Menikahi Pria Misterius

Pengampunan Palsu



Pengampunan Palsu

Mo Weiyi menghentikan langkahnya, sementara Su Wanwan mengangkat alisnya.     

"Mo Weiyi." Li Feifei berlari menghampiri mereka, lalu dia menatap Su Wanwan, "Halo, bolehkan aku berbicara dengan Mo Weiyi secara pribadi?"     

"Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, katakan saja. Dia sahabatku. Kamu bisa mengatakan apa pun."     

Tapi bagaimana mungkin Li Feifei mau membicarakan hal ini di depan Su Wanwan? Dia menggigit bibirnya, ekspresinya terlihat tegang, jari-jarinya mati rasa. Lalu Su Wanwan berkata, "Kalau begitu, aku turun dulu, aku tunggu di bawah ya."     

"Baiklah."     

Setelah Su Wanwan masuk lift dan pergi, Li Feifei melihat sekelilingnya dan berkata, "Weiyi, apa kamu bisa untuk tidak menyebarkan apa yang terjadi pagi ini?"     

"Maksudmu... Bibi Jiang?"     

Li Feifei mengangguk, "Aku tidak tahu kalau dia berbohong padaku. Tadi aku sudah menelpon Xingyu dan minta putus dengannya..."     

Mo Weiyi terdiam, ia tertawa di dalam hati.     

"Kamu putus begitu saja?"     

"Bukannya aku tidak bisa menerima kondisi keuangan pacarku yang buruk, aku hanya marah karena mereka membohongi perasaanku dan menganggapku bodoh! Tapi aku tidak ingin teman-temanku tahu tentang ini, terutama teman sekamarku, kamu jangan melihat mereka dari luarnya saja, dari luar mereka memang terlihat baik tapi di belakang mereka suka berbicara hal yang buruk tentang orang lain. Apa kamu tahu apa yang mereka katakan tentangmu? Mereka mengatakan kalau kamu perempuan tua yang temperamental, sombong dan egois, dan kamu suka memandang rendah teman-teman lainya..."     

Mo Weiyi terdiam. Seketika wajahnya berubah menjadi muram.     

Melihat ekspresi Mo Weiyi yang seperti itu, Li Feifei segera berkata lagi, "Kalau mereka tahu aku sudah ditipu oleh pacarku, dan ibu pacarku adalah seorang pelayan, mungkin mereka akan menertawakan aku! Aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Jadi, bisakah kamu bantu aku merahasiakan hal ini, dan tidak menyebarluaskan masalah ini?"     

"Jangan khawatir, tidak akan kusebarkan." Mo Weiyi mengibaskan rambutnya dan berkata dengan nada cuek, "Aku tidak peduli apa yang mereka katakan tentangku. Selain itu, aku datang ke kampus hari ini untuk mencari pengurus asrama, aku memintanya membantuku mengurus masalah pindah asrama."     

"Pindah asrama?" Li Feifei terkejut, "Kamu tidak tinggal bersama kami lagi?"     

"Yah, barusan kamu lihat temanku. Dia baru saja kembali dari luar negeri. Aku akan tinggal bersamanya."     

"Jadi begitu."     

Li Feifei benar-benar merasa lega. Dia tidak meragukan karakter Mo Weiyi, dia tidak suka belajar dan tidak peduli dengan pelajaran.     

"Bagaimanapun, dia berasal dari keluarga yang baik, berpenampilan cantik dan menikah dengan suami yang baik pula, hidupnya sudah lengkap."     

Sejak tahun pertamanya, Mo Weiyi selalu memakai perhiasan, dia selalu menjadi pusat perhatian. Dalam satu bulan dia hanya beberapa kali datang ke kelas, itu pun sudah bagus. Karena sekarang Mo Weiyi harus pindah ke asrama lain, jadi Li Feifei tidak punya kesempatan untuk bergosip lagi dengan teman-temannya.     

*     

*     

Keesokan harinya.     

Di pagi hari, vila keluarga Mo.     

Xiao Yebai baru saja turun ke lantai bawah.     

"Tuan Xiao, terima kasih banyak."     

Xiao Yebai menatap Bibi Jiang, alisnya yang indah sedikit terangkat, "Apa maksudmu?"     

"Terima kasih karena Tuan Xiao mau membujuk putri untuk saya. Putri mengatakan kalau saya bisa kembali bekerja hari ini." Bibi Jiang terlihat sangat senang, "Terima kasih banyak, Tuan Xiao, Anda benar-benar orang yang baik, orang baik pasti akan mendapat imbalannya"     

Xiao Yebai terdiam.     

"Kali ini saya yang salah. Saya membuat sang putri marah. Saya pasti akan melayani sang putri dengan lebih baik kedepannya dan saya tidak akan membuatnya marah lagi."     

Xiao Yebai mengangguk, sama seperti Mo Weiyi yang kekanak-kanakan, pria itu datang dan pergi begitu saja. Setelah Xiao Yebai pergi, Bibi Jiang langsung membereskan ruang tamu, lalu naik ke lantai atas dan mengetuk pintu kamar.     

"Masuk."     

Bibi Jiang membuka pintu dan melihat Mo Weiyi duduk di depan meja rias.     

"Putri."     

Mo Weiyi melirik Bibi Jiang dari cermin rias, lalu berkata, "Bibi Jiang, kamu sudah berada di rumah ini selama dua tahun, aku sudah terbiasa denganmu, dan aku sangat mempercayaimu, jadi aku bersedia memberikan kesempatan untukmu."     

"Putri, jangan khawatir, saya pasti akan melakukan yang terbaik."     

"Baiklah." Mo Weiyi bertanya, "Bagaimana kabar Feifei dan putramu?"     

Bibi Jiang berkata, "Xingyu berkata bahwa dia akan mengaku bersalah pada Feifei, dan saya juga sudah membujuknya untuk melakukan kewajibannya dengan baik."     

Mo Weiyi terdiam, lalu ia mengerutkan bibirnya dan berkata, "Bibi Jiang, coba bantu aku melihatnya. Mana kalung yang lebih bagus?"     

Bibi Jiang pun masuk.     

Di atas meja ada beberapa kalung mutiara dalam kotak perhiasan. Semua kalung itu cantik dan bersinar, penuh pesona, tapi sekilas semuanya terlihat sama.     

Bibi Jiang membuat perbandingan, dan akhirnya dia memilih salah satu kalung, "Yang merah muda ini terlihat lebih cantik dan lebih cocok dengan warna kulit anda."     

"Benarkah?"     

Mo Weiyi mengambil kalung merah muda itu dan mencoba memakainya, "Baiklah, yang ini saja."     

Setelah mengenakan kalung itu, dia bangkit dan berkata, "Bibi Jiang, bantu aku membersihkan meja rias. Ada terlalu banyak barang dan meja riasku juga agak berantakan."     

"Baik, Putri."     

Seperti yang dikatakannya, Bibi Jiang pun bergegas untuk membersihkan, sedangkan Mo Weiyi pergi begitu saja.     

...     

Di lantai bawah.     

Di ruang kerja, Mo Weiyi menelepon Su Wanwan, "Wanwan, aku telah meminta Bibi Jiang untuk kembali bekerja, apa yang dikatakan Li Feifei?"     

Su Wanwan berkata sambil tersenyum, "Kalau tidak mendapatkan biaya perpisahan, menurutmu... seorang wanita seperti Li Feifei akan setuju untuk putus begitu saja?"     

Li Feifei adalah wanita dengan harga diri tinggi, sebenarnya yang dia sukai sama sekali bukan pria itu, tapi materi dan status yang bisa diberikan pria itu padanya.     

Mo Weiyi mengangguk.     

Setelah keduanya berbicara cukup lama, Su Wanwan berkata, "Sudah dulu ya, sekarang hampir jam 10, aku harus ke kantor pengajaran untuk mengumpulkan tulisan tentang refleksi diri."     

"Oke."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.