Menikahi Pria Misterius

Pria Buruk Rupa Berharap Mendapatkan Wanita Cantik



Pria Buruk Rupa Berharap Mendapatkan Wanita Cantik

Sesampainya di ruang makan, Xiao Yebai menurunkan Mo Weiyi di kursi, lalu berkata, "Aku harus pergi ke kantor sekarang."     

"Tidak boleh!" Mo Weiyi meraih lengan Xiao Yebai, lalu dia mengedipkan matanya yang indah, dia benar-benar terlihat centil, "Aku sengaja bangun pagi untuk menemanimu sarapan dan kamu tidak akan kuizinkan pergi ke kantor sampai kamu selesai makan."     

Xiao Yebai berdiri tegak, matanya yang dalam sedikit bergerak dari balik lensa, "Aku ada janjian dengan seseorang."     

"Bagaimana dia bisa lebih penting dari istrimu? Cepat duduk, aku akan menemanimu makan, kamu tidak boleh pergi sampai kamu selesai makan."     

Mo Weiyi menepuk kursi dengan tangannya, lalu berkata dengan suara gemetar, "Setiap pergi ke kantor kamu tidak pernah sarapan, dan kamu juga suka minum alkohol dan bersosialisasi dengan perut kosong. Kalau begini terus, kapan perutmu akan sembuh?"     

Xiao Yebai melirik ke arah jam dan akhirnya dia duduk.     

Mo Weiyi melingkarkan tangannya ke lengan suaminya dengan penuh semangat, "Kamu mau minum susu sapi atau susu kedelai?"     

"Kopi."     

"Makan roti atau kue telur?"     

"Sandwich."     

Melihat dia bangun dan berjuang untuk mengambil sarapan, Xiao Yebai membuka bibir tipisnya dan berkata dengan lemah, "Aku akan mengambilnya sendiri."     

"Tidak, aku yang akan membantumu." Mo Weiyi seperti istri yang sangat berbakti kepada suaminya. Meskipun pelayannya sudah membuatkan sarapan dan Mo Weiyi hanya membantu untuk membawa sarapan itu.     

Melihat Xiao Yebai menghabiskan secangkir kopi hitam dan makan satu sandwich, Mo Weiyi tidak bisa menahan diri untuk mulai mengoceh lagi, "Apa sarapan dengan sandwich dan kopi baik untuk perutmu?"     

Xiao Yebai melirik ke arah jam tangannya lagi, "Mo Weiyi, aku sudah telat."     

"Kalau sudah terlambat, telepon saja mereka dan minta untuk menunggumu sebentar." Mo Weiyi mengambil seteguk bubur millet dan menambahkan, "Kamu kan CEO, apa kamu tidak bisa meminta bawahanmu untuk menunggu?"     

"Bukan bawahan." Jawab Xiao Yebai datar.     

"Terus siapa?" Mo Weiyi mengerutkan alisnya yang halus.     

Xiao Yebai tidak menjawab, dia hanya menatap Mo Weiyi. Wajah yang tampan itu tidak menunjukkan ekspresi. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan pelan, "Beberapa bos investasi akan membahas rencana investasi Mo Shi untuk kuartal berikutnya, dan ketua juga akan datang."     

"Baiklah, kalau begitu aku tidak sarapan." Mo Weiwei meletakkan sendok dan membuka tangannya, "Xiaobai, bawa aku kembali."     

Xiao Yebai menggendong Mo Weiyi, "Bibi Jiang, tolong bersihkan meja makan."     

Sesampainya di ruang tamu, Xiao Yebai menurunkan Mo Weiyi di atas sofa, lalu berkata, "Aku harus pergi ke kantor sekarang."     

"Cium dulu baru boleh pergi." Mo Weiyi menuntutnya lagi.     

Sangat jarang dia bisa menemani suaminya makan, jadi hari ini membuat hatinya merasa senang.     

Xiao Yebai mengangkat alisnya dan menundukkan kepalanya setelah menatap wajah Mo Weiyi yang cemberut, seperti capung yang menyentuh ke permukaan air.     

Xiao Yebai bangkit dengan cepat, lalu mengambil kunci mobil dan pergi.     

"Halo Tuan Xiao." Rong An masuk dari luar.     

Setelah menyapa Xiao Yebai, Rong An berjalan perlahan ke ruang tamu dan melihat Mo Weiyi sedang duduk di sofa, sambil membaca novel detektif. Mo Weiyi terlihat sangat serius, dia bahkan tidak mengangkat kepalanya.     

Setelah Bibi Jiang keluar dari dapur dan menyeka tangannya, Mo Weiyi langsung meletakkan novelnya, "Rong An, antar aku ke kampus."     

*     

*     

Masih sangat pagi saat Mo Weiyi sampai di kampus.     

Tadi malam, Mo Weiyi meminta ketua kelas untuk mengirimkan jadwal kelas. Pagi ini dia ada kelas hukum ekonomi internasional.     

Begitu Mo Weiyi memasuki kelas, semua orang langsung terkejut. Mo Weiyi adalah dewi kampus yang sangat misterius, mereka sudah lama tidak melihat Mo Weiyi datang ke kelas. Tapi mereka mendengar ketika kakinya terluka sejak semester baru dimulai. Dan hari ini Mo Weiyi datang ke kelas sepagi ini!     

Walaupun Mo Weiyi berjalan menggunakan kruk, tapi dia masih terlihat cantik dan lembut seperti biasanya, sangat menarik perhatian. Mo Weiyi melihat ke sekeliling, tapi dia tidak menemukan Li Feifei.     

Lalu dosen pun datang dan berkata, "Kelas dimulai, semuanya duduk."     

Mo Weiyi mengerutkan keningnya dan mencari tempat duduk. Dia awalnya ingin menunggu Li Feifei, tapi tidak disangka tiba-tiba ada seseorang melemparkan catatan kecil ke atas mejanya.     

Satu.     

Dua.     

Tiga….     

Mo Weiyi merasa kesal, dia mengambil kertas-kertas itu dan melemparkannya ke tanah, terdengar suara tawa dari belakang.     

"Sulit dipercaya!"     

"Aku sudah bilang kalau bunga sekolah tidak akan melirikmu!"     

"Kalau dia tidak melirikku, apa kamu pikir dia akan melirikmu?"     

"Setidaknya aku tidak sepertimu, pria buruk rupa yang berharap mendapatkan wanita cantik."     

*     

*     

Satu jam kemudian.     

Setelah Bibi Jiang mendapatkan pesan dari Mo Weiyi, dia langsung bergegas menuju ke ruang kelas dan baru saja dia sampai di depan pintu kelas.     

"Bibi Jiang."     

Bibi Jiang terkejut ketika dia mendengar suara itu, dia melihat lebih dekat.     

"Feifei."     

Ternyata Li Feifei, dia adalah pacar putranya, minggu lalu mereka baru saja makan malam bersama.     

"Bibi Jiang, kok bibi datang ke kampus?"     

"Oh, aku kebetulan lewat, dan mau melihat sekeliling."     

Saat ini, Li Feifei memperhatikan bahwa pakaian Bibi Jiang benar-benar berbeda dari saat mereka makan malam terakhir kali, pakaian Bibi Jiang saat ini sangat sederhana, dan dia tidak memakai riasan atau perhiasan apa pun.     

"Bibi Jiang, apa kamu ke sini mencariku?"     

"Ah?" Bibi Jiang berbicara dengan gagap, "Tidak, aku... aku mencari..."     

"Mencari siapa?"     

Baru saja Li Feifei selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara dari Mo Weiyi di belakang mereka, "Bibi Jiang, cepat ke sini dan bantu aku."     

Raut wajah Bibi Jiang berubah seketika.     

"Bibi Jiang? Apa kamu tidak mendengar aku memanggilmu? Cepat ke sini dan bantu aku." Mo Weiyi menekankan suaranya.     

Bibi Jiang berbalik dan berjalan sambil menopang lengan Mo Wei, keduanya berjalan pelan-pelan.     

Mo Weiyi mengenakan sweater rajutan berwarna krem ​​dan rok panjang oranye, dia bersandar pada tongkatnya dan wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi tapi mengeluarkan aura kesombongan.     

Bibi Jiang menopang lengannya dengan hati-hati, dia membungkuk, menundukkan kepalanya, sama seperti seorang pelayan yang sedang melayani sang putri!     

Sesampainya di depan, Mo Weiyi mengibaskan rambut panjangnya, suaranya terdengar malas dan sombong, "Bibi Jiang, bagaimana... Kamu bisa kenal dengan teman sekelasku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.