CINTA SEORANG PANGERAN

Sebaiknya Tidak Menemui Putri Mira



Sebaiknya Tidak Menemui Putri Mira

Pangeran Husen duduk di dalam mobilnya dan bersiap pulang ke Azura. Dalam hatinya Ia tampak mengagumi Amrita yang menurutnya lain dari pada yang lain. Dia wanita yang cantik, mandiri, berani dan memiliki prinsip.     

Sangat jarang ada wanita di kerajaannya yang seperti itu. Sama seperti para wanita di kerajaan Asia lainnya terlepas dari latar belakang agama dan budaya kalau para wanitanya hanya menjadi pendamping para pria. Tetapi Amrita tampil cemerlang dan berani menolak perjodohan jika memang perjodohan itu tidak sesuai dengan keinginannya.     

Dan bagi Pangeran Husen itu tidak salah. Orang tua hendaknya tidak memaksakan kehendaknya untuk mencarikan jodoh bagi anak-anak nya jika memang anaknya tidak menyukai. Para gadis hendaknya ditanya terlebih dahulu sebelum dinikahkan. Dan jika mereka tidak menganggukan kepalanya atau menjawab iya dan Dia hanya terdiam. Itu tandanya dia tidak setuju dan orang tua hendaknya tidak memaksakan kehendaknya.     

Amrita terus menerus menolak perjodohan yang ditawarkan oleh orang tua nya. Yang membuat Pangeran Husen sedikit bingung. Mengapa Dia ditawarkan untuk berjodoh dengan Amrita padahal dulu ketika Ratu Sabrina melamar Amrita untuk kakaknya Nizam. Amrita menolaknya. Apalagi dia yang tidak ada apa - apanya kalau dibandingkan dengan kakaknya.     

Sudah bukan rahasia lagi kalau Amrita ada hubungan dengan Pangeran Abbash mengingat bahwa mereka berteman sejak kecil. Ini mirip seperti Kakak Nizam dengan Putri Rheina. Ini adalah kasus yang sama. Hanya saja Sultan Mahmud tidak melamar Amrita karena memang Pangeran Abbash sama sekali tidak menginginkan Amrita.     

Pangeran Husen tahu bagaimana Playboy-nya pangeran Abbash. Wajahnya yang teramat tampan dan kemunculan nya yang misterius membuat para wanita tergila-gila. Mereka dengan sukarela menyerahkan dirinya kepada pangeran Flamboyan itu. Bahkan kalau dilihat dari sikap Amrita terlihat sekali kalau Amrita seakan-akan terikat dengan pangeran Abbash.      

Maya, asisten dari Pangeran Husen tampak menoleh ke arah Pangeran Husen. Melihat majikannya yang begitu tenggelam dalam lamunannya Dia jadi berdehem. Sekali...dua kali hingga kemudian Pangeran Husen tahu kalau asisten nya sedang mencari perhatian nya. Apalagi karena Amrita berdehem.     

Pangeran Husen mengangkat mukanya dan berkata kepada asistennya. "Ada apa apa mengapa kau berdehem ? " Tanya Pangeran Hussein kepada asistennya yang yang sudah mengikutinya selama dua tahun.     

"Yang mulia tampak asyik melamun. Hamba pikir yang mulia pasti merasa tertarik dengan Putri Amrita. Putri Amrita memang sangat cantik yang mulia tetapi seperti yang dia katakan tadi bahwa dia menunggu Pangeran Abbas menikahinya jadi memang sebaiknya yang mulia tidak memikirkan dia dan menunggu Ratu Sabrina untuk mencarikan wanita yang lain "     

"Aku sebenarnya memang menyukainya tetapi aku juga tidak berharap dia akan menjadi istriku. Kamu lihat bagaimana dia sedari tadi dia hanya membicarakan tentang pangeran Abbash dengan mata berbinar. Itu tandanya dia memang sangat mencintai Pangeran itu.     

Lagipula aku tidak ingin menjadi orang ketiga diantara hubungan mereka "kata Pangeran Hussein kepada Maya.     

"Anda benar Yang Mulia pernikahan yang dipaksakan hanya akan memiliki dua ending. Ending yang pertama adalah kebahagiaan karena mereka dapat saling menerima satu sama lain seiring berjalannya waktu, tetapi ending yang kedua adalah pernikahan yang dipaksakan bisa saja tidak berhasil dan ketidakberhasilan dari pernikahan yang dipaksakan akan menyiksa si istri atau suaminya sendiri."     

Maya mengemukakan pendapatnya kepada Pangeran Husen kemudian Pangeran Husen menjawab "Sebenarnya baik aku atau kakak Thalal maupun kakak Nizam sangat tidak setuju dengan adanya perjodohan yang dipaksakan.     

Mungkin memang ada beberapa orang yang perlu dibantu untuk mencari jodohnya tetapi sebagian lagi mungkin mereka bisa mencari jodohnya sendiri.      

Tetapi walaupun begitu aku juga tidak menyetujui adanya kebebasan dalam berhubungan apabila mereka belum menikah. Karena menurutku berhubungan terlalu bebas sebelum menikah akan sangat merugikan si wanita itu sendiri.      

Jadi memang demi kehormatan baik itu untuk laki-laki maupun perempuan dan untuk membedakan perilaku manusia atau binatang maka ikatan pernikahan sebelum melakukan hubungan itu sangat lah penting." Pangeran Husen berkata panjang lebar.     

Maya menganggukan kepalanya tanda setuju. Diantara lima Pangeran tampan dari Azura. Nizam, Thalal, Husen, Rasyid dan Hamdan. Pangeran Husen yang paling slengean dan seenaknya. Tetapi walaupun begitu Ia tetap berprinsip bahwa kehormatan wanita itu adalah hal yang sangat berharga. Dan sudah selayaknya para pria menjaga kehormatan seorang wanita.     

Tidak lama kemudian mobil memasuki kerajaan Azura. Suasana kerajaan tampak dingin dan murung.Tidak ada gelak tawa, musik yang terdengar dan suara orang - orang yang berbicara. Semua orang berjalan lambat dan berbisik-bisik. Cat tembok kerajaan yang sudah memudar menambah kemuraman. Raja Al - Walid sudah semakin sakit - sakitan dan yang membuat istana muram adalah tidak adanya dua pangeran utama kerajaan.     

Didalam Harem juga sudah mulai bergejolak. Mereka merasa jadi istri yang tidak dianggap. Hanya berkeliaran di dalam Harem. Makan, minum, tidur, bersolek tanpa melayani suami. Keluar sembarangan tidak bisa kecuali pergi ke rumah orang tua disertai pengawalan ketat.      

Mereka memang belajar menari, menyanyi, membaca puisi, menyulam, menjahit dan berbagai ilmu kewanitaan lainnya. Tetapi mereka tidak bisa menampilkan keterampilan mereka itu. Karena Nizam masih belum pulang sehingga mereka selalu berharap Nizam segera pulang sehingga Mereka bisa bertemu Pangeran Nizam secepatnya. Mereka ingin segera di sentuh oleh Nizam dan tidak digantung tanpa ada kepastian.     

Pangeran Husen tiba - tiba teringat kepada Putri Mira adiknya Pangeran Abbash dan Pangeran Barry.     

"Maya... Apa kau bisa mengatur pertemuan Antara Aku dan Kakak Putri Mira? " Tiba-tiba Pangeran Husen berkata. Maya menjadi pucat mendengar permintaan Pangeran Husen.     

"Te....tapi itu tidak mungkin. Dia Kakak ipar Yang Mulia dan Pangeran Nizam tidak ada. Yang Mulia tidak bisa menemui nya sembarangan. Apalagi sekarang Putri Mira ada dalam pengawasan psikolog. Bukankah Yang Mulia masih ingat kalau Kakak Yang Mulia berniat hendak mengembalikan Putri Mira ke Kerajaan Zamron sebagai hukuman atas kesalahan Pangeran Abbash.     

Mendengar itu Putri Mira langsung depresi dan hendak membunuh dirinya sendiri. Itulah sebabnya Ratu Sabrina kemudian membiarkan Putri Mira masih berada di Harem. Tetapi sampai saat ini Dia masih sangat sedih dan sering melamun.     

Hanya Puri Alicya yang setia menemaninya. Jadi kalau Yang Mulia hendak menemuinya sekarang. Rasanya kurang baik. Apalagi kalau menanyakan tentang kabar Pangeran Abbash kepadanya. Jangan - jangan malah seperti membuka luka lama" Maya berkata terus terang.     

Pangeran Husen terdiam membenarkan perkataan asistennya.     

"Jadi memang sebaiknya Aku segera pergi ke Amerika dan mencari tahu sendiri " Kata Pangeran Husen.     

"Itu adalah tindakan yang paling benar"     

"Kalau begitu persiapkan segalanya. Aku mau pergi diam - diam saja bertiga dengan Imran. Aku, Kau dan Imran. Kita naik penerbangan umum saja agar tidak terlalu mencolok "     

"Yang Mulia tidak akan membawa pengawal ? "     

"Tidak cukup Imran saja. Membawa Imran sama saja dengan membawa seratus pengawal " Kata Pangeran Husen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.