You Are Mine, Viona : The Revenge

Menyerah



Menyerah

Fernando membatalkan niatnya untuk kembali ke dalam apartemen saat mendengar Andrew mengucapkan kata-kata yang tak ingin ia dengar itu.     

"Atas dasar apa kau mengatakan Natasya dan Nessi kembali ke Kanada untuk mencelakai istriku Andrew?" tanya Fernando dingin sambil menatap tak berkedip ke arah Andrew yang berdiri 2 meter di hadapannya.     

"Karena tadi saat Natasya dijemput pulang oleh orang suruhan suaminya Andy Kwan, ia sempat menyebut nama Viona berkali-kali sebagai orang yang sudah menghancurkan hidupnya. Sebagai seorang polisi instingku sangat tajam Fernando, meskipun Natasya masih dalam pengaruh alkohol saat mengatakan hal itu namun aku yakin bahwa apa yang ia katakan itu adalah sebuah kejujuran yang tersimpan di dalam hatinya. Ditambah pula saat ia akan masuk ke dalam mobil wanita yang bernama Nessie itu menutup mulut Natasya agar tak menyebut-nyebut nama Viona, karena itulah aku yakin mereka pasti punya rencana jahat untuk Viona."jawab Andrew dengan cepat.     

Fernando terdiam mendengar perkataan Andrew, kali ini ia tak marah atau kesal pada pria yang pernah menjadi rivalnya itu. Pasalnya apa yang dikatakan oleh Andrew adalah sebuah informasi penting baginya.      

"Kau boleh percaya atau tidak pada perkataanku tadi, yang pasti aku mengatakan sebuah fakta yang tak kau ketahui karena aku melihatnya secara langsung di kantorku. Dan satu hal lagi yang harus kau tau Fernando, beberapa hari yang lalu kedua wanita itu sempat mendatangi Viona kemari. Mereka menghalangi langkah Viona, jangan tanya aku dapat informasi ini dari mana yang pasti yang aku katakan ini adalah sebuah info valid yang aku dapat dari semua kamera CCTV di tempat ini," imbuh Andrew kembali.     

"Kau mendapatkan foto mereka dari CCTV?" tanya Fernando pelan.     

"Ya, sebagai polisi di daerah ini aku mempunyai akses penuh pada semua CCTV yang terpasang di sekitar fasilitas umum." jawab Andrew dengan cepat, Andrew sengaja menyinggung pekerjaannya agar Fernando tak menuduhnya memata-matai dirinya.     

Sebuah senyum tersungging di wajah Fernando mendengar perkataan Andrew, ia lalu melangkahkan kakinya mendekati Fernando.      

"Kau tenang saja, wanita-wanita itu takkan bisa menyentuhkan tangan kotornya ke tubuh istriku. Aku sudah mengerahkan seluruh anak buahku untuk menjaga tempat ini dengan aman, tak akan kubiarkan siapapun untuk bisa masuk tanpa persetujuanku. Bukankah kau sendiri sudah mengalaminya tadi saat ditahan oleh dua puluh orang bodyguard-ku itu," ucap Fernando pelan sambil tersenyum.      

"Jangan meremehkan musuh Fernando, yang kau hadapi ini bukanlah orang normal. Orang jahat akan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya, sama seperti kau dulu yang menggunakan cara licik dengan menikahkan aku dan Lucia untuk merebut Viona dariku," jawab Andrew dengan cepat.      

"Andrew Andrew...kau masih kesal rupanya, baik aku akui cara yang aku lakukan dulu adalah sebuah cara yang sangat licik. Namun satu hal yang harus kau tau, aku menikah dengan Viona bukan secara paksa. Viona dengan senang hati menerima ajakanku untuk menikah, jadi sebenarnya aku dan Viona tak ada masalah sedikitpun dengan pernikahan kami. Dan kami hidup bahagia sampai sekarang setelah apa yang sudah kami lewati selama ini, aku harap kau juga bisa bahagia dengan istrimu Andrew. Kau harus move on dan melupakan Viona, karena sejak awal Viona sudah ditakdirkan Tuhan menjadi milikku. Walaupun memang ia bertemu denganmu pertama kali namun tetap saja jodoh Viona adalah aku, dan kau tak bisa mengingkarinya karena itu sudah tercatat sejak Viona ada di dalam kandungan ibunya," ucap Fernando pelan sambil menatap tajam kearah Andrew yang berada tepat dihadapannya, karena tinggi mereka berdua hampir sama alhasil tatapan mata mereka sejajar.     

"Percayalah Andrew, ditinggalkan oleh wanita yang menemanimu selama ini sangatlah tidak menyenangkan. Aku sudah merasakannya sendiri, usahaku mencari Viona selama sepuluh bulan benar-benar membuatku hampir gila. Berpisah dengannya setelah kami mengalami peristiwa mengenaskan tahun lalu benar-benar membuatku sadar bahwa aku tak akan bisa hidup tanpa Viona, oleh karena itu aku bersumpah tak akan membiarkan siapapun orang yang memiliki niat jahat untuk mencelakai istriku. Masalah Natasya dan Nessie kau tak usah khawatir, aku sudah membentuk tim khusus untuk menangani mereka jadi kau tak usah khawatir." imbuh Fernando kembali menambahkan perkataannya yang sebelumnya sambil tersenyum disertai tatapan yang lebih lembut, tak segarang biasanya.     

"Sebesar apa cintamu untuk Viona?" tanya Andrew tiba-tiba tanpa sadar.      

"Sebesar keinginanku untuk merajai dunia bisnis di negara ini, sebesar keinginanku untuk menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. Aku belum pernah mencintai seseorang segila ini sebelumnya, aku bisa menjadi mesin pembunuh yang paling kejam di alam semesta ini jika ada yang berani menyakiti istriku itu. Pernah melihatnya menderita dalam kesakitan akibat perbuatan salah satu perempuan gila, membuatku sadar bahwa aku tak akan bisa hidup tanpa dirinya. Jadi kau tak perlu lagi mempertanyakan seberapa besar cintaku untuknya." jawab Fernando tanpa jeda sambil menatap tajam ke arah Andrew.     

Andrew menarik nafas panjang setelah mendengar perkataan Fernando, tak lama kemudian sebuah senyum tersungging di wajahnya. Secara tiba-tiba dan tak terduga Andrew memeluk Fernando yang membuat Fernando kaget dan tak bisa mengelak.     

"Aku mengalah, aku menyerah padamu Fernando. Aku mengaku kalah darimu, mulai saat ini aku berjanji tak akan mengganggu kalian lagi. Sepertinya Viona sudah mendapatkan orang yang tepat untuk melindunginya," ucap Andrew pelan saat memeluk Fernando.     

"Apa yang kau…"     

"Tapi ingat Fernando, sekali kau menyakiti Viona maka aku akan langsung datang dan merebutnya darimu."imbuh Fernando kembali memotong perkataan Fernando sambil melepaskan pelukannya dari Fernando.     

"Tentu saja, aku tak akan mungkin menyakitinya. Aku sangat mencintai istriku."jawab Fernando dengan tegas.     

"Aku pegang ucapanmu Fernando, mungkin aku memang hanya ditakdirkan menjadi temannya saja oleh Tuhan. Aku tenang sekarang dia benar-benar aman bersamamu Fernando, ingat baik-baik perkataanku tadi. Sekali saja kau melukai Viona maka aku akan datang merebutnya darimu," ucap Andrew dengan mata berkaca-kaca.     

Gren! Fernando meletakkan kedua tangannya di pundak Andrew.     

"Kau bisa pegang ucapanku Andrew." sahut Fernando dengan penuh percaya diri.      

Andrew hanya tersenyum mendengar perkataan Fernando, ia lalu kembali memeluk Fernando dan menepuk-nepuk punggung Fernando dengan mata berkaca-kaca. Tak lama kemudian ia melepaskan pelukannya dan berjalan pergi meninggalkan Fernando seorang diri di taman, beberapa saat kemudian tiga buah mobil pun pergi dari area parkir bawah tanah apartemen Fernando.      

"Aku mengaku kalah padamu Fernando, aku menyerah. Aku benar-benar bukan tandinganmu, kuserahkan sepenuhnya Viona padamu tolong jaga Viona dengan baik," ucap Andrew lirih saat mengendarai mobilnya di jalan raya menuju apartemennya.     

Setelah berkendara selama tiga puluh menit Andrew akhirnya tiba di apartemennya, ia langsung memarkirkan mobilnya dengan baik di tempat parkir. Tanpa menunggu lama Andrew langsung berlari menuju gedung untuk naik ke kamarnya, begitu sampai di kamar apartemennya Andrew langsung berjalan menuju kamar dimana Cecilia berada. Setelah bercinta memang Cecilia biasanya langsung tidur, ia seperti tak punya tenaga jika sudah berhubungan intim dengan Andrew.      

Dengan gerakan cepat Andrew meraih selimut yang menutupi tubuh Cecilia dan menarik tubuh Cecilia yang tak memakai sehelai benangpun itu kepelukannya, sehingga sontak membuat Cecilia langsung membuka kedua matanya.     

"Andrew apa yang…"     

"Kita mulai lagi dari awal Cecil, kita mulai semuanya dari awal. Maafkan aku yang bodoh Cecil, maafkan aku." ucap Andrew dengan cepat memotong perkataan Cecilia.      

Mendengar perkataan sang suami langsung membuat Cecilia menangis haru, walaupun tak tau apa yang sudah terjadi dengan sang suami namun Cecilia senang karena mendengar perkataan Andrew.     

"Thank God, thank you for bringing my husband back to me."     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.