You Are Mine, Viona : The Revenge

\"Terbangun\"



\"Terbangun\"

Setelah drama nostalgia yang dilakukan oleh Fernando di tangga saat akan naik ke lantai dua kini Viona dan Fernando sudah sampai di kamar mereka yang ada di lantai dua, dengan hati-hati Fernando menurunkan Viona duduk di ranjang.      

"Kau ini sudah akan menjadi ibu, kenapa masih pemalu seperti ini hmm," ucap Fernando gemas sambil mencubit pipi Viona yang masih bersemu merah.     

"Ini salahmu, kau selalu menggodaku," sahut Viona dengan cepat.      

Cup     

Cup     

Fernando mendaratkan ciuman di kening, pipi dan hidung Viona berkali-kali sehingga membuat Viona kesulitan bernafas karena kedua tangan Fernando menahan kedua pipinya dan secara otomatis membuatnya tak bisa menghindar dari ciuman maut Fernando.     

"Babe akhhh…"     

"Itu hukumanmu karena masih malu padaku, aku suamimu. Kita sudah menikah dua tahun lebih, tak ada satu inci pun bagian tubuhmu yang tak pernah aku rasakan. Jadi apalagi yang harus membuatmu malu padaku?"tanya Fernando setengah berbisik.     

"Fernando akhhhh…"     

"Ok ok aku tak akan menggodamu lagi, ya sudah sekarang tidur ya. Aku harus menemui Justin sebentar, sepertinya anak itu ingin melaporkan sesuatu padaku. Saat aku kembali nanti kau harus sudah tidur, kalau tidak aku akan membuatmu terjaga sepanjang malam dengan cara…"     

Bug     

"Awww," Fernando menjerit secara spontan saat Viona memukul dadanya, sebenarnya pukulan seperti itu dari Viona tak terasa sakit untuk seorang Fernando. Namun ia ingin menunjukkan saja kalau sedang kesakitan supaya Viona berbelas kasih padanya.     

"Iya sana pergi, cepat temui Justin. Jangan ganggu aku lagi, dasar menyebalkan," ucap Viona ketus memotong perkataan Fernando.     

"Dadaku sakit sayang," jawab Fernando dengan cepat memelas.     

"Cepat keluar sekarang atau nanti malam kau tak tidur bersamaku!!"sahut Viona dengan nada meninggi mengusir Fernando.      

Mendengar ancaman untuk tak tidur bersama Viona membuat Fernando langsung bangun dari hadapan Viona dan berjalan pergi menuju pintu dengan cepat, saat sudah menyentuh handle pintu ia menoleh ke belakang untuk memberikan kiss bye untuk Viona namun niatnya itu ia batalkan saat melihat ekspresi wajah Viona yang tak bersahabat. Dengan cepat Fernando membuka pintu kamarnya untuk keluar dan menutupnya lagi dengan perlahan supaya tak menimbulkan suara dan dapat membuat Viona semakin marah kepada dirinya.     

Setelah Fernando keluar dari kamar Viona langsung bangun dari ranjang dan berjalan menuju meja rias.     

"Akh kenapa aku selemah ini kalau mendengar rayuannya," ucap Viona pelan sambil menyentuh wajahnya yang masih bersemu merah.      

Dengan menahan kesal Viona masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan wajah dan menyikat giginya, saat berdiri di depan wastafel Viona menatap wajahnya sendiri yang kini sudah penuh dengan busa sabun wajahnya.      

"Kapan kau bisa balik menggodanya Anji, kau ini terlalu lemah. Dia kalau tak kau lawan akan selalu menggodaku terus, kau harus melawannya sekali-kali," ucap Viona kembali didepan kaca.      

Setelah merasa wajahnya cukup bersih Viona lalu menyeka wajahnya dengan air, ia kemudian menyikat giginya dengan perlahan. Karena sebelumnya acara pesta barbeque tadi ia sudah mandi maka ia memutuskan untuk tak mandi, namun saat membuka seluruh pakaiannya Viona merasa tubuhnya beraroma daging bakar ia pun memutuskan untuk berendam sebentar di bathup.      

Saat Fernando keluar dari kamar ia langsung disambut oleh Justin yang berdiri di depan kamarnya, rupanya Justin sudah tak sabar dan ingin segera mengatakan hal penting yang baru ia temukan pada Fernando.      

"Ada apa Justin?" tanya Fernando dengan cepat.     

"Nyonya…"     

"Istri ku tak akan mendengar dia sudah Aku perintahkan untuk membersihkan wajahnya di kamar mandi, tapi lebih baik bicara di perpustakaan saja," ucap Fernando pelan memotong perkataan Justin sambil berjalan menuju ruang perpustakaan yang ada di ujung lorong.      

Justin menganggukkan kepalanya perlahan saat mendengar perkataan Fernando, ia kemudian mengikuti langkah sang tuan menuju ke perpustakaan dengan cepat. Sesampainya di perpustakaan Justin kemudian menceritakan apa yang baru saja ia temukan bersama Harry secara tidak sengaja di ruang kerja yang ada di lantai satu sebelumnya, Fernando yang pada awalnya tidak tertarik sekali ketika membahas Natasya tiba-tiba langsung terbelalak lebar kedua matanya saat Justin mengatakan bahwa rival-rival bisnisnya yang menghambat pembuatan taman untuk Viona berkumpul di rumah Natasya.      

"Karena proyek ini adalah proyek rahasia yang tidak pernah kita bicarakan dengan tim dari divisi manapun, aku yakin kalau yang membocorkan rahasia ini pasti berasal dari tim legal yang ada di kantor Tuan. Pasalnya anda pernah sekali mengajak tim legal anda meeting bersama untuk membahas masalah pembebasan lahan yang ada di sepanjang sungai itu," ucap Justin panjang lebar.      

"Team legal, tapi mereka adalah pengacara-pengacara terbaikku selama puluhan tahun. Jadi mana mungkin mereka berkhianat padaku kecuali…"     

"Kecuali apa Tuan?"tanya Justin dengan cepat memotong perkataan Fernando.     

Alih-Alih menjawab pertanyaan Justin sang asisten kepercayaan, Fernando justru mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. Ia kemudian terlihat sibuk sendiri dengan ponselnya seperti sedang mencari sesuatu, Justin yang tau sang tuan sibuk pun tak berani bicara. Ia hanya bisa bersabar menanti sang tuan selesai dengan kesibukannya.      

"Adam Collins anak dari Morgan Collins, dia baru lulus sekolah hukum di Amerika satu tahun yang lalu. Datang ke Ottawa menggantikan pekerjaan sang ayah menjadi team legal Endurance Corporation satu bulan yang lalu, aku lupa mengatakan hal ini padamu Justin karena banyak hal yang harus aku urus. Kalau maksudmu penghianat itu berasal dari tim legal perusahaan maka kecurigaanku hanya kepada anak muda itu, hanya dia satu-satunya orang yang berpotensi mengkhianati aku. Aku baru saja mengirimkan alamat apartemennya kepadamu pergi dan urus dia secepatnya aku tak mau proyek ini gagal, untuk merevitalisasi daerah pinggiran sungai itu bebas dari pemukiman liar seperti saat ini butuh waktu yang lama Justin. Belum lagi kita harus membebaskan lahan itu dari pabrik pengolahan ikan yang ada di daerah itu, semuanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dan aku mau taman itu selesai sebelum Viona melahirkan, saat ini kandungan Viona memasuki usia dua bulan. Itu artinya kita hanya memiliki waktu tujuh bulan untuk mengerjakan proyek ini dan kita belum sampai ke tahap apapun saat ini, karena terganjal oleh izin dari pejabat-pejabat korup brengsek itu dan para rival bisnisku yang tak punya otak itu. Belum lagi masalah Natasya dan kedua wanita gila itu, aku benar-benar pusing sebenarnya Justin. Apalagi ditambah masalah penghianat ini yang…"     

"Aaarrggggg fuck!!"      

Fernando melampiaskan kekesalannya dengan mengumpat kasar, ini adalah pertama kalinya bagi Justin melihat Fernando mengeluh.      

"Tuhan...kapan aku bisa tenang? Kenapa para bajingan sialan itu muncul bersamaan,"      

Brakkk!     

Fernando mengeluarkan isi hatinya sambil memukul meja yang ada di hadapannya, masalah yang datang kali ini benar-benar bertubi-tubi dan membuatnya lelah. Disaat ia akan menyambut kedatangan dua putranya ada saja yang mengusik dan membuatnya harus mencari cara agar tak melukai siapapun, Fernando sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tak melakukan cara kotor lagi seperti saat ia masih muda dulu.      

"Sepertinya hanya itu cara satu-satunya saat ini, aku harus bertindak tegas sekarang Justin," ucap Fernando dingin.     

"Maksud anda apa Tuan?"tanya Justin bingung.     

"Akan kutunjukan siapa Fernando Grey Willan yang sebenarnya, pergilah dan jemput paksa Adam Collins itu. Bawa juga seluruh keluarganya termasuk Morgan dan istrinya, dia harus tau siapa yang dia hadapi saat ini," jawab Fernando dengan cepat sambil menjilat darah yang keluar dari jari tangan kanannya yang baru ia gunakan untuk memukul meja.     

Melihat Fernando seperti itu membuat Justin menelan salivanya perlahan, sudah lama ia tak melihat Fernando seperti itu. Aura dingin dari Fernando pun terasa kuat menyeruak keluar dari tubuhnya.     

"Si-siap laksanakan Tuan," sahut Justin tergagap.      

"Karena kalian mengusik tidur panjangku, jangan salahkan singa ini kalau ia menjadi buas," gumam Fernando lirih.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.