You Are Mine, Viona : The Revenge

\"Learn\"



\"Learn\"

Viona terdiam mendengar perkataan Fernando, ia masih belum mengerti dengan arah pembicaraan suaminya itu. Dalam hatinya terus muncul banyak pertanyaan yang tak ia tau jawabannya, ia masih menerka-nerka apa maksud dari ucapan suaminya yang baru saja ia dengar itu.     

"Do it," titah Fernando kembali dengan suara serak.     

"Do it what? I don't understand Fernando," jawab Viona bingung, nafasnya masih  terputus-putus pasca perbuatan terakhir yang Fernando lakukan padanya.     

Mendengar perkataan Viona membuat Fernando tersenyum tipis, ia lupa istrinya bukanlah seperti wanita-wanita yang dulu ia tiduri. Bahkan apa yang Viona lakukan selama ini adalah pertama kali ia lakukan dengannya, dengan cepat Fernando turun dari atas tubuh Viona ia kemudian mengulurkan tangannya ke arah Viona yang sedang berbaring diatas tempat tidur.     

Viona menerima uluran tangan Fernando yang memintanya untuk duduk di ranjang, karena ranjang yang ada di lantai dua menggunakan konsep platform bed alhasil ketika Viona duduk maka wajahnya akan sejajar dengan pinggang Fernando yang sedang berdiri tepat di depan wajahnya. Perlahan fernando meraih rambut Viona dan ia pegang sebagian rambut istrinya itu menggunakan satu tangannya dan membimbing wajah Viona mendekati kejantannya yang memang sudah tepat didepan wajah Viona.     

Saat hidung mancung Viona menyentuh ujung kepala junior Fernando tiba-tiba Viona menahan dirinya dengan berpegangan pada pinggang Fernando agar Fernando tak mendorong wajahnya mendekati kejantanan Fernando.     

"What do you want Fernando?" tanya Viona kembali dengan suara parau sambil mengangkat wajahnya ke atas untuk menatap Fernando yang sedang menunduk melihat ke arahnya.     

"This is what i want," jawab Fernando dengan cepat sambil memasukkan kejantanannya secara perlahan ke arah mulut Viona.     

Viona yang sedang membuka mulutnya kaget saat tiba-tiba Fernando memaksanya untuk melakukan blow job, memang selama ini ia tak pernah membalas semua perlakuan Fernando kepada dirinya termasuk melakukan oral sex seperti yang Fernando sering lakukan padanya dengan menjilati area paling sensitifnya. Dengan sekuat tenaga Viona berusaha mengeluarkan kejantanan Fernando yang sudah masuk ke mulutnya, ia agak kesulitan mengeluarkan kejantanan suaminya yang sudah ada pada ukuran maksimal itu karena Fernando terus mendorong wajahnya mendekat ke tubuhnya yang secara otomatis membuat Viona harus menelan makin dalam kejantanan yang sudah terasa hangat itu.     

Saat Fernando memundurkan tubuhnya saat itulah Viona langsung mendorong perut Fernando dengan sekuat tenaga alhasil Viona bisa lepas dari paksaan Fernando yang memintanya melakukan blow job, dengan air mata berlinang Viona menyeka mulutnya yang baru saja dimasuki kejantanan Fernando.     

"Aku bukan pelacur," ucap Viona dengan suara terbata-bata sambil menatap Fernando.     

Fernando yang mundur satu langkah dari hadapan Viona nampak kaget saat melihat ekspresi Viona yang ia anggap berlebihan itu.     

"Kenapa kau marah? Aku bahkan sudah sering sekali melakukan oral padamu dan kau menikmatinya bukan, lalu kenapa disaat aku memintamu melakukan balik padaku kau marah seperti ini," jawab Fernando tanpa rasa bersalah, menurutnya apa yang ia minta Viona lakukan itu normal dan wajar.     

"A-aku bukan pelacur Fernando, aku bukan pelacur!!!" jerit Viona dengan keras, sambil menutupi kedua dadanya menggunakan tangan.     

"Aku tak menganggapmu sebagai..."     

"Aku benci padamu Fernando!!!" pekik Viona dengan keras sambil mendorong Fernando yang mendekatinya dan langsung berlari menuju ke lantai satu meninggalkan Fernando, Viona kemudian masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya dari dalam dengan air mata yang sudah menganak sungai di pipinya sambil terus menyeka mulutnya.     

Viona yang belum pernah melakukan blow job dengan siapapun termasuk dengan Fernando yang menjadi suaminya merasa sangat direndahkan tadi saat Fernando memaksanya untuk melakukan itu, ia bukanlah gadis bodoh yang tak tau tentang oral sex seperti itu namun saat harus melakukannya sendiri secara paksa seperti tadi membuatnya sangat shock.     

Tok     

Tok     

"Babe buka pintunya, aku harus bicara denganmu. Kau tak bisa seperti ini, kalau kau tak suka kau tinggal bilang tak suka bukannya langsung marah dan pergi begitu saja dariku," ucap Fernando pelan dari balik pintu mencoba untuk merayu Viona.     

"Babe open the door please... we need to..."     

"No!!!go away, I don't want to see you...I don't want to talk to you Fernando!!! Go away..." jerit Viona histeris dari dalam kamar.     

"Viona cepat buka pintunya, kita harus bicara," ucap Fernando dengan suara meninggi, ia sudah hampir kehabisan kesabaran kali ini.     

Viona yang masih duduk didepan pintu langsung berdiri dan berjalan cepat menuju ranjang tanpa melakukan apa yang diminta oleh sang suami, ia langsung menggulung tubuhnya dengan selimut diatas ranjang meringkuk membelakangi pintu dan pura-pura tak mendengar suara Fernando yang terus menerus memintanya membuka pintu.     

"Vio..open the door," teriak Fernando berkali-kali sambil menggedor-gedor pintu, namun tak ada jawaban apapun yang ia dengar.     

Karena sudah kehabisan kesabaran Fernando kemudian memasukkan tangannya melalui lubang rahasia yang ia buat, tanpa kesulitan Fernando berhasil membuka kunci pintu dari dalam tanpa diketahui Viona. Setelah berhasil membuka pintu ia langsung masuk kedalam kamar penuh emosi berjalan menuju ranjang dimana Viona sedang menyembunyikan tubuhnya dari dirinya.     

Dengan cepat Fernando menarik paksa selimut yang menutupi tubuh Viona, Viona yang sedang menangis dibawah selimut kaget saat selimutnya dibuka oleh sang suami yang sudah berhasil masuk kedalam kamarnya padahal jelas-jelas tadi ia mengunci pintu kamarnya.     

"Apa yang...akhhhh"     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya saat Fernando menarik paksa tangannya untuk bangun dari ranjang dan duduk.     

"Jangan lari dari masalah, kalau kau tak suka bicara jangan asal pergi. Kau bukan anak kecil Vio," hardik Fernando keras sambil terus mencengkram tangan Viona dengan keras.     

Alih-alih menjawab perkataan Fernando yang ada didepan matanya Viona justru kembali menangis tanpa suara, menatap Fernando yang sedang marah padanya.     

"Jangan hanya bisa menangis Vio kau bukan anak kecil, bicara Vio bicara!!!" bentak Fernando kembali sambil menarik paksa tubuh Viona kembali sampai akhirnya Viona berdiri dihadapannya.     

"Aku membencimu," ucap Viona terbata.     

"Ya bicara..katakan apa yang ingin kau katakan, jangan diam saja Vio. Katakan apa salahku dan kenapa kau pergi dariku seperti ini. Memangnya apa salahku?" tanya Fernando dengan suara meninggi.     

"Aku bukan pelacur, kau tak bisa memaksaku melakukan seperti tadi aku hikss hikss..."     

Tangis Viona kembali pecah, naum bedanya saat ini ia berbicara langsung dihadapan Fernando yang membuatnya kesal. Ia sangat tersinggung atas apa yang Fernando lakukan padanya tadi dikamar atas, padahal ia sudah berinisiatif untuk menyerahkan dirinya terlebih dulu pada Fernando tapi Fernando justru memaksanya melakukan hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya secara paksa.     

"Kenapa kau menangis? Aku tak menyakitimu bukan?" tanya Fernando pura-pura bodoh mencoba untuk mencairkan suasana, ia sengaja berakting bodoh agar Viona marah padanya dan berhenti menangis agar bisa bicara.     

"Kau jahat...kau memaksaku untuk..."     

"Untuk apa?" tanya Fernando dengan cepat memotong perkataan Viona.     

"Akhhh jangan potong perkataanku!!!" jerit Viona kesal sambil memukul dada telanjang Fernando menggunakan tangan kanannya yang bebas.     

Fernando langsung memeluk Viona dengan erat sambil tertawa, usahanya untuk membuat Viona berhenti menangis berhasil. Ia lalu mencium pundak Viona penuh cinta.     

"Aku kira tadi kau suka melakukan itu...akhhhh"     

Fernando menjerit kesakitan saat Viona mencubit perutnya sehingga ia tak bisa menyelesaikan perkataannya.     

"Jangan paksa aku melakukan itu hikss...aku bukan pelacur Fernando," isak Viona lirih.     

Fernando langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Viona dan menatapnya tajam sambil mencengkram kedua lengan Viona.     

"Aku tak menganggapmu pelacur, kau istriku Vio. Aku mencintaimu..."     

"Kalau kau mencintaiku kau tak akan memaksaku untuk melakukan itu, aku tak mau Fernando. Aku tak mau," ucap Viona dengan cepat memotong perkataan Fernando.     

Sebuah senyum tersungging di wajah Fernando, ia menyesali kebodohannya tadi yang langsung memaksa Viona bukan mengajarinya secara perlahan. Dengan perlahan Fernando menyeka air mata Viona yang masih membasahi wajah cantiknya yang terlihat masih marah kepadanya.     

"Ikut aku, aku akan menunjukkan sesuatu padamu," bisik Fernando pelan.     

"No...aku tak mau melakukan itu lagi aku ..aku tak..."     

"Bukan aku bukan memaksamu untuk melakukan blow job lagi, aku kan menunjukkan sesuatu padamu," jawab Fernando dengan cepat memotong perkataan Viona yang sedang menutup mulutnya rapat menggunakan kedua tangannya.     

Viona hanya diam tanpa menjawab perkataan Fernando, tubuhnya menegang seketika sebagai bentuk ketidaksukaannya atas apa yang Fernando paksakan padanya tadi.     

"Trust me...i wanna show you something..."     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.