Hasrat Wanita Bayaran

warning!!!\nMemulai Percintaan Panas itu



warning!!!\nMemulai Percintaan Panas itu

(Choon-hee POV)     

Detik berlalu begitu lambat, mataku dengan setia terus menatap wajah Edwards yang sejak tadi memandangi langit malam tanpa henti. Dia belum terkantuk, matanya masih terbuka dengan pandangan lurus.     

Beban pikirannya mungkin sangat banyak, aku tidak mau tau dan ikut campur. aku disini hanya untuk satu tujuan saja, menyelesaikan urusan dan mendapatkan apa yang aku inginkan.     

sejatinya aku memang ingin Edwards dan segala kekayaanya, tapi aku terus menyadarkan diriku bahwa aku tidak pantas. Aku tidak pantas pada semua keistimewaan ini, karena semakin aku tinggi dalam berharap. maka aku akan terjatuh semakin sakit lagi.     

Aku tidak mau, hidupku sudah baik-baik saja seperti ini. Hidupku sudah indah tanpa harus jatuh cinta atau mencintai. aku tidak mau masuk pada kegelapan yang tidak berujung, itu sebabnya aku selalu menjaga hatiku dan pikiranku agar tidak terlena pada semua kebaikan yang Edwards berikan.     

"Setiap ada kesempatan, aku selalu berpikir. apakah ada Tuhan yang mendengarkan semua keluh kesah ku?." Edwards bersuara, namun matanya tetap memandang ke arah langit. Dia terus meminum alkohol yang memang terus aku tuangkan untuknya. Edwards harus jatuh pada diriku malam ini..     

"Tentu, Setidaknya hidupmu lebih Beruntung dari sebagian orang yang sedang kelaparan saat ini. Bagi sebagian orang yang kedinginan di luar sana, dan bagi sebagian orang yang sedang bekerja sampai malam hingga tidak ada waktu beristirahat sama sekali." Aku berkata sangat pelan, aku tidak ikut minum. Aku harus tersadar dan menikmati semua rasa tubuh Edwards.     

aku memang cukup berhasrat malam ini, mood dalam hatiku begitu ingin.     

Aku melangkahkan kedua kakiku ke arah Edwards, berdiri tepat di depan wajahnya. Dia menatap mataku, Aku dapat melihat matanya yang sudah sangat sayu dan bernafsu.. aku tau dia sejak tadi memang menahan hasrat itu, Hasrat yang sengaja aku buat dari obat yang ku taruh di dalam minumannya.     

Aku membuka pakaian tidur milikku, menyisakan bra dan celana dalam saja.. aku membiarkan Gorden Jendela kamarku terbuka lebar, sinar rembulan menyinari keindahan malam ini. aku Dengan sengaja berjalan ke arah Jendela kamar dan mengikat rambutku, menyisahkan beberapa helai agar terlihat kesan seksi..     

Mataku terus menatap mata Edwards, pandangannya tidak lagi terarah. Edwards sudah mabuk berat, helaan nafasnya juga tidak beraturan.     

Aku mengambil kain hitam dari dalam lemari, lalu menempatkan handphone milikku di salah satu pojok ruangan. Aku merekam keadaan malam ini, untuk membuat Kenangan indah jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan untukku.     

Aku bukan orang yang akan menyebarkan video bercinta pada semua orang, hanya saja.. aku senang bermain sendiri sambil melihat video diriku yang begitu hebat dalam bercinta. hanya itu saja..     

aku mulai menari-nari indah di bawah sinar rembulan, begitu luar biasa saat pinggulku berlenggak-lenggok dan memainkan Kain hitam di tangan. Sesekali aku mendesah panjang sambil memegang tengkuk Leher Edwards..     

dia kepanasan, dia bernafsu, dia gila dan matanya menatap keinginan yang begitu dalam.     

aku tidak terburu-buru memberikan apa yang dia mau, aku sengaja menggodanya. Menggoyangkan lagi tubuhku lebih dekat ke arahnya, menarik rambutnya ke Belakang dan menjilat pipinya dengan perlahan..     

Dia melenguh, Menutup matanya saat aku sudah bergerak sensual pada titik-titik sensitif tubuhnya..     

Edwards pasrah di bawah kendaliku, jika saja dia tersadar eson pagi dan melihat bagaimana dia begitu bodoh malam ini. apakah dia akan marah? mungkin dia malah akan meminta lagi dan lagi..     

Aku mengalungkan tanganku di lehernya, menatap wajah dari dekat dan menggesekkan kedua payudaraku ke arah tubuhnya. matanya terbuka lagi, tangan Edwards dengan cepat menarik leherku dan mencium bibirku secara membabi-buta..     

aku hampir tertawa di dalam ciuman ini, tapi aku mengurungkan niatku itu. aku menarik kaus yang dia pakai, membukanya dan langsung meremas dadanya yang berotot, memang sangat keras. Tapi itu membuat sensasi tubuh kami Semakin terbakar, Kulit Edwards begitu lembut dan aroma tubuhnya membuatku langsung berdecak kesal..     

aroma tubuhnya saja mampu membuat inti terdalamku meremang basah dan berkedut pelan.. sialan! Edwards memang sebuah kelemahan.     

aku membalas ciuman darinya tidak kalah kasar, aku menjilat bibir atasnya dan mencecap dengan kencang. membuatnya membuka kulit perlahan dan aku mulai menjelajahi rongga mulutnya, Lidah kami saling bermain-main dengan indah.     

Helaan nafas dan aroma dari mulutnya begitu harum, aku sampai memerah sendiri ketika menginginkan nafas itu menyentuh kulit telanjangku.. ya, nafas panasnya begitu luar biasa.     

Aku melepaskan ciuman darinya, lalu mulai mencecap lehernya hingga ke dadanya. Aku menikmati setiap sentuhan yang aku berikan pada Edwards. setiap sentuhan yang aku niatkan untuk membuat Edwards bernafsu lebih, tapi malah membuatku yang meremang hebat.     

Otot tangannya begitu keras dan kencang, bagaimana rasanya berada di bawah otot itu dan meremasnya ketika kita sedang bergoyang dengan cepat? Ah.. rasanya pasti menggila!     

Aku terus mencium kulit Edwards dan memberikan sedikit tanda kepemilikan, masa bodo dengan bagaimana Edwards akan menilai diriku besok pagi. Tapi malam ini aku mau merasakan Edwards lagi dan lagi.     

Ketika bibirku tiba di area kulit yang sedikit berbulu, aku mulai menelan ludah susah payah. tangan kecilku sudah membuka celana yang Edwards pakai, perlahan-lahan tapi pasti. Celana itu turun dan meninggalkan celana dalam hitam yang terlihat sebuah tonjolan besar.     

Aku membuka celana dalam hitam tersebut, lalu sebuah tongkat sakti yang pernah aku lihat. sedang berdiri tegak dengan sempurna, Besar dan panjang, dua hal yang membuatku berkeringat dingin sekarang. entah seberapa puas aku akan mengerang dengan benda tumpul seindah ini.     

Aku memegang helai bulu yang terpangkas dengan rapih, lalu tanganku perlahan-lahan memegang dua bola kenyal, memainkan bola-bola Tersebut dengan senyum kecil dari bibirku. aku menatap mata Edwards, dia sudah melihatku tanpa bicara sama sekali.     

Tangan besarnya melepaskan Bra yang aku pakai dan membuat kedua payudaraku terjatuh di atas tangannya yang satu lagi, Tangan Edwards memang besar. dia meremas kedua payudaraku dan menatap mataku meminta sesuatu yang hangat. aku tau apa maksudnya, aku mulai menjilat milik Edwards dengan lidahku yang kecil ini.     

Urat-urat yang menonjol itu sedikit berkedut dan membuatku Semakin kalap, aku meremas milik Edwards dan mulai mengulum dengan tempo yang pelan, Saliva yang aku keluarkan membuat rasa basah dan hangat secara bersamaan.     

aku menikmati setiap sensasi yang aku berikan pada Edwards, setiap jilatan dan kecapan itu terdengar mulai terburu-buru. aku memulai tempo lambat-sedang-hingga cepat. Tidak lupa memainkan sedikit lidahku di junior milik Edwards, Membuat Edwards mengeluh kasar dan sekarang dia sudah meminta hal lebih.     

"Masukan lebih dalam Choon-hee, jangan membuatku gila!.", Kata Edwards dengan suara serak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.