CINTA SEORANG PANGERAN

Kebimbangan Amrita



Kebimbangan Amrita

Pagi itu suasana tampak hening, Amrita duduk di taman rumahnya di kerajaan Zamron. Ia duduk termangu ditemani para pelayannya yang hanya berani berdiri tanpa sedikitpun mereka bersuara. Pandangan Amrita tampak kosong. Sesekali Ia melemparkan makanan iklan ke dalam kolam.      

Amrita memandang permukaan kolam itu. Setiap kali makanan itu meluncur masuk ke dalam kolam maka ikan - ikan dengan rakus saling berebut makanan itu. Sudah hampir setahun Amrita berada di kerajaan Zamron dan tinggal di kediaman orang tuanya.     

Waktu itu Pangeran Abbash menyuruhnya untuk pulang ke kerajaan Zamron karena takut Amrita tertangkap dan akan membocorkan seluruh rahasia Pangeran Abbash. Sampai hari ini tidak sedikitpun Pangeran Abbash memberikan kabar berita kepadanya. Ia biasanya selalu ada disamping pangeran tampan itu dan membantunya untuk melakukan apa saja yang diinginkan oleh Pangeran Abbash.     

Hari ini Ibunya kembali mendesak Ia agar segera menikah. Ratu Sabrina kemarin datang dan memintanya untuk menikah dengan Pangeran Husen adiknya Pangeran Nizam. Amrita berupaya terus menolaknya Ia sama sekali tidak ingin menikah dengan Pangeran Husen.      

lagipula Ia tidak dapat membayangkan seandainya Pangeran Husen tahu kalau Ia sudah tidak suci lagi. Bisa - bisa yang mati dibunuh di malam pengantin. Wajah cantik Amrita begitu muram. Tatapannya kosong.      

Ia bukannya takut mati. Bukankah selama ini Ia hidup dengan menantang bahaya. Ia selalu berada di sisi Pangeran pujaannya untuk melancarkan segala aksi kejahatannya tetapi Ia tidak pernah takut menantang bahaya. Baginya melihat senyum pangeran Abbash setiap kali Ia berhasil melaksanakan misinya sudah cukup membuat Ia berbahagia.     

Amrita berulang kali menolak lamaran para pangeran atau putra para pembesar. Ia paling fenomenal adalah ketika Ia menolak lamaran Ratu Sabrina untuk mengisi harem Nizam. Waktu itu alasannya adalah Ia sedang tanggung kuliah di Boston. Dan untungnya kemudian Ratu Sabrina lebih tertarik membawa sepupunya untuk mengisi harem Nizam.     

Tetapi sialnya Ratu itu kemarin datang lagi. Kali ini Ratu Sabrina melamarnya untuk menjadi salah satu istri Pangeran Husen. Amrita kali sulit untuk menolak karena sudah banyak pria yang Ia tolak. Wajahnya yang cantik dan juga jago ilmu bela diri menjadikan Ia salah satu putri favorit para pangeran atau putra para pejabat tinggi dari berbagai kerajaan.     

Karena Amrita juga sering ada di luar negeri maka mereka tidak mengetahui hubungannya dengan Pangeran Abbash. Jadi siapa sangka putri cantik itu sudah sering kali berhubungan dengan Pangeran Abbash.     

Sebenarnya dalam lubuk hatinya yang terdalam Ia sangat menyesal telah melakukan hal yang sangat tabu di negaranya untuk dilakukan sebelum menikah tetapi rasa cintanya pada Pangeran Abbash membutakan mata hatinya. Melihat senyum yang memabukkan itu membuat Amrita tidak berdaya ketika pertama kali Pangeran Abbash menyentuhnya.     

Bahkan tidak sedikitpun Pangeran Abbash berjanji akan menikahinya. Ia malah meminta Amrita untuk menggunakan alat kontrasepsi. Ini sangat menyedihkan. Tetapi kemudian janji akan menikahinya terucap ketika Pangeran Abbash menyuruhnya untuk menyamar menjadi salah satu pelayan di kediaman Pangeran Nizam.     

Pangeran Abbash berjanji akan menjadikannya istri kedua setelah Ia berhasil menikahi Putri Alena. Dan waktu itu Amrita sudah bersedia walaupun Ia harus jadi istri kedua atau ketiga atau keempat atau bersaing bersama para selir baik yang resmi maupun tidak resmi.     

Pangeran Abbash sangat berpengalaman dalam menyentuh wanita. Korbannya sudah tidak terhitung dan semua dilakukan dengan sukarela jadi tidak pernah ada tuntutan kepadanya selama ini.     

Waktu itu Amrita sangat bahagia mendengarnya. Tetapi setahun sudah berlalu Ia sama sekali belum mendapatkan berita tentang Pangeran Abbash. Sementara itu Ayah dan ibunya semakin mendesaknya. Pangeran Abbash semakin raib hilang ditelan bumi.     

Walaupun Ia mengikuti perkembangan berita tentan Amerika tetapi nama Pangeran Abbash tidak tersebut sama sekali. Yang ada hanyalah berita tentang Pangeran Barry yang melakukan kejahatan dalam kasus penyerangan di tempat wisuda Nizam hanya karena dendam dan persaingan antar pangeran putra mahkota.     

Selain itu keterlibatan Pangeran Barry dalam kasus pencucian uang, pembelian senjata ilegal, memobilisasi orang - orang untuk melakukan tindakan kejatahatan dan kerja sama melakukan praktek politik kotor dengan Mr. Anderson yang kemudian membunuh dirinya sendiri.     

Sekarang Pangeran itu dideportasi dari Amerika dan kembali ke kerajaan Zamron dengan mendapat kemarahan yang luar biasa dari Sultan Mahmud. Sultan itu beberapa bulan kemarin baru saja meratap memohon kepada Ratu Sabrina agar anaknya tetap berada di Harem Kerajaan Azura karena Putri Mira mengancam akan membunuh dirinya sendiri jika Ia dipaksa pulang.     

Dan Ratu Sabrina kemudian mengabulkan keinginannya. Ia bahkan belum berbicara dengan Nizam entah kalau Nizam tahu dari orang lain. Tetapi keputusan Ratu Sabrina kemudian membiarkan Putri Mira tetap ada di harem sampai Nizam kembali pulang.      

Baru saja selesai urusan dengan putri bungsunya sekarang Ia mendapatkan masalah dari Pangeran Barry. Mengapa anak sulungnya dan merupakan calon dari raja kerajaan Zamron harus melakukan kekacauan sebanyak itu. Para Tetua bahkan sudah akan bersidang untuk menentukan hukuman apa yang sepatutnya di terima karena kegagalan putra mahkota di dalam mempertahankan nama baik dari negaranya sendiri.     

Yang tidak mengerti adalah mengapa Pangeran Abbash tidak ikut pulang bersama Pangeran Barry. Kenapa Amrita tidak mendengar adanya keterlibatan dari calon suaminya itu. Bukankah selama ini Pangeran Abbash dan Pangeran Barry bagaikan jari manis dengan kelingking. Kemana - mana selalu saling berdekatan.     

Amrita berusaha mencari tahu tetapi karena sekarang pergerakan Pangeran Abbash lebih banyak bergerak diam - diam. Dan selau dibantu oleh para tentara ilegalnya.     

Tetapi selain berita yang banyak menjelaskan Pangeran Barry tidak ada satupun berita yang mengulas dengan pangeran Abbash. Sebenarnya ada kejadian apa sehingga pangerannya itu menghilang dan raih bagaikan di telan tanah.     

Ini sudah sangat mendesak. Sudah seminggu Ia tidak boleh keluar rumah dan tetap harus melakukan perawatan calon pengantin di suruh oleh ayahnya. Ketika kemudian Ia mendengar langkah kaki dibelakang. Dari suaranya Ia sangat hapal kalau itu adalah suara langkah kaki ibunya.     

Amrita semakin gelisah ketika Ibunya mengucapkan salam lalu berkata,     

"Ada Pangeran Husen ingin bertemu denganmu. segeralah kau menemuinya di ruang tamu timur. " Kata ibunya dengan pandangan mata yang sedikit gusar.     

"Ibunda.. Aku sudah berulang kali mengatakan Kalau Aku tidak menginginkan pernikahan ini. Aku hanya mencintai Pangeran Abbash dan akan menunggunya sampai kapanpun" Kata Amrita.     

"Mau sampai kapan kau menunggunya ? Ibunda sebenarnya tidak ingin menghalangimu menikahi pria pujaanmu itu. Tetapi kau harus bersikap realitis sedikit. Pangeran tampan itu memiliki tingkah seenaknya dan sudah jelas memiliki banyak kekasih yang tidak jelas. Itulah sebabnya Ibu kemudian memutuskan untuk menikahkan kau dengan orang lain daripada kau terus menerus bersikap murung.     

"Ingatlah kalau Kau harus segera menikah. Ibunda tidak ingin kau selalu larut dalam kesedihan dan tidak ada kepastian. Ayolah daripada murung kau lebih baik berbincang - bincang dengan Pangeran Husen " Ibunya membujuk Amrita dengan lemah lembut     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.