CINTA SEORANG PANGERAN

Akhir dari Mr.Anderson



Akhir dari Mr.Anderson

Mr. Anderson berdiri mematung di dalam kamarnya. Ia begitu gemetar ketika seorang anak buahnya mengatakan sesuatu,     

"Pak.. semua rencana kita gagal. Ada pasukan yang tidak mengenal datang menyelamatkan Nyonya Lila dan membawa pergi bayinya. Kami semua tertangkap dan sebagian ada yang tewas karena baku tembak dengan mereka. Dan entah bagaimana ternyata ada beberapa polisi yang datang langsung mengamankan kita. Anda sebaiknya bersiap - siap untuk melarikan diri.. Akh..." Anak buahnya itu terdengar memekik dan suara tembakan terdengar di seberang sana. Handphone Mr. Anderson langsung jatuh berderai.     

Siang itu Ia hanya berdiam di kamarnya menunggu perkembangan. Dan malam harinya beberapa polisi datang ke rumahnya menahannya dan meminta keterangan sebagai saksi tetapi kemudian pengacaranya datang membebaskan dia.     

Dua hari kemudian Ia tidak bisa melakukan apa - apa karena keberadaannya di awasi pihak kepolisian dengan ketat. Mr Andeson tadinya mengandalkan pengacaranya yang jumlahnya hampir sepuluh orang untuk bisa membebaskan dirinya dari semua tuduhan.     

Tetapi apa daya ternyata pihak kepolisian memegang banyak bukti dan saksi yang menyatakan bahwa Ia terlibat dalam kasus penyerangan di tempat wisuda Universitas the great. Dan yang paling mengerikan adalah pihak kepolisian juga ternyata memiliki bukti - bukti bahwa dia memberikan fasilitas negara kepada pangeran Barry serta penggelapan beberapa dokumen negara dan investasi ilegal jual beli senjata.     

Mr. Anderson hanya bisa terduduk lemas ketika Penyerangan ke rumah sakit tempat Lila melahirkan yang tadinya Ia anggap begitu sempurna. Dalam penyerangan itu Ia sudah membayangkan kalau Ia akan memperoleh cucunya dan membunuh menantunya lalu menimpakan kesalahan kepada Pangeran Barry.     

Anak pangeran Barry yang membelot kepada dirinya sudah di beri tahu sesuai rencana kalau mereka di suruh oleh Pangeran Barry menyerang Lila hanya karena Lila adalah sahabat baik Alena dan pangeran Barry tidak suka dengan semua yang berkaitan dengan Alena dan Nizam.     

Entah mengapa rencananya jadi blunder kepada dirinya sendiri. Rencana penyerangan itu memang membuktikan Pangeran Barry yang menyerang tetapi motifnya jadi berubah. Motifnya adalah bukan dendam Pangeran Barry kepada Lila tetapi dendam Pangeran Barry kepada dirinya karena gagalnya kerja sama diantara mereka.     

Mr. Anderson menuangkan minuman ke dalam gelasnya dan menenggaknya dengan tangan gemetar. Ia merasa hidupnya hancur. Anaknya meninggal, cucunya menghilang dan istrinya semakin depresi. Tadi siang pengacara dan akuntan kepercayaannya datang kepadanya dan memberitahukan bahwa semua asset kekayaannya di sita. Mr.Anderson terbukti banyak melakukan kejahatan pencucian uang dan uangnya itu digunakan untuk mendanai kampanyenya menjadi seorang senotar.     

Hilang sudah citra baik dan dermawan yang selama ini melekat kepadanya. Pejabat baik yang hidup sederhana. Ayah seorang penyanyi tampan dan terkenal kini beralih menjadi seorang kriminal. Hukuman penjara yang lama bahkan tidak mustahil hukuman mati akan menantinya.     

Kejahatan terberatnya adalah terlibat ke dalam kasus penyerangan ke rumah Nizam untuk membunuh semua orang termasuk para bayi dan penyerangan ke tempat wisuda yang menimbulkan korban jiwa yang lumayan banyak. Ia akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan Pangeran Barry. Karena pangeran Barry memiliki kekebalan hukum dan tidak mungkin akan dihukum seperti dirinya.     

Banyak foto, saksi dan dokumen yang memberatkan dia yang membuat Mr.Anderson tidak berkutik. Tangan Mr.Anderson tampak menggigil ketika kembali menuangkan minuman ke dalam gelasnya.     

Cairan minuman beralkohol kembali mengguyur tenggorokannya. Dinginnya es yang dicampurkan ke dalam minuman itu tidak mampu membuat Ia menghilangkan rasa panas di tenggorokannya.     

Apakah Ia bersalah begitu membenci Nizam. Ketika Ia tidak mampu melihat penderitaan Edward yang begitu terlihat di matanya karena Nizam. Mr.Anderson merasa sangat tidak berdaya. Mengapa kekayaan dan kekuatan yang Ia miliki tidak mampu membeli kebahagiaan anaknya sendiri.     

Mr.Anderson menghela nafas. Ia lalu mengingat kembali kebahagiaan yang sempat Ia miliki ketika Edward datang membawa Lila. Ia tadinya berharap banyak kalau Lila akan mengembalikan kebahagiaan Edward. Apalagi terlihat kalau Lila begitu mencintai Edward bahkan rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Edward. Kemudian kehamilannya yang begitu membahagiakan.     

Tetapi kemudian Mr.Anderson menyadari kalau kebahagiaan anaknya yang terlihat dipermukaan adalah hanya sekedar penampakan kebahagiaan yang semu. Ia sering melihat tatapan mata Edward yang kosong dan berkaca - kaca serta sering melamun sambil menikmati rokok dan minumannya. Sebagai seorang Ayah, Ia langsung tahu kalau anaknya ternyata masih belum bisa melupakan Alena.     

Apakah Ia salah ketika kemudian bekerja sama untuk membunuh Nizam dan membuat Alena menjadi milik anaknya. Mr.Anderson juga tidak tahu kalau ternyata Pangeran Barry juga menginginkan Alena karena pada dirinya Pangeran Barry menginginkan kematian Nizam hanya karena agar Ia dapat menyatukan Kerajaan Azura dan Zamron sebagai satu kerajaan besar.      

Mr.Anderson baru tahu dari pengacaranya kalau Pangeran Barry ternyata menginginkan Alena juga. Ia telah ditipu mentah - mentah oleh Pangeran Barry sialan itu. Setelah Ia membantu membuatkan dia banyak dokumen palsu, membantunya dalam keuangan dan memberikan fasilitas negara untuk melancarkan pembangunan hotel dan perusahaan lainnya di Amerika serta merebut semua konsumen dan investor Nizam untuk dialihkan ke dirinya. Bagaimana bisa Ia tertipu mulut manis pangeran putra mahkota kerajaan Zamron itu.     

Apakah Ia salah kalau Ia tidak menginginkan Lila berada di sampingnya untuk membesarkan cucunya kalau melihat Lila Ia merasakan perasaannya sangat sakit. Mr. Anderson tidak berhenti menyalahkan ketidak mampuan Lila di dalam merebut hati anaknya dan memberikan kebahagiaan yang utuh kepadanya. Mengapa Lila bersikap lemah dan tidak tegas kepada Edward.     

Di mata Mr.Anderson Lila terlalu lemah dan tidak memiliki karakter kuat seperti Alena untuk memperjuangkan cintanya. Ia terlalu sopan dan tidak genit seperti Alena. Ia terkesan sangat dingin ketika Alena terlihat sangat hangat. dan Lila sangat pintar ketika Alena sangat polos.     

Mengapa Lila tidak dapat meniru karakter Alena. Mengapa hanya wajahnya saja yang mirip tetapi isinya tidak. Mengapa Lila tidak memiliki sifat Alena walaupun hanya sedikit saja. Mengapa Lila tidak tertawa lepas seperti tawa Alena yang mampu membawa kebahagiaan kepada Edward.     

Mr.Anderson menyeka keringatnya yang tiba - tiba mengalir deras membasahi keningnya. Besok adalah hari dimana Ia akan memasuki persidangan sebagai seorang terdakwa dan bukan saksi lagi.      

Mr.Anderson seorang senator yang begitu terhormat, disegani, disanjung orang akan berubah menjadi orang terhina. miskin dan tidak berdaya. Orang - orang sudah banyak yang menghujatnya sebagai ayah kejam yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan kematian putranya sendiri.     

Mr.Anderson juga kini dicap sebagai politikus busuk yang menggunakan fasilitas negara untuk membantu orang lain dari negara luar mengeruk kekayaan negaranya sendiri.     

Mr. Anderson di dakwa juga sebagai koruptor kelas kakap yang mengakibatkan banyak kerugian pada negaranya. Dengan gemetar Mr. Anderson tiba - tiba menarik laci meja kerjanya. Dari dalam lacinya Ia mengeluarkan sebuah pistol yang memang selalu Ia simpan di sana. Ketika kemudian keheningan malam terpecahkan oleh suara pistol yang meletus dan kemudian tubuh Mr.Anderson tergeletak dengan kepala berdarah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.