CINTA SEORANG PANGERAN

Yang Mulia Nizam Tidak Pernah Menyelakaiku



Yang Mulia Nizam Tidak Pernah Menyelakaiku

Nizam hanya duduk sambil menautkan kedua tangannya Tubuhnya membungkuk. Ia benar – benar tidak akan memaafkan dirinya kalau sampai Arani celaka. Memang benar kata Pangeran Barry sebenarnya Nizam memang hatinya terlalu lembut di balik kekerasan sifat yang Ia miliki. Mungkin ini adalah kelemahan yang dimanfaatkan oleh pangeran Barry untuk selalu membuat masalah dengan Nizam. Kehadiran Alena di sisi Nizamlah yang mencairkan kebekuan Nizam.     

Setiap perubahan selalu ada sisi positif dan negatif. Positifnya di saat Hati Nizam melunak tetapi di sisi negatifnya adalah munculnya celah di manfaatkan oleh pihak lain. Tetapi Nizam tidak pernah menyesali perubahannya. Baginya jauh lebih penting menjadi raja yang bijaksana dan berhati lembut daripada Ia harus mengintimidasi rakyatnya dengan kekerasan untuk kepentingan pribadinya.     

Nizam sendiri belum terjun ke kerajaan dan mempelajari sistem kerajaan yang secara real karena memang hidupnya banyak dihabiskan di Amerika. Ia paham secara teori dan belum berpengalaman dalam prakteknya.     

Berbeda dengan Pangeran Barry yang memang tidak pernah meninggalkan kerajaannya. Kecuali sekarang karena ada niat untuk menyingkirkan Nizam. Secara praktek Pangeran Barry jauh lebih berpengalaman di bandingkan dengan Nizam. Jadi memang benar kata Chief Jeremy jika ingin menghancurkan pangeran Barry maka harus dibunuh sekarang juga. Jangan biarkan dia pulang ke kerajaan Zamron dan jangan menjeratnya dengan hukum apapun karena itu tidak akan berhasil.     

Nizam mengembuskan nafas ketika Ia terlonjak melihat pintu ruangan operasi terbuka. Jonathan langsung menghampiri dokter yang keluar dari dalam ruangan dan tersenyum dengan wajah yang sangat letih. Nizam berdiri dan ikut menghampiri tetapi tidak berani dekat dengan Jonathan takut dia ngamuk lagi.     

"Bagaimana istri saya, Dokter " Kata Jonathan dengan harap – harap cemas.     

Dokter itu menoleh kepada Jonathan. " Anda suaminya ?" Kata dokter itu bertanya.     

"Iya benar. Saya suaminya" Kata Jonathan dengan wajah tidak sabar.     

"Istri anda memang sangat luar biasa kuat. Belum pernah saya menyaksikan ada wanita yang begitu tabah walaupun terluka parah. Bahkan bagi seorang pria sangat sulit menahan kesakitan seperti itu. Partial itu menembus sangat dalam tetapi untungnya tidak melukai organ dalam. Dan cepat kami tangani." Kata Dokter itu menenangkan Jonathan. Jonathan lansung memeluk dokter itu dengan erat. Dan Nizam langsung mengucapkan syukur Alhamdulillah sambil mengusap wajahnya.     

Sebenarnya Nizam sangat ingin masuk tetapi Ia tidak berani Jonathan. Ia akan masuk jika Jonathan mengizinkan masuk. Dan Jonathan tentu saja tidak mau mengizinkan masuk. Ia mendengus ketika Ia kemudian masuk. Nizam hanya bisa berdiri di depan pintu walaupun Ia sangat ingin masuk ke dalam dan melihat kondisi Arani.     

Jonathan kemudian masuk ke dalam dan Ia melihat Arani sedang berbaring menyamping. Ia sudah siuman dari obat bius walaupun masih lemah. Benar kata dokter orang biasa sebenarnya butuh waktu lebih lama untuk sekedar sadar dari obat bius total. Tetapi Arani lebih cepat tersadar dan Ia sama sekali tidak merasa mengantuk sebagaimana orang yang sudah di bius total.     

Ia melihat Suaminya datang menghampirinya tetapi kata – kata yang terucap pertama kalinya adalah menanyakan bagaimana keadaan Cynthia dan Nizam. Jonathan jadi merenggut kesal dengan kelakuan istrinya. Sudah tahu Ia yang terluka tapi malah bertanya tentang Cynthia dan Nizam.     

"He..is. Kau ini bagaimana Arani. Kau terluka tetapi masih bertanya tentang orang lain. Apa tidak cukup Nizam menyelakaimu sampai – sampai yang ada dalam ingatanmu hanya Nizam dan Nizam" Kata Jonathan manyun. Melihat bibir suaminya yang manyun – manyun. Arani jadi gemas.     

"Bantu Aku untuk duduk " Kata Arani kepada suaminya.     

"Kau baru pulih. Sebaiknya kau jangan bangun dulu" Kata Jonathan dengan khawatir.     

"Tidak apa – apa. Ini masih luka biasa. Aku pernah terluka lebih parah lagi. Aku pernah hampir mati melawan dua ekor singa yang menyerangku tiba – tiba ketika umurku baru lima belas tahun."Kata Arani sambil tersenyum.     

"Aku tidak meragukan itu. Tetapi apakah Aku tidak boleh mengkhawatirkanmu?" Kata Jonathan tetap sambil merengut tidak suka. Tetapi Ia menurut perkataan Arani dan membantunya untuk duduk.     

Arani merentangkan tangannya dan meminta Jonathan untuk memeluknya. Jonathan tampak malas – malasan memeluk Arani. Dia masih kesal pada istrinya itu. Di saat dia hampir mati ketakutan karena Arani yang terluka. Araninya malah mengkhawatirkan orang lain.     

Dan Arani tahu kalau suaminya sedang marah dan merajuk jadi Ia menarik tangan Jonathan dan mendekap tubuhnya. Lalu mengelus kepalanya seperti sedang menenangkan seekor kucing yang sedan marah.     

"Aku ini asisten pribadi sekaligus seorang Jendral. Kau tahu apa tugas seorang Jendral yang menjadi asisten pribadi dari seorang putra mahkota ? Ia harus siap mempertaruhkan nyawanya untuk siap mati demi putra mahkota dan mengabdi kepada negara."     

"Tetapi waktu itu Nizam berkata bahwa Ia sudah membebaskanmu dari tugasmu sebagai asistennya"     

"Memang benar tetapi Nayla pengganti Aku masih belum bisa menggantikan aku sepenuhnya"     

"Apakah dia mengorbankan nyawamu untuk keselamatannya sendiri?' kata Jonathan dengan wajah gelap. Arani langsung memahami mengapa Jonathan marah. Dikiranya Nizam mengorbankan dirinya untuk keselamatannya sendiri.     

Arani memegang kedua pipi Jonathan lalu menciumnya dengan lembut sebelum kemudian Ia lalu membubuhkan ciuman panjang dan lama pada Jonathan. Sesaat hati Jonathan yang gelap karena marah sedikit demi sediki mencair. Ia merasakah betapa istrinya sangat mencintainya. Setelah Arani merasakan kemarahan suaminya mereda. Ia lalu berkata perlahan.     

"Kau tahu mengapa Aku selalu berada di sisi Nizam? Mengapa Aku menjadi asisten pribadinya yang paling setia ?" Kata Arani kepada Jonathan. Jonathan menggelengkan kepalanya.     

"Dia bukanlah orang yang sembarangan. Dia akan menjadi raja yang sangat hebat. Kau tahu selama ini kerajaan Azura selalu mendapatkan seorang raja yang sangat lemah dan selalu dikendalikan oleh keluarga Salman. Ratu Sabrina bahkan sekarang sudah akan dinobatkan menjadi seorang ratu apabila Yang Mulia Nizam masih belum pulang juga sampai batas maksimal tiga bulan yang akan datang"     

" .... " Jonathan terdiam mendengarkan.     

"Yang Mulia Nizam juga tidak pernah dengan sengaja mencelakakan seluruh anak buahnya. Yang Mulia adalah satu – satunya pangeran Yang pernah aku kenal yang lebih baik mati daripada anak buahnya yang mati. Ketika di tempat kediaman Pangeran Barry bahkan Yang Mulia masuk sendiri dan tidak mengizinkan Aku masuk. Yang Mulai menyuruhku menunggu di luar.     

Yang Mulia juga bersikeras mengendarai kendaraannya sendiri dan tidak membiarkan Aku yang menyetir walaupun Aku mahir menyetir. Lalu bagaimana bisa kau menuduhnya telah mencelakaiku"     

"Dia telah menyeretmu kedalam hal yang berbahaya" Kata Jonathan bersikeras. Arani menjadi tertawa mentertawakan suaminya.     

"Suamiku Nathan. AKu ini Jendral adalah hal yang mustahil kalau hidupnya hanya adem temtram. Seorang jendral harus mampu bertempur dan selalu dalam bahaya karena resiko pekerjaannya. Jadi Kau harus membukakan hatimu untuk memahami pekerjaanku" Kata Arani kepada Jonathan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.