Menikahi Pria Misterius

Kesempatan Emas Tidak Boleh Disia-siakan



Kesempatan Emas Tidak Boleh Disia-siakan

Setelah itu, Qu Yunyao pergi.     

Dia berjalan dengan sangat cepat, seperti orang yang sedang melarikan diri.     

Wajah Mo Weiyi terlihat bingung "Xiaobai, kenapa sikap sepupuku terlihat aneh?"     

Xiao Yebai tidak menanggapinya.     

"Nona Mo, Direktur Xiao, kalau begitu, saya permisi dulu." Kata Zhang Dechang tiba-tiba.     

Mo Weiyi mengibaskan tangannya, "Pergilah, pergilah."     

Xiao Yebai memperhatikan Zhang Dechang pergi mengikuti Qu Yunyao.     

**     

"Xiaobai." Tiba-tiba Mo Weiyi merangkul lengan Xiao Yebai.     

Para pengganggu sudah pergi. Sekarang hanya tersisa mereka berdua di balkon yang sangat luas itu.     

Mo Weiyi menyandarkan kepalanya di bahu Xiao Yebai. Dia ingin merasakan kehangatan pria ini untuk sementara waktu.     

"Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?" Tanya pria itu dengan ketus.     

"Kalau aku memberitahumu, bukan kejutan namanya!"     

"Apa kakek dan keluargamu yang lain tahu kamu datang ke sini?"     

"Aku ke sini untuk menemui suamiku, buat apa aku harus memberitahu mereka?" kata Mo Weiyi, dia melingkarkan tangannya di lengan Xiao Yebai sambil menatap langit malam di luar balkon.     

Tidak heran kota ini disebut sebagai kota wisata, pemandangan malam di kota ini begitu indah dan cerah,sehingga mereka bisa melihat bulan dan bintang-bintang di langit.     

Hotel yang mereka tempati saat ini dikelilingi dengan hutan yang cukup besar, tidak jauh dari situ, terlihat lautan yang sangat luas. Mereka berdua menikmati pemandangan cahaya bintang di langit dan suara deru ombak dari laut.     

Mereka berdua memang jarang memiliki momen yang romantis seperti ini.     

"Sungguh menyenangkan bisa menikmati pemandangan malam, cahaya bintang, deru ombak, dan… minuman anggur merah!"     

Mo Weiyi minum dari gelas anggur di atas meja.     

Dia mengangkat kepalanya dan menatap wajah pria itu dalam keremangan, lalu menyodorkan gelas anggur, "Xiaobai, minumlah denganku."     

"Sudah jangan minum lagi." Xiao Yebai mengambil gelas anggur dari tangan Mo Weiyi dan meletakkannya kembali di atas meja, "Nanti kamu mabuk."     

Mo Weiyi bukanlah wanita yang kuat minum minuman alkohol, dia pasti langsung mabuk setelah minum sedikit saja.     

Benar saja, setelah beberapa saat, tiba-tiba Mo Weiyi berkata, "Wajahku terasa panas."     

"Kamu kenapa?"     

Mo Weiyi mengerutkan kening, "Xiaobai, sentuh wajahku, panas kan?"     

Xiao Yebai menatapnya, lalu mengangkat tangannya.     

Jari Xiao Yebai yang agak dingin menyentuh pipi Mo Weiyi yang lembut, lalu menyentuh dahinya.     

"Sedikit panas."     

"Jangan-jangan aku demam?" Mo Weiyi mulai merasa lesu.     

"Aku sudah datang jauh-jauh dengan pesawat ke sini. Sudah sampai di sini, tapi sekarang malah demam. Nasibnya sungguh sial hari ini."     

"Aku akan mengantarmu kembali ke kamar untuk beristirahat dulu."     

"Baiklah."     

**     

Qu Yunyao mengalami gejala yang lebih parah daripada Mo Wei, dia keluar dari ruangan dengan merasakan sensasi yang tidak tertahankan.     

Dia dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan butuh waktu lama untuk menemukan nama Xu Rui lalu menghubunginya.     

Tapi...     

Xu Rui tidak mengangkatnya.     

Dia sangat cemas sampai hampir menangis karena organ intimnya sudah terangsang.     

Qu Yunyao memang belum pernah bercinta dengan Xu Rui sebelumnya, tapi dalam situasi seperti ini, dia merasa hanya pria itu satu-satunya orang yang bisa melampiaskan nafsunya.     

Dia sudah menghubungi Xu Rui berulang kali, tapi tetap tidak ada jawaban.     

Xu Rui, sialan, sungguh pria yang tidak bisa diandalkan.     

Qu Yunyao terpaksa kembali ke kamarnya sendiri.     

Dia berjalan sambil memeluk dirinya sendiri dengan perasaan putus asa, berusaha menahan nafsunya.     

Seluruh tubuhnya terasa panas, dia merasakan rangsangan yang begitu kuat di bagian organ intimnya. Dia ingin segera menemukan pria yang bisa membuatnya melampiaskan nafsunya.     

Setelah akhirnya masuk ke lift, dia baru saja menekan lantai 20, tiba-tiba ada seorang pria masuk.     

"Nona Qu, apa kau baik-baik saja?"     

"Zhang Dehang lagi."     

Qu Yunyao menundukkan kepala sambil berharap pria ini segera pergi dari hadapannya. Dia menggigit bibirnya agar dia tidak kehilangan kendali.     

"Nona Qu?" Zhang Dechang mendekatinya, lalu bertanya, " Apakah Nona Qu sedang tidak enak badan?"     

Sebenarnya Zhang Dechang sudah mencurigai keanehan gadis ini. Dilihatnya tidak ada respon dari gadis ini, dia memeluknya.     

Qu Yunyao masih memiliki kesadaran, dia mendorong Zhang Dechang, tetapi dengan cepat pria itu bisa menangkis tangannya.     

"Apakah Nona Qu merasa tidak nyaman? Jangan khawatir, saya akan membantu memuaskan hasrat anda."     

Lift berhenti di lantai 10, dan Zhang Dechang setengah menyeretnya keluar lift.     

Begitu masuk ke kamar, Zhang Dechang tidak tahan lagi, dan dia mengangkat tubuhnya menuju tempat tidur.     

Zhang Dechang berpikir, "Dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.