CINTA SEORANG PANGERAN

Selamatkan Anakku



Selamatkan Anakku

Cynthia menganggukan kepalanya dan Ia segera mengikuti Lila yang terbaring diranjang pasien dan didorong menuju ruang operasi. Hanya melewati dua pintu Lila segera di dorong masuk ke ruang oprasi dan seorang dokter anastesi segera menyutikan suntikan epidural melalui otot punggungnya sehingga dalam sekejap rasa sakit pada perut Lila menghilang. Cynthia mengusap kepala Lila dengan lembut.     

Dalam hatinya Ia berkata, takdir Tuhan memang tidak bisa terjangkau oleh akal manusia. Mengapa ada dua orang yang memiliki fisik hampir sama tetapi memiliki nasib yang begitu jauh berbeda. Antara Alena dan Lila memiliki kesamaan fisik tetapi nasibnya tidak sama. Secara akal manusia Alena jauh lebih beruntung daripada nasib Lila. Alena memiliki ayah dan ibu yang lengkap serta sangat menyayanginya. Alena juga memiliki kelebihan secara materi dari Lila.     

Alena dicintai banyak pria dan memiliki suami yang begitu sempurna dalam mencintainya. Tetapi Lila hidup menderita sejak dilahirkan. Ia tidak kenal ayahnya. Hidup serba kekurangan. Memiliki ibu yang sakit – sakitan dan memiliki suami yang tidak mencintainya. Sekarang Ia akan melahirkan dan berjuang antara hidup dan mati dalam suasana yang jauh dari kebahagian dalam pandangan manusia.     

Tetapi apa yang menjadi prasangka bahwa Tuhan sudah bertindak tidak adil kepada manusia bukanlah sesuatu yang harus diyakini oleh manusia yang beriman. Tentu ada hikmah besar dibalik semua ini. Sebenarnya mungkin bukan orang baik yang selalu menang tetapi orang bersyukur yang selalu menang. Bersyukur atas segala ketetapan Tuhan terhadap dirinya sendiri.     

Dan itu sedang diperjuangkan oleh Lila, Betapa Lila harus terus merasa bersyukur dibalik semua kesedihan yang sedang dialami. Ketika para dokter dan perawat mulai melakukan tindakan oprasi sesar kepadanya. Lila tampak berusaha untuk rileks agar oprasi berjalan lancar. Cynthia terus menggenggam tangan Lila.     

"Aku bersyukur kau ada disini. Yang Mulia.. Putri Cynthia. Tuhan mengirimkanmu untuk menjadi penolongku. Tuhan menurunkan tangannya melalui dirimu. Aku tahu kalau saat ini Aku merasa bahwa pada saat persalinanku akan terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan. Tetapi apa dan bagaimana Aku tidak tahu.     

Kalau Aku sampai mati, Aku titipkan anakku kepadamu. Aku merasa hidupku sudah tidak diinginkan oleh mertuaku. Aku merasa saat ini adalah saat yang tepat untuk menyingkirkanku" Bisik Lila sambil tersenyum pasrah. Cynthia menaruh telunjuknya di bibirnya.     

"Sssst... jangan bicara seperti itu. Berdoalah agar segalanya baik – baik saja." Cynthia terus memperhatikan para dokter bekerja. Walaupun Ia menenangkan Lila tetapi otak Cynthia yang cerdas langsung merasa bahwa Ia tidak boleh lengah dengan tindakan medis yang dilakukan para dokter itu kepada Lila.     

Jika memang benar apa yang dikatakan Lila maka tindakan mematikan yang termudah adalah dengan membuat tindakan oprasi yang diluar prosedur. Pada saat dioperasi , pasien menjadi orang yang paling tidak berdaya. Dan bagi dokter yang memiliki moral lemah bisa saja mencelakai orang dengan suruhan orang lain. Atau mungkin saja dokter itu mau melakukan sesuatu yang salah karena ancaman seseorang. Dokter juga manusia yang biasa. Dan yang salah, jelas bukan profesinya tetapi pribadi orangnya.     

Dan Akhirnya Cynthia lalu mengeluarkan handphonenya dan mulai merekam jalannya operasi. Para Dokter tampak mengerutkan kening melihat Cynthia merekam tindakan mereka.     

 "Anda tidak bisa mengambil rekaman video kami " Kata seorang dokter berkata.     

"Tetapi mengapa ? Ini untuk konsumsi pribadi, untuk dokumentasi dan kami tidak akan menyebarkan secara publik. Jika Anda melarang saya untuk mengambil rekamannya. Anda malah membuat Kami menjadi curiga " Kata Cynthia dengan berani.     

Dokter itu saling berpandangan dan akhirnya terdiam dan kembali berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaannya. Ketika bayi itu ditarik dengan lembut keluar dari perut Lila. Cynthia semakin antusias apalagi ketika dokter itu mulai melakukan tindakan pada bayi itu supaya menangis. Dan tidak lama terdengar lengkingan suara bayi menangis.     

"Dia laki – laki.. " Kata Cynthia dengan bahagia tetapi kemudian ketika bayi itu di bawa oleh seorang perawat dan seorang dokter sedang menyelesaikan jahitan pada perut Lila. Pintu tampak di buka dari luar dengan paksa. Beberapa orang bersenjata tampak masuk dan langsung menodongkan senjata kepada para dokter. Jumlah mereka ada tiga orang. Semua berpakaian hitam - hitam dan masing – masing memegang pistol.     

Semua orang yang ada diruangan itu tampak terkejut. Apalagi seseorang dari mereka tampak mencekal tekuk perawat yang tadi membawa bayinya Lila.     

"Selesaikan operasinya dengan segara. Dan jangan berani macam – macam. Kalau sampai operasi ini tidak berjalan lancar maka Kau akan mati sekarang juga " Kata Seorang dari mereka dengan wajah tertutup dan logat Amerika yang kental.     

Cynthia tampak menggigil ketakutan begitu juga dengan Lila. Badannya sampai gemetar, ternyata firasatnya jadi kenyataan.     

"Si..siapa kalian ?" Tanya Cynthia kepada orang – orang itu.     

"Yang Mulia tidak usah banyak bertanya dulu, ambillah bayi yang dipegang perawat jahanam ini. Dia hendak pergi sambil membawa bayinya" kata orang itu sambil memberikan isyarat agar Cynthia segera mengambil bayi Lila.     

Sesaat Cynthia menatap bayi yang berselimut kain berwarna biru itu. Si perawat tampak menggigil ketakutan. Tekuknya dipegang oleh orang yang bersenjata itu dengan kuat. Ia sudah merasa bahwa lehernya akan dapat dipatahkan dengan mudah oleh orang itu.     

Tetapi Cynthia tidak lama – lama terpaku, Ia segera meloncat dan merebut bayi itu dari tangan perawat itu.     

Cynthia kemudian mentap orang – orang yang bersenjata itu dan hendak bertanya tetapi orang itu menggelengkan kepalanya menyuruh Cynthia untuk menepi dengan bayinya. Mereka tidak ingin bercakap – cakap sebelum para dokter menyelesaikan oprasinya.     

Dokter itu tampak tegang tetapi mereka tetap fokus untuk menyelesaikan pekerjaannya. Diam – diam sebenarnya mereka senang dengan adanya penyerangan ini. Dari sejak menerima perintah dari Mr. Anderson untuk mencelakai Lila. Dokter itu sebenarnya gelisah dan tidak ingin melakukannya tetapi karena Mr. Anderson mengancam akan membeberkan tindakan korupsi pembelian alat – alat kesehatan yang Ia lakukan sehingga mau tidak mau dokter itu bersedia mengikuti perintah Mr. Anderson.     

Dokter itu tidak ingin dipenjara disaat karirnya sedang menanjak. Tetapi kemudian Ia malah tertolong dengan penyerangan ini. Ia tidak tahu orang – orang ini dari mana tetapi yang jelas orang – orang ini pasti bukan berasal dari pihak Mr. Anderson. Ia jadi memiliki alasan untuk menyelematkan Lila. Setelah beberapa saat. Dokter itu menyudahi tindakannya dan kemudian menuliskan resep obat untuk Lila lalu memberikan kepada Cynthia sambil berkata,     

"Maafkan Aku.. Tuhan menurunkan kuasa ajaibnya terhadap Nyonya Anderson. Semoga kalian selamat " Kata Dokter itu sambil keluar di ikuti oleh para perawat dan dokter yang lain. Tetapi begitu mereka keluar terdengar suara tembakan bertubi – tubi membuat Cynthia menggigil dan mendekati Lila. Lila sendiri tampak ketakutan. Ia mengulurkan tangannya sambil berkata, " Anakku.. anakku selamatkan dia" Kata Lila sambil menangis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.