CINTA SEORANG PANGERAN

Adil Menurut Versi Mereka



Adil Menurut Versi Mereka

Arani menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap ke wajah suaminya dan menjawab dengan sangat tenang.     

"Sebenarnya itu tidak masalah " Kata Arani menjawab pendek.     

"Benarkah ? Kau membolehkan Aku beristri lagi?" kata Jonathan dengan mata melotot.     

"Bagi adat kami perempuan Azura. Suami itu ibarat matahari yang menyinari kehidupan kami. Sinar itu dapat memberikan kehidupan kepada banyaknya makhluk hidup. Sinarnya yang kuat dan memancar akan terasa sia – sia kalau hanya dimiliki oleh satu pohon. Jadi para wanita Azura biasanya ikhlas berbagi pancaran sinar mataharinya untuk pohon yang lain" Kata Arani sambil merangkul leher Jonathan setelah Ia memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang melihat mereka.     

Muka Jonathan mendadak memerah dan berbinar, Ia kagum dengan kerelaan hati istrinya itu sehingga Ia kemudian balas memeluk pinggang Arani dan merayunya.     

"Aku tidak menyangka Kau begitu mulia. Sesampainya ke Azura tolong kau carikan Aku putri Azura yang cantik jelita untuk menjadi temanmu" Kata Jonathan sambil mengecup kening Arani.     

"Tetapi ada satu masalahnya untukmu" Kata Arani sambil tersenyum dan membenamkan ciuman ke mulut Jonathan yang harum daun mint. Ia mencium suaminya dengan lembut dan syahdu membuat Jonathan langsung membalasnya tak kalah lembutnya. Ketika beberapa lama kemudian ciuman mereka terlepas dan Arani kemudian mengeluarkan lidahnya dan mulai menjilat tepian telinga suaminya. Jonathan jadi meremang. Tangannya sudah mulai hilang kendali tapi Ia masih ingin tahu apa masalahnya.     

"Apa masalahnya ? Katakanlah, istriku yang cantik jelita " Kata Jonathan merayu istrinya.     

"Kau bagiku bukanlah matahari yang bersinar terang di langit tetapi kau seperti nyala lilin yang menerangi kegelapan di kamarmu. Bagaimana Aku bisa membagimu dengan pohon yang lain kalau untuk menerangin kamarku saja Kau begitu kesulitan." Kata Arani membuat tangan Jonathan yang sedang bergerak – gerak langsung terhenti.     

"Teganya Kau berkata seperti itu" kata Jonathan dengan muka cemberut. Ia kesal Arani berkata seperti itu walaupun itu benar. Bagaimana Ia bisa menambah istri lagi kalau menghadapi Arani saja Ia begitu kewalahan. Hampir setiap malam Ia menjadi bulan – bulanan istrinya. Makanya Ia terkadang senang kalau pas istrinya datang bulan. Jonathan jadi bisa istirahat. Ia memang tidak berkata sungguh – sungguh akan mendua. Ia hanya ingin main – main saja.     

"Tapi kan itu kenyataan. Masa Iya Aku harus menutupi kebenaran" Kata Arani sambil memasukan tangannya ke dalam pakaian Jonathan.     

"Itu karena Kau tidak ada puasnya. Kau bukan wanita normal" Kata Jonathan sambil menikmati gerakan tangan istrinya.     

"Maksudmu Aku gila begitu?" kata Arani sambil membenamkan giginya ke dada Jonathan. Jonathan memekik dan tangannya langsung mencengkram bahu kokoh istrinya.     

"Ah.. pelan – pelan Arani. Habis tubuhku kau gigiti. Sekujur tubuhku penuh dengan gigitanmu" Kata Jonathan meringis. Kulit tubuhnya penuh dengan kissmark Arani.     

"Katakan, Apakah memang benar Aku gila? " Kata Arani sambil mengusap dada Jonathan yang memerah. Ia mengelusnya dengan penuh kasih sayang.     

"Ya.. kau memang gila. Gila di tempat tidur" Kata Jonathan sambil tersenyum. Arani mencubit perut Jonathan berlagak seperti perempuan manja.     

"Tapi Kau sukakan?" kata Arani kepada suaminya. Jonathan langsung mengangguk cepat.     

"Aku bahagia kau buas di tempat tidur. Setidaknya Aku tidak usah mengemis – ngemis minta jatah" kata Jonathan sambil mengucek – ngucek rambut Arani. Arani tertawa kecil.     

"Arani.. mendengar percakapan dari para pelayan. Aku jadi penasaran bagaimana situasi Nizam dan Alena di Azura nanti. Aku saja yang memikirkannya menjadi bingung sendiri. Kalau sampai Harem di bubarkan kelihatannya ada kemungkinan Nizam tidak akan menjadi raja. Tetapi kalau sampai Nizam menyentuh salah satu dari mereka bagaimana keadaan Alena?" kata Jonathan sambil kemudian melangkahkan kakinya. Mereka berjalan melanjutkan langkah tadi yang tertunda. Arani dan Jonathan hendak pergi keluar. Mereka akan mengurus persuratan untuk izin terbang ke Azura.     

"Aku pikir tidak masalah bagi Putri Alena kalau Yang Mulia Nizam menyentuh para istrinya. Putri Alena mungkin akan sangat cemburu tetapi bukankah dari awal kalau Putri Alena tahu bahwa suaminya memiliki istri lebih dari satu. Jadi kalau seandainya Yang Mulia Nizam menyentuh wanita lain Putri Alena tidak akan menghalangi"     

"Benarkah ? Ini seperti sangat mustahil. Sulit bagiku untuk menerima ada wanita yang rela suaminya beristri lagi"     

"Memang kenapa mustahil. Ada beberapa wanita yang rela untuk dimadu bukan karena mereka tidak cemburu tetapi sudah menerimakan takdirnya. Kalau disebut cemburu yang mungkin cemburu tetapi kita tidak bisa memaksakan kehendak kita sendiri terhadap mereka." Kata Arani sambil ikut melangkahkan kakinya. Rumah Nizam sangat luas sehingga untuk sampai ke teras depan saja membutuhkan waktu yang cukup lama.     

"Adat dan agama kami membolehkan pernikahan lagi untuk menghindari perselingkuhan walaupun nyatanya bagi beberapa laki – laki ada yang lebih memilih berselingkuh diam – diam dan bermain – main dengan wanita lain walaupun itu berdosa dari pada menikah baik – baik. Dan itu malah menurutku akan menimbulkan semakin banyak tindak kejahatan.     

Sekali lagi Aku tidak menyudutkan wanita yang tidak mau dimadu ataupun mau dimadu. Semua mungkin ada pada pandangan yang berbeda. Aku tidak menyalahkan wanita yang tidak mau dimadu dan hanya ingin memiliki suaminya untuk dirinya sendiri. Aku pikir mungkin itu baik – baik saja. Karena Putri Nabi saja tidak bersedia di madu oleh suaminya Ali bin Abi Thalib. Tetapi Aku juga tidak menyalahkan bagi wanita yang bersedia di madu.     

Toh kita tidak bisa menghakimi mereka dengan mengatakan mereka wanita munafik atau apa kalau nyatanya mereka biasa saja. Kita tidak bisa menyamakan hati setiap manusia. Bukankah dalamnya lautan bisa di duga tetapi hati manusia siapa tahu.     

Kau tahu kalau ada kehidupan yang membolehkan wanita bersuami lebih dari satu. Dan Kau sendiri bisa tidak membayangkan bagaimana kalau Aku bersuami dua atau tiga atau empat atau lima? " Arani balik bertanya.     

"Itu lebih gila lagi. Aku tidak akan izinkan laki – laki lain menyentuh tubuhmu walaupun hanya sehelai rambutmu" Kata Jonathan dengan tegas sambil ngeri membayangkan bagaimana Ia harus berbagi Arani dengan pria lain.     

"Tapi nyatanya di kehidupan ini ada wanita yang bersuami empat atau lima. Dan walaupun ini menyalahi kodrat alam tetap bagi mereka itu adalah takdir dan kehidupan mereka. Mereka bahkan menjalaninya dengan biasa – biasa saja. Para lelaki itu begitu rela berbagi istri diantara mereka. Ini hanya perumpaan saja karena dalam adat dan Agama kami jelas diharamkan bagi istri memiliki lebih dari satu suami. "     

"Hmmm... Aku bisa memahami " Kata Jonathan.     

"Yah.. jadi kalau memang si wanita itu bisa saling berbagi dan si lelaki mampu bersikap adil menurut versi mereka, apa salahnya ?" Kata Arani.     

"Apa yang kau maksud dengan adil versi mereka ?" Kata Jonathan.     

"Sesungguhnya yang mampu bersikap adil itu hanyalah Alloh sedangkan manusia hanya bisa bersikap adil menurut versi mereka masing – masing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.