CINTA SEORANG PANGERAN

Mengapa Aku Harus Menikahinya ?



Mengapa Aku Harus Menikahinya ?

Lila menghentikan tangisannya, Ia lalu merenggangkan pelukannya dari Alena. Waktu itu Cynthia tidak berbicara seterus terang ini. Ia hanya diminta untuk menghubungi Pangeran Abbash kalau Ia membutuhkan pertolongan tetapi Alena dengan tenangnya langsung memintanya untuk menikahi Pangeran Abbash.     

"Pangeran Abbash ? lagi - lagi pangeran Abbash. Memangnya siapa dia? Mengapa Aku harus menikahinya ? Apa kau tahu kalau Aku sangat trauma dengan pernikahanku yang kemarin" Kata Lila kepada Alena. Cynthia jadi termangu melihat Lila yang tampak sedikit marah dengan kata - kata Alena yang begitu berterus terang.     

Cynthia menunggu apa yang akan Alena ucapkan untuk menenangkan hati Lila yang sedang memendam amarah, kesedihan karena luka yang sangat mendalam.     

"Kita adalah seorang wanita. Kita terbiasa untuk berkorban perasaan. Terutama di negara Asia dimana sebagai wanita kita tidak lengkap untuk hidup sendiri. Kau ada anak yang harus kau besarkan. kau juga memiliki dendam kepada Pangeran Barry.      

Pangeran Abbash adalah orang yang sangat tepat untuk dijadikan pelindung. Tidak usah ada cinta asalkan bisa saling melindungi dan mengisi itu sudah cukup" Kata Alena dengan santainya.     

'Putri Alena.. itu adalah sesuatu yang sangat mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Aku sudah kapok menikah tanpa cinta. Kematian Edward sangat menyakitkan bagiku. Ia mengorbankan nyawanya untukmu. Dia lebih memilih diirimu dibandingkan dengan anak dan istrinya" Kata Lila membuat Alena menjadi sedikit murung dan merasa sangat bersalah.     

"Maafkan Aku Lila, ini semua gara - gara Aku. Seandainya Aku tidak ada mungkin Kau akan hidup berbahagia bersama Edward " kata Alena sambil menundukkan kepalanya. Lila langsung tersadar kalau kata - katanya menyinggung perasaan Alena.     

 Lila segera meraih tangan Alena dan menggenggamnya,     

"Maaf kan Aku putri Alena, Aku tidak bermaksud untuk menyalahkanmu. Aku menikahinya dalam posisi dia sudah mencintaimu jadi ini semua bukan karena dirimu tetapi Aku memang yang mengambil resiko untuk menikahinya" Kata Lila sambil tersenyum.      

"Terima kasih Lila, Kau begitu baik hati dan penuh pengertian. Percayalah Aku ingin menikahkanmu dengan Pangeran Abbas karena kalian memiliki misi yang sama. Pangeran Abbash sebenarnya mencintaiku tetapi Ia bersedia menikah denganmu karena Aku memintanya untuk menjagamu"     

Cynthia mendelik kepada sahabatnya. Kenapa Alena begitu berterus terang seperti itu. Bukankah itu malah akan membuat Lila semakin tidak ingin menikah dengan Pangeran Abbash.     

"Apa ? Pangeran Abbash mencintaimu tetapi Kau malah ingin menikahkan Aku kepadanya. Kegilaan apa lagi ini? Aku sungguh tidak mau mengulang peristiwa lama lagi. Aku merasa cukup sekali saja Aku menikahi orang yang tidak mencintaiku. Aku lebih baik hidup sendiri saja. Mungkin Aku akan pulang saja ke Indonesia" Kata Lila menggelengkan kepalanya dengan kuat.      

Mendengar kalau Pangeran Abbash juga mencintai Alena membuat Lila semakin tidak ingin mencintai pangeran yang tidak ia kenal itu.     

"Pangeran Abbash bukanlah Edward yang begitu melankolis. Dia adalah pangeran yagn memiliki kepribadian yang kuat. Ia hidup di dunia realita dan bukan di alam mimpi seperti Edward. Walaupun Ia mencintaiku tetapi Ia sudah memutuskan bahwa Ia tidak akan memaksakan cintanya kepadaku. Ia cukup puas melihatku berbahagia dengan Nizam.     

Aku berbicara terus terang karena Aku tidak ingin membohongimu. Aku hanya menawarkan perlindungan kepadamu terutama kepada anakmu. Karena Aku merasa bersalah terhadap anakmu lagipula Aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku sendiri. Lila Aku mohon kepadamu. Tidak sedikitpun Aku mau mencelakakanmu.     

Hidup hanya berdua tanpa perlindungan siapapun dengan kondisi Kau akan menerima warisan yang cukup besar dari suami dan mertuamu membuat Aku ketakutan sendiri. Kau tahu kalau Mr. Anderson walaupun hanya memiliki satu anak tetapi dia memiliki banyak saudara. Apakah mereka akan rela kalau tiba - tiba semua harta kekayaan saudara mereka jatuh ke tangan menantu mereka.     

Belum lagi Pangeran Barry yang tidak akan tinggal diam melihat keturunan Mr. Anderson hidup. Ia sama mendendamnya dengan dirimu. Ia tentu tidak ingin anakmu hidup dan membalas dendam kepadanya karena gara - gara dirinya lah Ayahnya terbunuh" Alena mengelus tangan Lila. Merayunya dan membujuknya. Walaupun Ia tahu kalau Lila jauh lebih pintar dari dirinya.     

"Kau sedang merayuku ? " Kata Lila sambil akhirnya tersenyum mendengar Alena berusaha keras membujuknya.     

"Ya.. Aku tahu tidak mudah membujukmu. Kau orang yang sangat cerdas dan pintar. Sekeras apapun Aku membujukmu kalau otakmu tidak bisa menerimanya kau pasti tidak akan bersedia menikah dengan Pangeran Abbash"     

"Yaah.. sebenarnya Aku juga sedang menimbang - nimbang. Ketika Putri Cynthia tiba - tiba datang dan membicarakan Pangeran Abbash tiada henti. Aku sudah menduga kalau ada misi perjodohan di dalamnya. Dan Aku sebenarnya tidak ingin menerimanya sama sekali.     

Tetapi kemudian Aku juga mendengar kalau Ia menyelamatku dari kematian walaupun sebenarnya yang menjadi otaknya adalah Yang Mulia Pangeran Nizam tetapi Aku tetap tidak bisa menghilangkan jasanya yang begitu besar terhadap diriku.      

Mendengar perkataan Yang Mulia tentang keselamatan anakku juga menjadikan acuan pertimbanganku. Jadi Silahkan nikahkan Aku dengan Pangeran itu. Tetapi Aku adalah seorang janda dengan anak. Apakah Ia tidak akan jijik dengan ku?"     

"Huss ! masa iya dia jijik denganmu. Memang apa salahnya dengan janda. Toh kemuliaan wanita tidak terletak dari gadis dan tidaknya dia. Tetapi terletak pada pengabdian, kesetiaan dan kebahagian yang akan dia berikan kepada suaminya kelak. " Kata Alena dengan berapi - api.     

Pokoknya Ia harus membuat Lila menikahi Pangeran Abbash demi keselamatan nyawanya dan anaknya. Dan perkara cinta adalah belakangan. Semoga cinta dapat bersemi diantara mereka.     

"Bagaimana kalau sampai nanti Aku tidak mencintainya ?" bisik Lila kepada Alena.     

"Kau bisa bertahan sampai anakmu kuat secara mental dan fisik. Selebihnya Kau bisa berdiskusi dengan Pangeran Abbash. Dia sudah bersumpah kepadaku tidak akan menyakitimu, tetapi satu lagi yang mungkin membutuhkan kerelaan hatimu" Kata Alena.     

"Apakah itu ?" Kata Lila.     

"Pangeran Abbash terkenal menyukai banyak wanita dan Ia memang tidak berniat hanya memiliki satu istri. Ia juga tidak bisa menjadikanmu istri utama karena sebagai istri utama syaratnya adalah harus masih gadis. Jadi Ia hanya bisa menjadikanmu sebagai istri pendamping. Apa kau bersedia membagi dia dengan para wanita lain di kediamannya." Kata Alena dengan hati - hati.     

Alena seperti menunggu bom meledak di saat Ia menunggu jawaban dari Lila. Tetapi Lila malah tersenyum.     

"Itu adalah lebih baik. Karena Aku belum tentu dapat menjadi istri yang baik baginya. Aku khawatir kalau Aku tidak dapat menerima sentuhannya. Tolong katakan kepadanya bahwa Aku sama sekali tidak keberatan dia mau memiliki istri seberapapun. Aku hanya ingin dia membalas kerelaanku dengan bersabar menghadapiku. Aku mungkin tidak akan bisa melayaninya secara fisik dalam waktu dekat. Aku masih trauma," Kata Lila.     

"Ia yang akan bersabar kepadamu atau kau yang akan bersabar kepadanya. Apakah Kau yakin dapat menahan diri menghadapinya? " Tiba - tiba Alena tersenyum misterius.     

"Apa maksud Yang Mulia ?" Lila mengerutkan keningnya tidak mengerti.     

"Kau belum melihat wajahnya seperti apa?" Kata Alena sambil membayankan wajah tampan pangeran Abbash yang mampu menggoncangkan hati siapapun yang melihatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.