuhuang.     

Shi Huan hendak berdiri dari tempat duduknya untuk makan siang. Tiba-tiba...     

Ada beberapa pegawai lainnya tiba-tiba mengatakan, "Selamat siang, Tuan Chu."     

Shi Huan buru-buru mengangkat kepalanya, kemudian dia berkata, "Tuan Chu." Ternyata Tuan Chu sudah ada di hadapannya.     

Chu Xiuhuang membalas, "Shi Huan, pergilah ke Confluence Mall sekarang."     

"Oke." Shi Huan langsung setuju, lalu dia menambahkan, "Apa yang harus kulakukan di sana?"     

Chu Xiuhuang menjawab, "Berbelanjalah dengan Mo Weiyi."     

Shi Huan terkejut, dengan mengatakan, "Hah?"     

...     

Pukul 1:30 siang, Shi Huan memasuki pintu lobi depan Confluence Mall, dan Mo Weiyi sudah berdiri untuk menunggunya di sana.     

Shi Huan masih mengenakan pakaian kantornya, dengan rambut keriting setengah panjang seperti rumput laut. Dengan memakai kacamata hitam besar yang seolah dapat menutupi seluruh wajahnya. Kulitnya tampak putih, dan dia juga memakai lipstik berwarna merah. Sehingga dengan penampilan yang seperti itu dapat menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.     

Rong An berdiri di samping Mo Weiyi. Dia tampak mengenakan setelan serba berwarna hitam, dengan mantel hitam. Lalu dia juga tampak memakai kacamata berwarna hitam. Postur mereka berdua benar-benar seperti film berjudul "The Princess and the Bodyguard".     

Ketika Rong An melihat Shi Huan, Mo Weiyi segera melepas kacamata hitamnya. Kemudian dia menyapanya, "Shi Huan! Kamu akhirnya datang juga!"     

Shi Huan berjalan menuju ke arah Mo Weiyi, dengan menyapanya balik, "Nona Mo."     

"Kenapa kamu masih memanggilku Nona Mo?" Mo Weiyi tampak cemberut, dan dia melanjutkan, "Sudah berapa kali aku bilang, jika kamu memanggilku seperti itu lagi, aku akan marah!"     

"Oke, baiklah." Sahut Shi Huan.     

Dan Shi Huan ini adalah pegawai Chu Xiuhuang, jadi setiap kali dia melihat Mo Weiyi, dia tanpa sadar memanggilnya "Nona Mo."     

"Kamu bisa memanggilku Mo Weiyi." Imbuh Mo Weiyi.     

Mo Weiyi telah memeluk lengan Shi Huan, dengan mengatakan, "Aku akan pergi ke firma hukum untuk magang. Dan firma hukum mengharuskanku untuk mengenakan pakaian formal. Jadi aku meminta bantuanmu untuk menemaniku pergi berbelanja dan membeli pakaian yang cocok untukku. Jangan khawatir, kamu akan tetap di gaji oleh Chu Xiuhuang, aku sudah membicarakan hal itu dengannya."     

"Sebenarnya, kamu bisa saja langsung menghubungiku. Kamu tidak perlu menelpon Tuan Chu," kata Shi Huan segera.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.