CINTA SEORANG PANGERAN

Menjadi Putra Mahkota



Menjadi Putra Mahkota

"Bagaimana kalau Ibundaku bersikeras menolak Lila " Pangeran Abbash menjadi resah. Nizam tiba – tiba menatap dalam – dalam ke wajah Pangeran Abbash dan bertanya.     

"Apakah Kau sangat menyayangi ibumu ? " Kata Nizam kepada Pangeran Abbash. Pangeran Abbash menganggukan kepalanya.     

"Ya Aku menyayanginya melebihi apapun. Aku tidak ingin melihatnya bersedih sehingga Aku memutuskan untuk pergi membawa Lila jauh dari hadapannya. Lagipula ada Kakakku Pangeran Barry yang akan ada disisiku. Bukankah Pangeran yang sudah menikah jika dia tidak menjabat di kerajaan akan dilarang tinggal di istana. Mungkin Aku hanya akan dijadikan gurbernur di suatu propinsi dan tidak akan tinggal di istana jadi menerutku apa bedanya jika Aku pergi ke Scotlandia " Kata Pangeran Abbash.     

Nizam menghela nafasnya yang terasa berat. Di satu sisi Ia mengakui kalau alasan dari Pangeran Abbash untuk tidak menemui ibunya dan memilih menyingkir sejauh mungkin adalah suatu kebenaran. Daripada ribut dengan ibu sendiri lebih baik menyingkir dulu untuk sementara waktu. Dan itu sangat Nizam rasakan ketika dia membawa Alena dan Ia juga lebih memilih membawa Alena pergi untuk sementara waktu agar Ia tidak terlalu di sakiti oleh sistem kerajaan.     

Bahkan Ia menyingkirkan Alena dari kerajaannya dan pergi ke Bali agar Alena memiliki ketenangan dalam program kehamilannya. Dan Ia sekarang membawa Alena pulang dengan modal yang sangat kuat untuk melawan sistem kerajaan. Dua anak kembar menjadi kekuatan Alena untuk bisa berdiri tegak dan melawan orang – orang yang mungkin akan merendahkannya di Istana.     

"Kau tahu kalau kakakmu sekarang tidak menjadi pangeran putra mahkota " Kata Nizam kepada Pangeran Abbash. Pangeran Abbash langsung terloncat kaget mendengar kata – kata Nizam.     

"Tidak menjadi pangeran Putra Mahkota ? Tetapi bagaimana mungkin. Kakakku ini memiliki kekuasaan yang sangat luas. Hampir semua pejabat mendukungnya dan Ia tidak bisa dikalahkan oleh seluruh saudara ��� saudara laki – laki kami yang berbeda ibu. Bahkan olehku juga. Kecakapan kakakku mungkin hampir menyamaimu. Ia juga sangat pintar berstrategi dan sangat licik. Aku tidak yakin kedudukannya sebagai putra mahkota akan tergeserkan " Kata Pangeran Abbash sambil menggelengkan kepalanya.     

"Kau memang benar tetapi kesalahan kakakmu kali ini menjadi fatal. Kakakmu dituduh dan terbukti membuat kerusuhan di Amerika adan Amerika mengembargo ekonomi secara partial atau terpisah dari kerajaan Aliansi. Bahkan Kerajaan Azura juga tidak dapat menolong kerajaanmu.     

Seluruh investasi akan ditarik dan akan terjadi kerusuhan secara besar – besaran. Negara Amerika bersedia membatalkan embargo ekonominya apabila Dia diturunkan dari putra mahkota dan Pangeran Barry tidak bisa menjadi raja.     

Ketika itu ayahmu menolak dan tetap mempertahankan kedudukan kakakmu maka gelombang protes mulai datang bertubi – tubi. Parlemen kerajaan mengancam akan bubar, para mahasiswa demonstrasi dan para pengusaha beramai – ramai menarik investornya pada seluruh proyek kerajaan.     

Sehingga akhirnya dengan berat hati akhirnya ayahmu memutuskan Pangeran Barry tidak menjadi putra mahkota lagi dan Ia diasingkan ke pulau terpencil untuk melakukan pengabdian sosial.     

Ibumu sekarang jatuh sakit dan Ia membutuhkan kehadiranmu " Kata Nizam kepada Pangeran Abbash.     

Pangeran abbash kemudian tertunduk lesu, agaknya Ia tidak bisa menghindari untuk menjadi putra mahkota. Ia tidak tahu kalau hukumannya yang akan diterima kakaknya sangat berat. Pangeran Abbash langsung sadar kalau Kakaknya pasti akan sangat membencinya karena Pangeran Abbashlah yang menyebabkan dirinya tidak menjadi putra mahkota lagi.     

"Aku tidak bisa.. Aku tidak ingin menjadi raja. Aku tidak berambisi untuk itu " Kata Pangeran Abbash.     

" Tetapi menurutku dalam situasi seperti ini akan membuat istri dan anakmu akan lebih terancam bahaya jika kalian tidak tinggal dikerajaan" Kata Nizam. Pangeran abbash semakin menunduk lesu.     

"Aku tahu, Jika aku benar tinggal discotlandia dengan kondisi seperti ini pasti akan lebih memudahkan kakakku untuk melenyapkan diriku. "     

"kau benar karena dengan tinggal di istana minimal kau dapat membetengi dirimu sendiri dengan penjagaan yang berlapis – lapis. Bahkan Kau dapat menyimpan anak dan istrimu pada asisten yang sangat dipercaya. " Kata Nizam memberikan pencerahan kepada Pangeran Abbash.     

'Dari mana yang mulia tahu berita ini ?" Pangeran Abbash sesaat menanyakan hal bodoh seperti itu saking pusingnya.     

"Aku menyimpan mata – mata di kerajaan Zamron dan dia baru melaporkan tadi pagi. Kakakmu dicabut dari statusnya tadi malam. Jadi disaat kau sedang menunaikan tugas suci, Kakakmu sedang di sidang pencabutan status. Sungguh luar biasa" Kata Nizam sambil menggelengkan kepalanya.     

Dua kakak adik yang biasanya hidup seiya sekata ini sekarang punya jalan masing – masing. Ketika yang satu sedang mengalami musibah besar walaupun memang hasil dari perbuatannya sendiri sedangkan Pangeran Barry sedang menghadapi sidang pencabutan gelarnya.     

Pangeran Abbash mendadak menyeringai mendengar Ia melaksanakan tugas sucinya. Memang bedanya bercinta antara dua orang dengan pasangan halal dan pasangan haram adalah kalau bercinta dengan pasangan halal akan mendapatkan pahala sedangkan bercinta dengan pasangan haram akan mendapat dosa besar. Karena sesungguhnya berzina itu termasuk dosa besar.     

"Ngomong – ngomong Yang Mulia, Kau sungguh hebat bisa menyimpan mata – mata di istanaku " Kata Pangeran abbash kepada Nizam sesungguhnya Ia sangat kaget mendengar Nizam menempatkan mata – mata di kerajaannya padahal istananya biasanya sangat ketat dan sukar untuk bisa diterobos oleh orang lain.     

Nizam malah mengangkat bahunya dengan kesan tak acuh,     

"Kau pikir hanya kau yang bisa menyamar dan menyusup atau kau pernah menempatkan wanita untuk memata – mataiku di tempat kediamanku. Jadi wajar saja kalau aku memilik mata – mata di istanamu "     

Pangeran Abbash tertawa mengingat bagaimana waktu itu Ia menempatkan Amrita untuk memata – matai hubungan Nizam dan Alena.     

"Siapa yang kau tempatkan waktu itu di rumahku ?" Kata Nizam kepada Pangeran Abbash.     

"Amrita " Kata Pangeran abbash sambil tersenyum penuh kemenangan.     

"Ah.. kau ini sambil menyelam minum air. Kau tempatkan kekasihmu di rumahku dan setelah selesai bertugas kalian bersenang – senang" Nizam menggelengkan kepalanya heran dengan keterampilan menyamar keduanya.     

Pangeran Abbash lagi – lagi tertawa mendengar gurauan dari Nizam.     

"Aku akan pulang besok. Bagaimana dengan dirimu ? Apakah kau akan ikut kami bersama dengan pesawat kami atau kau akan tinggal dulu di kediamanku ?" Kata Nizam membuat penawaran yang mengejutkan.     

"Kau mengizinkan kami tinggal di kediaman sedangkan kalian akan pulang? Mengapa kau begitu cepat percaya kepadaku ?" Pangeran Abbash lagi – lagi takjub dengan pemikiran Nizam. Tetapi lagi – lagi Nizam mengeluarkan statment yang sekarang cukup jelas.     

"Sekali lagi ku katakan kalau Aku tidak menyukaimu atau mungkin belum menyukaimu sehingga kau jangan berpikiran positif kalau Aku mempercayaimu. Ini masalahnya adalah bukan tentang kau yang dapat dipercaya tetapi Aku lebih percaya kepada istrimu. Aku akan sengaja membiarkan rumah ini untuk kalian tempati sampai beberapa waktu tertentu     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.