CINTA SEORANG PANGERAN

Lila Akan Melahirkan



Lila Akan Melahirkan

Sementara itu Lila kemudian menatap ke arah Cynthia setelah kepergian Jeany dari hadapan mereka. Lila berkata dengan suara perlahan,     

"Kau tadi mengatakan tentang Pangeran Abbash.." Lila bertanya kembali kepada Cynthia. Cynthia menganggukan kepalanya kepada Lila.     

"Iya.. itu.. Aku harap kau akan menyukai Pangeran Abbash" Kata Cynthia sambil kembali duduk di sisi Lila.     

"Tapi mengapa Aku harus menyukainya ?" Kata Lila sambil mengerutkan keningnya.     

"Karena Ia memiliki wajah yang sangat tampan " Kata Cynthia berbisik di telinga Lila. Tetapi Lila malah mengangkat alisnya dengan aneh.     

"Memangnya kenapa kalau dia tampan. Apa kaitannya dengan kondisiku sekarang ? Apakah dengan wajahnya yang tampan dapat menyelesaikan semua masalah. Aku belajar tentang banyak hal dari pernikahanku dengan Edward. Pertama kali Aku bertemu dengannya Aku hanya tertarik melihat ketampanannya dan perasaan iba karena kondisinya.     

Aku terlalu percaya diri ketika Aku mencoba menerima cintanya dengan harapan kalau Aku akan bisa merebut cintanya suatu hari nanti. Tetapi apa yang kudapatkan ? Ternyata Aku hanya mendapatkan raganya saja dan tidak cintanya. Sudah banyak janji yang Ia ucapkan bahwa Ia akan belajar mencintaiku tetapi cinta dalam relung hatinya yang terdalam ternyata tidak dapat dihapuskan begitu mudah.     

Aku bukannya tidak menghargai segenap usahanya untuk mencintai Aku. Aku tahu dia sudah berusaha keras untuk mencintaiku. Ia tidak pernah bersikap kasar kepadaku. Ia sangat lembut dan memperlakukanku bagaikan permata. Ia belum pernah memukulku sekalipun. Bahkan membentakku pun tidak pernah.     

Dia selalu membawakanku banyak bunga setiap hari. Dan dia membuat puisi tentang Aku dan anakku. Tetapi Aku tahu semua perlakuannya tetap tidak bisa menghilangkan rasa cintanya kepada Alena. Aku sering melihatnya termenung sambil menatap gelapnya malam. Terkadang air matanya meleleh dan itu semua dilakukan di belakangku.     

Ia tidak pernah tahu kalau malam - malam gelap setelah kami bercinta dengan gairah yang membara. Dia tertidur dengan menyebut nama Alena.." Lila kemudian terdiam dan Ia menyembunyikan air matanya. Hatinya bagaikan di remas - remas tangan raksasa.     

Cynthia terdiam tidak berani berkata apapun lagi. Apa yang dikatakan Lila sangat membuat hatinya teriris. Tanpa sadar malah Dia yang melelehkan air mata lebih deras dari Lila.      

Lila terdengar menarik nafas panjang, "Sudahlah tidak ada yang perlu disesali. Ini semua sudah menjadi takdir Tuhan. Mungkin Tuhan sudah menyediakan jalan yang lebih indah untuk Aku tempuh kemudian" kata Lila dengan penuh kesadaran tetapi Cynthia tidak dapat didustai dengan kata - kata manis Lila.     

Mata Lila yang berkilat - kilat bukanlah mata yang mencerminkan sikap kepasrahan seseorang tetapi kilatan di mata Lila adalah kilatan karena amarah dan dendam yang siap meledak di saat yang tepat. Cynthia malah khawatir demi membalas dendam Lila akan melakukan hal yang berbahaya.     

Lila kelihatannya tahu kalau Pangeran Barry dan mertuanya yang membuat ulah. Mereka berdua bukanlah lawan yang mudah yang bisa dilawan oleh seorang wanita yang tidak memiliki kekuatan apapun. Apalagi Lila sebentar lagi akan melahirkan. Saat melahirkan maka kondisi wanita akan mengalami masa yang paling lemah baik dalam keadaan fisik maupun mentalnya.     

Dan Lila tidak punya siapapun yang akan mendampinginya. Ibunya sudah meninggal di Indonesia dan Mertuanyapun hanya ada mertua laki - laki karena mertua yang perempuan atau ibunya Edward sedang berada di rumah sakit jiwa karena mengalami depresi dan sudah beberapa kali hendak bunuh diri.     

Alena sudah berbicara kepada Cynthia bahwa Ia tidak mau tahu kalau Lila harus selamat dan diselamatkan. Nizam sendiri hanya memberikan izin tetapi tidak mau membantu membalas dendam karena Ia sudah berjanji kepada Lila untuk membiarkan Lila membalas dendamnya sendiri.      

"Aku sangat bersedih mendengar ceritamu Lila " Kata Cynthia sambil menelan ludahnya yang terasa seret.     

"Tidak apa - apa, Aku hanya ingin mengatakan satu hal kepadamu. Jika seandainya ada apa - apa dengan diriku. Maukah Kau merawat anakku ?" Kata Lila kepada Cynthia. Cynthia menjadi pucat pasi mendengar kata - kata Lila.     

"Tidak !! Kau jangan berkata seperti itu. Kau harus kuat dan tetap hidup untuk menjaga anakmu sendiri. Aku sudah memberikan nomor telepon Pangeran Abbash "     

"Aku tidak mau menerima bantuan siapapun kecuali dirimu. Itupun Aku hanya ingin kau membantuku untuk menjagai anakku jika aku ada apa - apa.'     

" Tetapi mengapa harus Aku ? Mengapa bukan Alena ?" Cynthia mencoba mengelak.     

" Karena Yang Mulia Pangeran Nizam akan memiliki sikap yang berbeda terhadap anakku dibandingkan dengan Yang Mulia Pangeran Thalal"     

"Itu tidak benar... Tetapi baiklah Aku akan menjaga anakmu seperti anakku sendiri walaupun sebenarnya Aku merasa bahwa kau akan tetap hidup dan akan menjadi wanita yang paling kuat "      

Lila menghela nafas. " Aku sudah dipanggil. Terima kasih sudah mendengarkan segala keluhanku "      

"Lila.. bagaimana dengan pangeran Abbash.. Apakah kau tidak berharap untuk memiliki sekutu ? Tolong pertimbangkan dia... "     

"Aku tidak kenal dia.."     

"Aku akan membawanya ke hadapanmu "     

"Aku membenci semua yang berkaitan dengan Pangeran Barry "     

"Tetapi dia memiliki misi yang sama denganmu. Kalian bisa bekerja sama"     

Lila menatap Cynthia dengan tajam dan Cynthia malah menatapnya dengan penuh pengharapan.     

"Misi apa maksudmu ?' Lila mengerutkan keningnya.     

"Aku tahu kalau hatimu sedang terluka, dan kau berniat akan membalas dendam tetapi membalas dendam dengan kekuatan sendiri adalah tindakan konyol. Kau seperti sedang terbakar oleh nafsu amarah. Aku tidak ingin amarahmu suatu hari nanti akan membakarmu "     

"Aku tidak takut terbakar, jangankan terbakar matipun Aku tidak takut. Asalkan anakku selamat "     

"Apalah artinya jika anak selamat sedangkan ibunya mati karena dendam. Anakmu lebih membutuhkan kehadiran sosok ibunya dibandingkan dengan dendam yang terbalas untuk ayahnya. Anakmu tidak boleh kehilangan keduanya. Kau tidak boleh egois "     

" Kau mudah berbicara seperti itu karena bukan kau yang mengalami tetapi Aku yang mengalami. Kau tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya memiliki suami yang mengorbankan hidupnya hanya untuk wanita lain. Ia melindungi Yang Mulia Nizam agar Yang Mulia tidak mati. Ia tidak ingin Putri Alena bersedih. Ia tidak memikirkan kalau ada Aku dan anakku. Kami membutuhkan kehadirannya" Lila berkata berapi - api. Ia sudah mulai menunjukkan sifatnya yang sebenarnya.      

"Matamu penuh amarah, dadamu penuh dengan dendam. Itu tidak baik untuk bayimu. Kau butuh psikiater untuk menghilangkan trauma pada hidupku. Kau bisa menghubungi Jeni, wanita teman dari suamiku. Aku akan menunggumu sampai Kau diperiksa dokter." Cynthia tiba - tiba menawarkan Lila untuk menemui seorang psikiater.     

Tetapi kemudian tiba - tiba, Lila mengerang. " Aaah.. perutku sangat sakit.. "     

Cynthia terlonjak dan Ia langsung berteriak, " Perawat !! Siapapun itu.. Ada yang mau melahirkan " Kata Cynthia sambil menyanggah tubuh Lila yang mulai berkeringat menahan sakit..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.