You Are Mine, Viona : The Revenge

Derek\'s hope



Derek\'s hope

Senyum Fernando langsung hilang ketika ia dibawa ke kamar kedua anak kembarnya oleh sang istri, ternyata yang dimaksud ke kamar oleh istrinya itu adalah pergi ke kamar si kembar bukan kamar mereka pribadi. Viona ingin mengajarkan Fernando untuk menggendong anak-anaknya, dengan penuh kehati-hatian Fernando pun mulai mengangkat Abby terlebih dahulu setelah melihat Viona mengangkatnya terlebih dahulu. Para pelayan yang ditugaskan secara khusus untuk mengasuh Abby dan Aaric pun nampak menahan nafasnya ketika melihat sang tuan mulai menggendong tuan muda kecil yang mereka asuh, meskipun Viona sudah memberikan aba-aba kepada kedua pelayan itu agar membiarkan Fernando namun tetap saja mereka takut kalau sang tuan akan melukai tubuh kecil Tuan muda mereka. Sampai akhirnya ketakutan mereka pun tidak terbukti karena karena Fernando berhasil dengan baik menggendong, menimang dan meletakkan kembali kedua anaknya secara bergantian.     

Setelah berhasil melakukan tugas pertama yang sangat ditakutinya, Fernando nampak menyeka air mata harusnya yang hanya dilihat oleh Viona. Mereka pun akhirnya berpelukan di samping ranjang tempat dimana kedua anaknya sedang tertidur pulas, sementara kedua pelayan yang sejak tadi mengawasi si kembar akhirnya diberikan waktu oleh Viona untuk beristirahat karena ia dan Fernando ingin menghabiskan waktu di kamar bersama si kembar.      

"Si brengsek itu benar-benar cari mati."     

"Dia benar-benar menyebalkan, Fernando brengsek. Aarrgghh…"     

"Kalau bukan karena kakak kandungku mungkin dia sudah aku bunuh sejak pertama tahun yang lalu."     

Berbagai umpatan keluar dari mulut ketiga profesor yang sangat kesal kepada Fernando, sementara itu Andrew yang sejak tadi hanya menikmati kopi yang ada di cangkirnya nampak menjadi satu-satunya orang yang tidak mengumpat pria yang baru saja menjadi ayah itu. Setelah mendengar persyaratan dari Fernando mereka semua langsung keluar dari rumah mewah Fernando dan berhenti di sebuah coffee shop untuk menenangkan diri, sementara istri-istri mereka memilih untuk berada di sebuah salon yang terletak di samping persis coffee shop untuk merilekskan otak otak mereka yang tiba-tiba terasa sakit.      

Andrew menyeruput cangkir kopinya dengan sangat keras. "Kalau boleh memilih aku lebih ingin menjadi ayah baptis dari Abby atau Aaric, setidaknya dengan aku menjadi ayah baptis mereka aku merasa lebih dekat dengan mereka meskipun tidak tinggal satu kompleks. Dan kalau misalkan mereka nanti sudah dewasa aku lebih ingin mereka mengingatku sebagai ayah baptis, bukan sebagai uncle samping rumah."     

"Andrew!!! Kau ini bagaimana? Bukankah dari awal kita sudah sepakat untuk membeli rumah itu, lalu kenapa kau jadi seperti ini. Jangan plin-plan hanya karena satu kalimat dari Fernando itu Andrew!"hardik profesor Frank dengan keras.      

Andrew menatap profesor Frank tanpa berkedip. "Sebenarnya di antara kita semua kau adalah orang yang paling beruntung Frank, karena apa? Kau adalah adik kandung dari Fernando yang otomatis kau akan menjadi Paman kandung dari si kembar, sementara kami? Kami hanyalah teman Fernando yang tidak ada hubungan apa-apa, jadi kalau misalkan pun kami tinggal di samping rumah mereka sampai mereka dewasa nanti mereka tetap akan mengingat kami semua sebagai Paman tetangga samping rumah. Akan beda rasanya kalau misalkan kami menjadi orang tua baptis mereka, tolong jangan berpikiran egois seperti itu Frank. Bukankah kita harus satu suara dan pilihanku adalah ingin menjadi ayah baptis Abby atau Aaric, aku tidak akan memaksa William ataupun Dexter. Terserah kalian berdua ingin pada pilihan yang mana, tapi aku tetap ingin menjadi orang tua baptis salah satu anak itu. Setidaknya dengan itu semoga saja Tuhan memberikan kepercayaan padaku dan Cecilia untuk segera mendapatkan anak."     

Setelah bicara seperti itu Andrew kemudian berjalan mendekati barista untuk membuat kopi yang lebih strong lagi, karena kopi yang ia minum sudah habis lagi. Berdebat bersama ketiga orang profesor yang sama-sama keras kepala itu membuatnya sudah menghabiskan tiga gelas kopi.      

"Aku rasa apa yang dibilang oleh Andrew benar,"ucap Profesor Dexter tiba-tiba sambil menatap Andrew yang masih berbicara dengan barista.      

"Aku pun juga mulai berpikir ke arah sana, karena aku yakin Fernando pasti akan lebih mempersulit kita jika seandainya kita berhasil mendapatkan rumah itu. Bukankah tak ada jaminan Fernando akan selamanya tinggal di tempat itu bukan, lalu bagaimana kita akan melakukan ini? Apakah kita akan terus mengikuti Fernando berpindah tempat? Fernando orang kaya, dengan mudah ia bisa membeli rumah ataupun apartemen penthouse seperti apartemen lamanya dalam satu kali jentikan hari saja. Lalu bagaimana dengan kita? Mungkin kita akan bisa mengikutinya dua atau tiga kali lagi tapi untuk kedepannya aku rasa aku tak mampu, gajiku sebagai Profesor di rumah sakit Global Bros tidak akan bisa mengejar Fernando,"sahut profesor William panjang lebar mengomentari perkataan profesor Dexter, ia berkata seperti itu agar membuka mata profesor Frank.     

Mendengar perkataan profesor William membuat profesor Frank memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit, sebenarnya apa yang dikatakan oleh profesor William itu benar. Pasalnya Fernando bisa melakukan apapun yang ia mau termasuk berpindah tempat tinggal lagi sesuka hatinya, karena uangnya tidak akan habis sampai tujuh turunan. Kekayaan Fernando sangat tidak sepadan dengan mereka semua, bahkan untuk profesor Frank sendiri yang hanya memiliki setengah dari jumlah kekayaan Fernando.      

Ketika Andrew sudah membawa cangkir keempatnya dan bergabung kembali dengan para mereka, tiba-tiba profesor William menepuk pundak Andrew yang baru saja duduk di sampingnya. "Aku setuju denganmu, aku lebih memilih ingin menjadi salah satu orang tua baptis kedua bayi itu,"ucapnya pelan.     

"Kau serius?"tanya Andrew penuh semangat.     

"Yes, kami serius."Profesor Dexter langsung menjawab pertanyaan Andrew.     

Andrew langsung memeluk profesor William dan profesor Dexter, ia senang karena dua profesor itu setuju dengan dirinya. Karena sudah ada tiga orang yang setuju akhirnya profesor Frank pun mengalah ia tak bisa berbuat apa-apa dan memilih untuk mengikuti pilihan ketiga orang temannya untuk menjadi salah satu orang tua baptis bagi Abby dan Aaric, di salon yang berada di samping coffee shop keempat istri para pria yang baru setuju untuk menjadi orang tua baptis si kembar juga sudah memutuskan hal yang sama. Bahkan mereka sudah bertekad akan tetap memilih menjadi salah satu orang tua baptis bagi si kembar meskipun suami-suami mereka menentang, padahal sebenarnya suami-suami mereka sudah setuju dan tinggal mengatakan hasil diskusi saja kepada mereka semua.     

****     

Di kediaman Natasya dan Derek saat ini sedang didatangi seorang dokter wanita, Derek yang panik karena melihat Natasya tiba-tiba pingsan tak berpikir dua kali. Ia langsung meminta anak buahnya untuk menjemput dokter terdekat yang praktek dari rumah mereka dan akhirnya mereka menemukan seorang dokter wanita.      

"Selamat Tuan, anda akan menjadi seorang ayah,"ucap dokter wanita itu sambil tersenyum ketika sudah selesai melakukan pemeriksaan.     

Derek membuka kedua matanya lebar. "Anda serius dok?"     

"Iya, 100% istri anda dipastikan hamil,"jawab dokter itu kembali.     

"Dari mana anda tahu kalau istri saya hamil padahal anda tidak melakukan tespek ataupun USG dok?" Derek kembali bertahta.     

"Saya adalah dokter kandungan Tuan,"jawab dokter itu kembali.     

Derek langsung jatuh berlutut di lantai karena baru, ia bahkan sampai menutup tangannya menggunakan kedua tangannya dan berkata lirih, "Terima kasih Tuhan, terima kasih. Semoga dengan kehadiran anak ini istriku tak lagi ingin melanjutkan misinya lagi."      

Meski Derek di depan Natasya selalu menyetujui rencananya, namun dalam hatinya Derek selalu berdoa semoga Natasya bisa melupakan Fernando dan berhenti berharap untuk menjadi seorang nyonya Willan karena ia benar-benar sudah jatuh cinta kepada Natasya.     

Bersambung     

Ask: Apakah ini tanda-tanda Thor akan menamatkan You are mine, Viona?      

Thor: Maybe…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.