CINTA SEORANG PANGERAN

Dia Tidak Segila Itu



Dia Tidak Segila Itu

"Tidak Nizam , dia tidak segila yang kau pikirkan. Dia sangat menjaga dan menghormatinya. Bahkan Ia juga menjaga anak – anak dengan baik. Ia rela berkhianat kepada kakaknya hanya untuk menyelematkan Alena dan anak – anak. Bahkan Ia pun tidak bermaksud membunuhmu. Cintanya kepada Alena begitu penuh penghargaan. Kau bilang waktu di hotel dia bahkan tidak mengganti pakaian Alena sendiri tetapi Ia malah meminta pelayan hotel untuk menggantikan pakaian Alena.     

Aku pikir cinta sucinya itu perlu di alihkan kepada orang lain dan orang itu yang paling tepat adalah Lila. Lila tidak bisa kita biarkan sendirian di Amerika apalagi dibawah tekanan Ayah mertuanya. Mungkin saat ini Mr. Anderson begitu baik pada Lila karena ada bayi Edward dalam kandungannya. Tapi bagaiman kalau Lila sudah melahirkan, bukan tidak mungkin Ia akan di tendang keluar dari keluarga mereka." Kata Cynthia panjang lebar.     

Tetapi walaupun penjelasan Cynthia mulai dipahami olehnya Nizam tetap masih perlu pemikiran lain agar Ia bisa meyakinkan dirinya sendiri kalau ide istrinya itu masuk diakal.     

"Seandainya Lila dan Pangeran Abbash bersatu apa mungkin mereka akan mengulang cerita Edward dan Lila. Edaward sampai akhir hidupnya tidak mencintai Lila. Aku kasihan dengan keadaannya. Sungguh sangat menyakitkan hidup dengan orang yang mencintai orang lain" Kata Nizam lagi kepada Cynthia.     

"Aku sendiri sudah memikirkan hal itu tetapi Aku sudah menimbang – nimbang. Edward mencintai Alena sudah sangat lama bahkan jauh sebelum kau mencintai Alena. Ibaratnya cinta itu sudah mengakar dalam hatinya. Cinta Edward kepada Alena sudah berada di alam bawah sadarnya. Tetapi cinta pangeran Abbash kepada Alena sedikit berbeda. Cinta karena sayang dan ingin melindungi yang pangeran Abbash berikan kepada Alena bisa kita ubah dengan cinta antara saudara dan bukan antara pria dan wanita" Cynthia berusaha meyakinkan Nizam tentang ide gila Alena.     

Karena untuk melaksanakan ide dari Alena yang pertama kali harus diyakinkan adalah Nizam. Jika Nizma tidak yakin maka Ia tidak akan memberi izin Cynthia dan Alena untuk melaksanakan niatnya dan jika tidak ada izin mustahil bagi Cynthia untuk memikirkan dan melaksanakan seluruh strategi untuk menyatukan keduanya.     

"Apakah itu mungkin. Aku pikir Lila tidak akan segila itu tiba – tiba menikahi pria yang tidak Ia kenal. Dan Pangeran Abbash sendiri begitu tampan dan Aku berani taruhan Ia pasti memiliki banyak wanita yang bersedia merangkak di kakinya. Lalu bagaimana mungkin Ia bersedia menikahi seorang janda yang sedang menunggu kelahiran dari anak orang lain. Aku pikir ini sangat sulit" Nizam menggelengkan kepalanya memikirkan ide Alena yang menurutnya sangat mustahil untuk dilaksanakan.     

" Kau hanya perlu memberikan izin. Selebihnya serahkan kepadaku. Jika rencana ini berhasi maka yang paling banyak diuntungkan adalah dirimu" Kata Cynthia sambil memasukan potongan buah ke dalam mulutnya.     

"Hmmm... " Nizam hanya mengguman.     

"Ya.. tentu saja. Kau akan diuntungkan. Kau akan kehilangan pesaing terberatmu. Kedua kau akan memiliki sekutu yang kuat ketiga kau akan terbebas dari ancaman kerajaan Zamron yang selama ini merongrong kerajaanmu"     

Mata Nizam sedikit mendelik mendengar perkataan Cynthia.     

"Aku memiliki firasat bahwa nanti yang akan menjadi raja di kerajaan Zamron bukanlah Pangeran Barry tetapi Pangeran Abbash. Karena Pangeran itu aku pikir hidupnya tidak akan lama lagi"     

"Cynthia, beri aku waktu berpikir untuk memberikan izinku kepada kalian " Kata Nizam akhirnya sedikit menyerah.     

"Baiklah.. tetapi Aku harap tidak lama – lama karena besok Aku berencana akan pergi ke rumah Lila untuk berbicara dengan nya" Kata Cynthia.     

Nizam mengerutkan keningnya,     

"Kau tidak akan membawa Alenakan?" Kata Nizam tiba – tiba khawatir.     

"Tentu saja tidak karena kalau sampai Senator itu melihat wajah Alena maka Ia akan langsung teringat dengan anaknya. Aku akan pergi dengan Pangeran Thalal "     

"Aku tidak mau Alena pergi kemana – mana lagi, kecuali dengan diriku, " Kata Nizam dengan pandangan penuh ketakutan.     

"Iya... ya.. Aku tahu, kau akan mati kalau Alena sampai pergi dari sisimu"     

"Kau benar Cynthia, seandainya tidak ada tanggung jawab moral pada kerajaanku. Niscaya Aku sudah berikan tahtaku kepada suamimu " kata Nizam sambil menghembuskan nafas.     

"Bagus sekali pemikiranmu Nizam.. Kau hendak membuat adikmu sendiri menjadi tumbal kalau kau serahi tanggung jawab menjadi raja. Karena kalau seandainya kau dan Alena tidak ada dikerajaan Azura. Kau pikir Aku akan bersedia tinggal disana ? Jangan mimpi karena Aku akan langsung pergi meninggalkan Azura di saat kalian pergi"     

"Kalau seandainya adikku ingin menjadi raja bagaimana ? Aku kan tidak tahu bagaimana ke depannya" Kata Nizam sambil mengerutkan keningnya.     

"Nah.. ini nih, makanya jangan kebanyakan bercinta. Kebanyakan bercinta akan membuat otakmu jadi lemah " Cynthia bersungut – sungut.     

"Apa maksud dari perkataanmu ?" Nizam kembali meradang mendengar perkataan Cynthia.     

"Ya itu tadi. Kau bilang suamiku ingin jadi raja. Kalau memang benar dia ingin jadi raja, buat apa dia mengekor – ngekor dirimu dan menikahiku. Kalau dia ingin menjadi raja, alih – alih dia menikahiku dia pasti akan memilih menikahi Putri Lili yang bisa memperkuat kedudukannya. " Kata Cynthia.     

Nizam jadi teringat dengan adiknya putri Rheina yang mulutnya setajam silet, memang benar kalau adiknya berambisi menjadi raja pasti Ia akan menikahi Putri Lili. Putri Lili ini memiliki kapasitas seperti Putri Rheina yang bisa menyingkirkan siapa saja demi memenuhi ambisinya.     

Jadi dengan menikahi Cynthia dan selalu mengikutinya membuktikan bahwa Pangeran Thalal sama sekali tidak ingin menjadi raja. Walaupun sebenarnya ibunya sendiri yaitu Ratu Zenita terlihat memiliki ambisi untuk menjadikan anaknya menjadi seorang raja. Dan Nizam mengakui bahwa perkataan Cynthia adalah benar.     

"Iya Aku memang kebanyakan bercinta sehingga otakku jadi lemah. Sudah kadung lemah sekarang Aku mau balik lagi ke kamar " Kata Nizam sambil berdiri. Ia sendiri sudah sangat lelah dan ingin istirahat. Ia ingin kembali ke kamar dimana Alena tidur. Ia ingin tidur dalam pelukan istrinya itu.     

"Kau mau ngapain Nizam ?" Cynthia tanpa sadar malah bertanya.     

"Aku akan memperlemah otakku lagi " Kata Nizam sambil keluar dari kamar. Cynthia langsung terbatuk – batuk mendengar perkataan Nizam.     

"Kau memang pangeran mesum sebelas dua belas dengan adikmu " kata Cynthia sambil mencak – mencak. Sedangkan Nayla hanya bengong tidak mengerti.     

"Kau tahu apa yang Pangeran Nizam katakan ?" Kata Cyntia kepada Nayla. Dengan polos Nayla menggelengkan kepalanya. Ia tidak memahami secara keseluruhan pembicaraan antara Cynthia dan Nizam. Ia hanya bisa menangkap sepotong - sepotong.     

"Berarti Kau harus belajar banyak dari Arani untuk memahami tabiat dari majikanmu" Kata Cynthia sambil pergi juga meninggalkan Nayla yang mengusap tekuknya karena kebingungan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.