CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Barry Memiliki Kekebalan Hukum Diplomatik



Pangeran Barry Memiliki Kekebalan Hukum Diplomatik

Nizam berdiri di depan ruang oprasi dengan mulut yang terkatup rapat. Tubuhnya yang kucel dan darah masih menempel di pakaiannya tidak membuat ketampanannya luntur. Wajahnya yang kusut dengan kumis, cambang dan jenggot yang mulai mengintip dari balik kulit wajahnya semakin membuat aura pangerannya terlihat.     

Beberapa perawat seperti sengaja bolak – balik dengan lebay sambil mendorong troli berisi perlengkapan medis. Bahkan beberapa keluarga pasien sengaja melambatkan jalannya agar bisa menikmati ketampanan Nizam lebih lama lagi.     

Chief Jeremy datang sambil membawa roti dan sebotol minuman air putih serta kopi. Chief Jeremy menyodorkan dulu botol yang berisi air putih mineral kepada temannya itu. Nizam melirik ke arah Chief Jeremy dan mengucapkan terima kasih. Kalau saja tidak ingat betapa keringnya kerongkongan dia, dia mungkin tidak akan minum. Chief Jeremy mengambil botol air mineral lalu menyodorkan roti. Nizam mengangkat tanganya memberikan isyarat kalau Ia tidak ingin makan apapun. Tetapi kemudian Chief Jeremy berkata,     

"Kau pasti belum makan dari kemarin. Kau akan tumbang sebelum dapat membalas musuhmu itu. Jadi sebaiknya kau harus tetap sehat sebelum menghabisi musuhmu" Kata Chief Jeremy sambil mengambil sebuah roti dari kantong kertas yang Ia pegang. Nizam hendak mengambil roti itu tapi ternyata Ia kecele, Chief Jeremy bukan memberikannya pada Nizam tetapi malah memakannya sendiri.     

Wajah Nizam menjadi merengut Ia lalu menyambar kantong kertas itu dari Chief Jeremy dan mengambil rotinya sendiri. Kemudian mengunyahnya perlahan. Matanya tetap mengawasi ke arah pintu keluar masuk ruang operasi.     

"Aku pikir sebaiknya Kau beristirahat dan mandi dulu. Aku sudah meminta sebuah ruang khusus kepada direktur rumah sakit untuk kau bisa gunakan beristirahat. Oh ya Yang mulia Putri Cynthia juga sekarang sedang beristirahat sebelum diantarkan nanti ke rumahmu. Aku sudah di telpon oleh adikmu ribuan kali" Kata Chief Jeremy sambil ikutan mengintip dari kaca pintu ruang operasi.     

Tetapi tentu saja Ia tidak akan bisa melihat apa – apa karena di dalamnya hanya terlihat meja perawat saja dengan beberapa perawat yang sedang duduk dibalik meja itu. Ruang tempat operasinya ada di dalam lagi.     

Chief Jeremy kemudian meminum kopi dari tangannya, kopi itu sebenarnya kopi untuk Nizam tetapi Ia lupa malah meminumnya sendiri. Setelah meminum setengah Ia baru sadar kalau kopi itu bukan untuknya. Sambil nyengir Ia lalu memberikan kepada Nizam.     

"Kopimu.. aku lupa" Katanya sambil cengengesan. Nizam tambah merengut tetapi diambilnya gelas kopi itu dari tangan Chief Jeremy lalu meminumnya. Nizam dan Chief Jeremy berdiri di depan pintu tanpa saling berkata – kata. Jadilah mereka berdua seperti anak kecil yang sedang mengintip di depan pintu kaca dan ingin masuk tetapi dilarang oleh yang punyanya.     

Dua orang polisi yang berjaga tampak memperhatikan tingkah mereka. Mereka menjadi kagum dengan kedekatan atasannya itu dengan Pangeran Azura. Atasan mereka sebenarnya bukan orang yang terlalu ramah dan mudah berteman. Kedudukannya sebagai Chief polisi membuat Ia hidup dengan penuh kewaspadaan. Dan setahu mereka, atasannya itu tidak memiliki teman dekat. Ia menjaga jarak dengan siapapun. Apalagi dengan para pejabat dan pengusaha.     

Chief Jeremy sangat berhati – hati dengan bersikap karena Ia tidak mau ada orang yang memanfaatkan kedekatannya untuk bersekongkol melakukan suatu tindakan di luar jalur hukum. Karena Ia polisi yang sangat bersih.     

Setelah beberapa lama, Nizam kemudian merasa tidak sabar dan ingin menghilangkan kecemasan hatinya. Ia bertanya kepada sahabatnya itu.     

"Jem... Apa kau pikir Arani akan mati?" kata Nizam dengan pandangan kosong.     

"Omong kosong apa yang sedang kau katakan. Arani-mu itu sedang ditangani oleh dokter terbaik di kotaku ini. Aku yakin dia akan kembali pulih. Lagipula tadi kau dengar sendiri dari dokter kalau daya tahan tubuh Arani sangat kuat. Ia sangat kuat. Kau jangan khawatir" Kata Chief Jeremy sambil menepuk bahu Nizam.     

"Ayolah kita duduk.. Perawat yang didalam sudah merah padam kau pelototi sedari tadi " Kata Chief Jeremy sambil merangkulkan tangannya ke bahu Nizam mengajaknya untuk duduk.     

Kali ini Nizam menurut. Ia duduk di kursi yang ada di depan ruang oprasi. Tangannya masih memegang gelas kopi yang kopinya sudah habis. Chief Jeremy mengambil gelas itu lalu memberikannya ke anak buahnya. Seorang polisi yang berjaga sedari tadi lalu mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah.     

"Aku tidak ingin kehilangan dia setelah Aku kehilangan Edward " kata Nizam dengan wajah murung. Ia masih merasa sesak mengingat kematian Edward.     

"Hari ini Ia akan dimakamkan di pemakaman Beloved. Aku juga diundang untuk datang. Senator Anderson sangat terpukul sehingga tidak ada satupun yang berani meminta keterangan tentang situasi hari ini. Apalagi sudah ada yang mengaku bahwa gerakan ini adalah gerakan militan dari Rusia yang menginginkan pembebasan tahanan politik mereka yang di tahan oleh kami."     

Nizam memalingkan wajahnya kepada Chief Jeremy dengan muka merah padam. "Ini tidak benar..Bukan seperti itu kejadiannya" Kata Nizam dengan tajam.     

"Kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan yang lengkap. Tetapi saat ini Aku melihat kalau semua orang yang terlibat dalam kejadian ini tidak ada satupun yang berasal dari kerajaan Zamron. Semuanya berasal dari warga negara Amerika dan sialnya beberapa memang berasal dari Negara Rusia. Bahkan beberapa orang asing yang terbunuh berasal dari kerajaan Azura. Mereka adalah para pengawalmu dan bukan orang dari kerajaan Zamron. Ternyata Pangeran Barry tidak bisa dipandang remeh.     

Saksi kuncinya ada di senator Anderson. Jadi memang semua akan terungkap jika Senator Anderson mengatakan semuanya dengan terus terang. Tetapi walaupun begitu seperti yang ku katakan tadi kalau ini tidak mudah dan perlu proses. Aku harap kau beristirahat dulu dengan tenang sebelum kita bahas kasus ini lebih lanjut lagi" kata Chief Jeremy.     

"Bagaimana Aku bisa tenang kalau Pangeran Biadab itu masih berkeliaran dengan bebas" Kata Nizam dengan kesal.     

"Sayangnya itu tidak bisa dihindari. Kau tahu seperti halnya dirimu. Dia memiliki kekebalan hukum diplomatik di negara Kami. Jadi kita tidak bisa menangkapnya dengan sembarangan. Ia hanya akan bisa dihukum jika kekebalan hukumnya dicabut oleh kerajaannya. Masalahnya adalah siapa yang akan mencabut kekebalan hukumnya jika Ia adalah seorang pangeran Putra mahkota di kerajaannya" Kata Chief Jeremy sambil menenggak air mineral bekas minum Nizam tadi.     

Nizam mengusap wajahnya oleh kedua tangannya. Sebenarnya kekebalan hukum itu bisa saja dicabut oleh wewenang ayahnya. Bukankah kerajaan Zamron itu ada di bawah wewenang kerajaan Azura tetapi masalahnya adalah ini tidak mungkin dilakukan karena Nizam tahu kalau sampai kerajaan Azura melakukannya maka akan ada pemberontakan oleh kerajaan Zamron. Apalagi Nizam tahu dari Imran yang sekarang ada di Kerajaan Azura kalau ada beberapa kerajaan Aliansi yang sudah mulai merapat ke Kerajaan Zamron.     

Jadi satu – satunya yang bisa diandalkan adalah Senator Anderson. Yang jadi masalah adalah apakah Senator Anderson mau membeberkan kejahatan Pangeran Barry tetapi yang akibatnya sama saja dengan membongkar kejahatannya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.