Menikahi Pria Misterius

Nyawa Janin Terancam?



Nyawa Janin Terancam?

Di sisi lain, Mo Weiyi mengikuti Xiao Yebai kembali ke kamar hotel.     

Xiao Yebai sedang dalam perjalanan bisnis, kali ini dia sendirian dan dia tidak membawa asistennya.     

Sedangkan Rong An segera undur dari hadapan mereka setelah membawakan koper Mo Weiyi.     

Mo Weiyi menutup pintu dan ketika dia berbalik, dia melihat Xiao Yebai berdiri di depan jendela.     

Pria ini dengan tubuh tinggi terlihat sangat menawan sekaligus berintegritas. Dia memiliki kaki yang jenjang dan punggung yang tegap.     

Mo Weiyi menghampiri dan memeluk Xiao Yebai dari belakang, "Xiaobai."     

Pelukan itu membuat Xiao Yebai terkejut, lalu dia berbalik, "Ada apa?"     

Mo Weiyi mengangkat dagunya dan berbicara dengan suara yang sedikit merayu, Xiao Yebai bertanya dengan lembut, "Kenapa wajahmu merah?"     

Mo Weiyi menggelengkan kepalanya sambil bergumam seperti seekor kucing yang sedang diajak berbicara oleh tuannya.     

"Weiyi." Xiao Yebai mengerutkan keningnya "Kamu demam, apa kamu tidak mau ke rumah sakit?"     

Mo Weiyi menggelengkan kepalanya walaupun saat ini kepalanya mulai terasa pusing, "Tidak mau, aku tidak mau ke Rumah Sakit."     

"Bukankah dia sedang demam, kenapa dia tidak mau?" Xiao Yebai sedikit bingung.     

Meskipun kepalanya pusing dan tubuhnya panas, tapi Mo Weiyi sama sekali tidak ingin pergi ke rumah sakit, dia sudah jauh jauh datang ke Kota Hai, dia hanya ingin berduaan dengan Xiao Yebai.     

Mo Weiyi menengadahkan kepalanya ke atas dan menatap wajah pria yang ada tepat di depan matanya.     

Dengan cahaya lampu di kamar itu, dia bisa melihat jelas penampilan Xiao Yebai. Pria itu mengenakan pakaian yang sangat bagus, ekspresi dingin di wajahnya yang tampan dan bentuk wajah itu, Mo Weiyi merasa suaminya semakin terlihat tampan.     

...     

Mo Weiyi tidak ingat bagaimana dia tertidur.     

Sampai tiba-tiba dia terbangun oleh rasa sakit di perutnya.     

Awalnya, dia ingin menahan sakit, tapi semakin lama dia menyadari bahwa dia tidak sanggup menahan rasa sakit yang semakin kuat itu.     

Akhirnya Mo Weiyi berteriak kesakitan, "Xiaobai, Xiaobai..."     

Xiao Yebai masih tertidur pulas langsung terbangun setelah mendengar suara teriakan Mo Weiyi.     

Dia menyalakan lampu di samping tempat tidur dan bertanya dengan nada suara yang masih serak karena baru bangun tidur, "Ada apa?"     

Mo Weiyi masih terbaring di sebelahnya. Wajah gadis itu terlihat merah, rambutnya acak-acakan dan dia sedang menangis.     

Mo Weiyi merintih kesakitan, "Xiaobai, perutku sakit."     

"Apa yang telah terjadi?"     

Dia menarik selimut, tapi Mo Weiyi tetap memegangnya dengan erat, "Sakit sekali."     

Mo Weiyi merintih sambil menangis.     

Xiao Yebai berkata dengan tegas, "Aku akan membawamu ke rumah sakit."     

Mo Weiyi mengangguk.     

Xiao Yebai membantunya memakai baju dan segera mengantarnya ke rumah sakit. Tengah malam itu juga mereka berangkat ke rumah sakit.     

Kota Hai termasuk kota terpencil, hotel yang mereka tempati dekat dengan laut, dan jarak ke perkotaan terbilang jauh.     

Xiao Yebai mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, dia menyusuri jalan dengan bantuan navigasi. Sedangkan Mo Weiyi sedang meringkuk di kursi penumpang, dia merasakan rasa nyeri kontraksi yang hebat di perut bagian bawahnya.     

Namun, dia masih bisa dengan jelas mendengar suara navigasi yang terus berulang     

"Kecepatan mobil Anda melebihi batas!"     

"Kecepatan mobil Anda melebihi batas!"     

"Kecepatan mobil Anda melebihi batas!"     

...     

 "Xiaobai…"     

"Kita akan segera sampai." Xiao Yebai meyakinkan.     

Mo Weiyi menatap ekspresi tegang Xiao Yebai. Tiba-tiba terlintas sesuatu dipikirannya.     

Mo Weiyi teringat kalau dia sudah terlambat datang bulan cukup lama. Beberapa waktu yang lalu dia harus menyelesaikan masalah Bibi Jiang, jadi dia belum sempat periksa ke dokter. Apa dia sedang hamil?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.