Menikahi Pria Misterius

Kasih Orang Tua



Kasih Orang Tua

Sesampainya di depan kelas, Mo Weiyi mengibaskan rambut panjangnya, suaranya terdengar malas dan sombong, "Bibi Jiang, bagaimana... kamu bisa kenal dengan teman sekelasku?"     

Bibi Jiang menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.     

Mo Weiyi bertanya pada Li Feifei, "Feifei, apa kamu kenal dengan... pelayan rumahku?"     

Dia mengatakannya dengan sangat halus.     

Li Feifei tampak sangat terkejut, "Pelayan?"     

Wajah Bibi Jiang memerah, dia merasa sangat malu.     

"Bibi Jiang, kenapa kamu membohongiku?"     

Suara Li Feifei terdengar tajam, "Xingyu bilang kalau keluarganya memiliki lebih dari selusin properti di Kota Nan, Paman Guo dan Anda berdua adalah investor, dan dia juga mengatakan kalau tahun depan, perusahaan kalian berencana untuk membuka beberapa cabang, tapi kenapa tiba-tiba… Bibi ternyata adalah seorang pelayan?"     

Mo Weiyi terdiam.     

"Apa-apaan ini!"     

Awalnya Mo Weiyi ingin membawa Bibi Jiang untuk bertemu dengan Li Feifei, tidak disangka keduanya malah bertemu lebih dulu. Ekspresi serta nada terkejut, marah dan tidak percaya itu benar-benar terdengar jelas, sama sekali tidak terlihat palsu. Jadi, Li Feifei mungkin tidak tahu kalau sepasang anting-anting itu dicuri oleh Bibi Jiang, kan? Wanita sombong ini kebetulan sekali bertemu dengan keluarga yang sombong.     

Mata Mo Weiyi semakin terbuka lebar.     

Li Feifei meraih lengan Bibi Jiang dan melanjutkan pertanyaannya, "Jas merk Burberry yang Anda kenakan hari itu, tas Channel yang Anda bawa, dan BMW X6 yang Anda pakai… punya siapa?"     

"Aku..." Bibi Jiang tergagap, wajahnya tampak sangat malu.     

"Apa semua hal ini adalah kebohongan? Apa Xingyu juga berbohong padaku? Kami sudah berpacaran lebih dari satu tahun, dulu dia tidak berani membawaku untuk bertemu dengan Anda dan paman, jadi ternyata karena kalian bukan dari keluarga kaya. Vila, properti, cabang… ternyata semuanya palsu!"     

"Cukup." Otak Mo Weiyi terasa sakit saat dia mendengar hal ini, akhirnya dia menyela dengan kesal, "Apa masalahnya, apa yang sedang kamu ributkan?"     

Li Feifei menatap Mo Weiyi dan dia hampir menggigit bibirnya sendiri karena marah.     

Baru kemarin, Li Feifei sengaja pamer tentang betapa indahnya anting-antingnya di depan Mo Weiyi dan semua teman sekelasnya, dan dia juga pamer tentang betapa kaya dan baik pacarnya, tapi sekarang dia baru tahu… kalau semua itu adalah palsu!     

Dia seperti badut yang sedang melompati balok, karena hal-hal yang dia gunakan untuk pamer sebenarnya tidak layak disebutkan di depan Mo Weiyi, bahkan ibu pacarnya hanyalah pelayan rendahan keluarga Mo!     

Hari ini, Mo Weiyi sengaja membawa pelayannya ke kampus, dengan tujuan untuk membuat Li Feifei malu, kan? Agar semua teman sekelas tahu betapa konyol dan memalukannya Li Feifei!     

Jadi, ketika dia melihat seseorang keluar dari kelas, Li Feifei langsung panik, dia segera berbalik dan melarikan diri.     

"Hei, berhenti!" Teriak Mo Weiyi, tapi karena kakinya sedang terluka, Mo Weiyi hanya bisa melihat dan membiarkan Li Feifei melarikan diri.     

Mo Weiyi sangat marah, lalu dia mengeluarkan ponselnya dan langsung memanggil pengawalnya, "Rong An, ke sini sekarang!"     

"Putri." Bibi Jiang meraih tangannya dan mulai memohon, "Tolong, jangan pecat saya."     

Mo Weiyi mengerutkan keningnya, "Kamu mengakuinya?"     

Tidak disangka, Bibi Jiang menjawab, "Saya tidak ingin menipu orang. Karena kondisi ekonomi keluarga saya tidak baik, anak saya khawatir Feifei akan memandang rendah dirinya, dia takut akan diputuskan oleh Li Feifei, jadi dia meminta saya dan suami untuk berpura-pura menjadi orang kaya..."     

"Lalu pakaian, tas, dan BMW yang dia sebutkan tadi itu sebenarnya milik siapa?"     

"Baju dan tas itu adalah pemberian dari Nona Mo dulu, dan saya tidak pernah memakainya. Sedangkan Mobil BMW adalah mobil sewaan anak saya dari toko 4S."     

Mo Weiyi terdiam, dia tidak menyangka kalau Bibi Jiang masih tidak mengaku kalau dia mencuri sesuatu.     

"Putri." Bibi Jiang berbicara sambil menangis, "Putra saya sangat menyukai Feifei. Saya tidak tega mengecewakannya, karena hanya punya satu anak. Saya sudah bekerja keras selama bertahun-tahun, dan tidak mudah baginya saat dia beranjak dewasa, apalagi saat dia mulai menyukai Feifei…."     

"Li Feifei sangatlah sombong, sebenarnya apa yang disukai putramu darinya?" Mo Weiyi merasa kebingungan.     

"Li Feifei juga tidak terlalu cantik, karakternya pun juga tidak terlalu baik. Dia sombong dan gila harta. Apa anak Bibi Jiang ingin seluruh keluarganya menjadi rendahan dan tunduk pada Li Feifei?"     

"Ini hanyalah bentuk kasih dari orang tua, Putri. Kami sama seperti Ketua Mo memperlakukan Anda, akan selalu memberikan apa pun yang Anda inginkan. Kami para orang tua hanya ingin anak-anak kami bahagia." Kata Bibi Jiang, air matanya pun ikut mengalir, tiba-tiba dia berlutut di tanah, "Putri, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, tolong jangan pecat saya, tolong ..."     

Mo Weiyi terkejut. Di sekitar mereka, ada beberapa teman sekelasnya yang berkumpul untuk melihat kejadian ini. Ia pun buru-buru berkata, "Kamu cepat bangkit berdiri."     

Tidak disangka Bibi Jiang masih tetap memohon, "Putri, jangan marah. Tolong maafkan saya, itu semua salah saya. Saya berjanji lain kali aku tidak akan berani..."     

Sekelompok teman sekelasnya mulai membicarakan hal ini.     

"Menangis sampai seperti ini dan dia masih belum mau memaafkan orang itu."     

"Bunga kampus terlalu sulit diatur!"     

"Semua orang kaya juga sifatnya seperti ini!"     

"Tapi bibi itu sudah tua, dan Mo Weiyi menggertaknya keterlaluan..."     

**     

Di saat yang sama, Perusahaan Mo Shi.     

Di ruang rapat besar lantai atas, Xiao Yebai duduk di kursi kulit berwarna hitam, dan sedikit menatap ke arah layar proyektor.     

Pria berkacamata ini terlihat luar biasa dingin, bibir tipisnya sedikit mengerucut. Dia sedang serius, tapi dia tidak menunjukkan emosi apa pun.     

Akhirnya presentasi selesai.     

Sekretarisnya langsung menyalakan lampu di ruang rapat itu dan membuka tirainya. Ruang konferensi yang awalnya gelap langsung menjadi cerah.     

Di suatu sudut Qu Yunyao menarik kembali pandangannya dan melihat ke arah dokumen yang berada di pangkuannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.