CINTA SEORANG PANGERAN

Indahnya Cintamu, Jonathan ( 8 )



Indahnya Cintamu, Jonathan ( 8 )

Ketika Arani baru saja mau terpejam tiba - tiba pintu kamarnya di ketuk lagi dari luar. Arani mengeluh, siapa lagi yang akan mengganggunya. Ketika pintu dibuka tampak Jessi tersenyum manis sambil membawa sebuah kotak. Usia Jessi lebih muda darinya tetapi sebagai calon adik ipar tentu Arani harus menghormati dia sebagai kakaknya. Jadi Arani menganggukan kepalanya dengah hormat sambil melebarkan bukaan pintunya.     

"Masuklah Jessi" Kata Arani sambil mempersilahkan kakak iparnya duduk. Jessi tersenyum dan segera masuk sambil melihat keadaan kamar Arani. Kamar ini adalah salah satu kamar di paviliun rumah sakit sehingga tidak banyak barang pribadi Arani yang terdapat di kamar itu. Ia hanya melihat ada sebuah lukisan rembulan yang di dalamnya ada tulisan Arab yang tidak Ia ketahui selebihnya Ia melihat buku - buku yang tertata di rak dengan rapih.     

Arani mengenakan kaos lengan panjang dan celana PDL hitam. Warna kesukaan Arani adalah warna gelap. Hendak tidurpun Arani selalu berpakaian lengkap agar Ia bisa segera pergi kalau Nizam memerlukannya. Jessi melihat tidak ada sisi feminim sedikitpun dari Arani kecuali dadanya yang cukup besar dan wajah Arani yang sangat cantik dengan hidung mancung.     

Melihat Jessi masih berdiri sambil melihat kamarnya, Arani kemudian meminta Jessi untuk duduk dan sebagai kesopanan Ia mengambilkan minuman berupa air mineral dari kulkas untuk Jessi.     

"Duduklah!!" Kata Arani sambil duduk di sofa. Jessi segera duduk dan mengambil botol air mineral sebelum kemudian menenggaknya seakan habis berjalan jauh. Sebenarnya Ia tidak memiliki keberanian untuk datang ke kamar ini. Ia takut melihat Arani yang berwajah dingin dan bertubuh tegap itu. Sampai sekarang Ia masih tidak mengerti mengapa adiknya menyetujui menikah dengan Arani. Tapi Ia merasa harus berbicara dengan calon adik iparnya mengingat besok adalah hari pernikahan Jonathan dan Arani     

Jessi berdehem sebelum Ia berbicara, " Arani.. Nathan adalah adikku satu - satunya. Hanya dia yang kumiliki setelah orang tua kami meninggal. Kami selalu hidup berdua dan saling menyayangi. Besok dia akan menjadi suamimu. Sungguh Aku merasa sedih sekaligus bahagia.     

Selama ini Aku pikir dia tidak akan pernah jatuh cinta lagi setelah dia mati - matian mencintai Alena. Aku bahagia karena sekarang dia telah membuka pintu hatinya untukmu. Arani, Jonathan adalah belahan hatiku. Aku bisa mati tanpa dirinya tetapi tentu saja tidak mungkin Ia terus menerus berada di sisiku. Dia harus memiliki kehidupannya sendiri. Jadi maukah kau menyayanginya untukku.     

Arani, Jonathan tingkahnya sedikit ke kanak-kanakan dan manja. Bahkan Ia juga biasa bertindak konyol. Aku mohon kau bisa memaklumi dan bersabar kepadanya" Jessi tampak berkaca - kaca.     

"Aku akan menikah setelah Jonathan menikah. Sesungguhnya kekasihku sudah lama mengajakku menikah dan mengajakku menetap di Skotlandia tempat kekasihku berasal. Dia memiliki perusahaan di sana dan Orang tuanya sudah meminta dia untuk segera mengelola perusahaan itu. Sehingga Dia selalu memaksaku untuk segera menikah dengannya dan pindah ke Skotlandia.     

Tetapi Aku selalu menolaknya karena Aku tidak mau meninggalkan Jonathan sendirian di Amerika. Bukankah sebentar lagi dia akan menyelesaikan kuliahnya. Jadi Arani Aku sangat berharap Kau akan menggantikan perank untuk menjaganya."     

Arani tampak mengangkat alisnya yang bagaikan busur panah itu ke atas. bulu matanya yang centik tampak bergerak - gerak ketika matanya mengerjap. Damn... Jessi jadi mengumpat dalam hatinya. Mengapa Arani ini semakin dipandang Ia tampak semakin cantik. Bibir Arani tidak merah karena Ia tidak mengenakan lipstick tetapi tetapi warna alami pada bibirnya itu malah semakin membuat Arani semakin cantik.     

"Bukankah Dia yang harusnya menjagaku?" kata Arani sambil mengerutkan keningnya.     

"Tentu saja sayangku. Hanya saja Aku ada sedikit khawatir kalau orang - orang dari negaramu datang lagi dan memukuli adikku maka Aku mengandalkanmu untuk melawannya karena adikku tidak sepandai dirimu dalam olah raga bela diri" Jessi malah menyebutnya adalah olah raga. Arani jadi tersenyum. Seribu kali damn... Jessi kembali mengumpat dalam hatinya karena Ia baru pertama kali melihat Arani tersenyum dan itu sangat indah. Ternyata si Jonathan itu memang matanya sangat tajam.     

"Kau tidak usah khawatir. Aku bersedia mengorbankan nyawaku untuk melindunginya" Kata Arani membuat Jessi langsung terbatuk - batuk.     

"Bu..bukan seperti itu maksudku. Kau tidak harus mengorbankan nyawamu. Aku hanya ingin Kau menjaganya saja" Kata Jessi. ' Mengapa di Azura nyawa itu seperti sangat murah.' Kata Jessi dalam hatinya.     

"Aku mengerti apa maksudmu" Kata Arani sambil menganggukan kepalanya.     

"Aku juga tidak ingin Kau memukulinya kalau Ia berbuat salah nanti" Kata Jessi sambil menatap takut - takut kepada Arani.     

"Tentu saja tidak, masakan Aku memukuli suamiku sendiri " Kata Arani tetapi dalam hatinya Arani melanjutkan 'kecuali kalau dia selingkuh maka Aku akan menghajarnya tanpa ampun'     

"Aku senang mendengarnya. satu lagi Arani.. tapi Aku minta maaf karena ini adalah masalah pribadi sekali. Aku bukanlah penganut paham virgin dimana seseorang harus memberikan virginnya untuk suami atau istrinya nanti. Aku tidak tahu apakah kau masih virgin atau tidak dan Aku tidak perduli untuk itu. Aku hanya mau bilang kalau Jonathan ku masih virgin.     

Si kepala batu itu dulu sangat mencintai Alena saking cintanya Ia bahkan tidak sempat menyentuh wanita lain. Sesungguhnya itu sangat memalukan bagi kami. Bahkan itu suka dijadikan bahan olok - olokan teman-temannya. Berulang kali teman - temannya menjebak dia untuk tidur dengan seorang gadis tetapi selalu gagal. Padahal bercinta sebelum menikah itu bagus agar nanti saat menikah mereka sudah memiliki pengalaman bercinta " Jessi berkata dengan tenang seakan yang Ia katakan itu adalah perkataan biasa.     

Arani membeku mendengar perkataan Jessi. Siksaan apa lagi ini? setelah tadi Ia dibully habis - habisan oleh Alena dan Cynthia. Sekarang Kakak iparnya malah bercerita tentang hal memalukan seperti ini. Arani jadi ingin mengamuk. Kedua tangannya mengepal dan Ia ingin sekali menghancurkan meja yang ada didepannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.