CINTA SEORANG PANGERAN

Nizam, It\'s Hurt So Much (1)



Nizam, It\'s Hurt So Much (1)

Cynthia berjalan bagaikan musafir yang kebingungan di Padang pasir, bagaimana bisa ada Mr. Arescha disini. Ia adalah guru ekstrakurikuler yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Orang yang membuat Ia bersumpah tidak pernah jatuh cinta lagi seumur hidupnya hingga Ia prustasi dan mabuk bersama dengan teman SMA-nya yang syukurnya ternyata tidak terjadi apa-apa antara dia dan teman SMA-nya. Hingga suaminya, Pangeran Thalal mendapatkan apa yang seharusnya menjadi haknya.     

Mr. Arescha, pria yang ingin Ia kubur dalam-dalam yang Ia anggap hanyalah cinta monyet, cinta sesaat dari dirinya yang tidak tahu diri karena sudah mencintai gurunya sendiri. Cynthia berjalan dengan limbung sehingga pengawal pribadinya mendekati dia, "Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja?" Tanya Zaid. Cynthia mengangkat tangannya dan menjawab. " Aku baik, jangan khawatir, hanya sedikit pusing"     

"Apakah perlu saya panggilkan dokter?" tanyanya lagi.     

Cynthia tertawa, "Ini adalah rumah sakit. banyak dokter bertebaran di sini jadi tidak usah khawatir. Aku akan memijit tombol darurat yang ada di kamar Putri Alena jika ada apa-apa. Terima kasih atas perhatianmu."     

Pengawal pribadi Cynhtia tersenyum sambil memberikan hormat mana bisa Ia berdebat dengan kejeniusan majikannya itu . Cynhtia masuk ke dalam kamar Alena. Ia melihat Alena sedang duduk meminum susu sambil membaca novel. Rambutnya yang panjang tampak masih basah. Para pelayan berdiri disampingnya sambil bersiap menunggu perintah.     

"Assalamualaikum, Alena.." Cynthia memberikan salam. Alena terlonjak mendengar suara Cynthia.     

"Waalaikumsalam, Cynthia. Sahabatku.. Mengapa Kamu baru datang? Aku sampai keriting menunggumu" Kata Alena sambil memeluk Cynthia dengan erat.     

"Aku sedikit tidak enak badan, perutku selalu mual dan muntah-muntah seharian" Kata Cynthia sambil duduk di sofa disamping Alena.     

"Namanya juga lagi ngidam ya..seperti itu. Kau minta apa pada suamimu? Kau ngidam apa?" Tanya Alena pada sahabatnya. Cynthia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak ingin apa-apa, Hanya saja akhir-akhir ini Aku merasa malas makan, inginnya makan yang manis-manis terus. Padahal tadinya Aku tidak suka. Lihat bahkan sekarang Aku membawa coklat banyak sekali." Kata Cynthia sambil mengeluarkan coklat dari tas tangannya. Mata Alena terbelalak melihat jenis coklat yang beraneka ragam dengan ukuran yang berbeda-beda dalam tas Cynthia.     

"Tidak apa-apa, namanya juga orang hamil. Yang penting habis makan coklat jangan lupa gosok gigi biar nanti gigimu tidak bolong" Kata Alena sambil mengambil coklat Cynthia satu lalu mulai mengunyahnya. Para pelayan yang ada disamping Alena langsung menundukkan wajahnya tersenyum lucu mendengar nasehat majikannya yang begitu berbobot dan berkualitas tinggi.     

Cynthia memanyunkan bibirnya sambil ikutan mengunyah coklat.     

"Alena, apa belum ada tanda-tanda melahirkan? Kenapa anak-anak mu betah amat di dalam perutmu? Suruh mereka keluar cepat. Aku sudah bosan menunggu mereka. Ingin cepat-cepat mengendong keponakanku"     

"Itulah Cynthia aku juga curiga, Kalau mereka tidak mau keluar karena mereka berdua sangat sopan dan beretika tinggi sebagaimana para keluarga kerajaan" Kata Alena membuat Cynthia takjub.     

"Apa maksudmu berkata demikian? Aku tidak mengerti." Kata Cynthia sambil bertanya.     

"Itu mereka berdua, kemungkinan sekarang lagi saling dorong buat keluar dari perut Aku. Kata yang satunya : Silahkan Kamu duluan keluar, nanti Aku nyusul. Terus kata yang satunya lagi : Ah engga, silahkan kamu aja yang duluan, nanti Aku yang nyusul.     

Terus demikian, mereka saling dorong hingga sampai sekarang mereka masih belum keluar juga karena mereka malah sibuk saling dorong" Kata Alena sambil ngikik.     

Cynthia melongo mendengar cerita Alena hingga kemudian akhirnya tertawa terbahak-bahak. Tetapi kemudian Cynthia teringat kembali ke Mr. Arescha. Ia kembali terdiam dengan mulut sibuk mengunyah coklat.     

"Kamu kenapa diam saja? Apa ada sesuatu? Kamu bertengkar dengan Pangeran Thalal, Atau bagaimana? " Tanya Alena.     

"Aku bertemu dengan seseorang tadi." Kata Cynthia akhirnya.     

"Siapa? " Alena segera menatap wajah Cynthia dengan serius.     

"Mr. Arescha"     

"Mr. Arescha?? Aku seperti pernah mendengar nama itu. Kalau tidak salah itu nama CEO perusahaan Nizam. Hotel Gardenia" Kata Alena sambil menatap tajam ke wajah Cynthia.     

"Kau tahu dia??" Kata Cynthia kepada Alena.     

"Iya waktu Aku menginap di hotel Gardenia bersama Nizam...Ooh..Aaduuh... kenapa perutku jadi mulas..." Alena tiba-tiba merintih.     

Cynthia terkejut, "Apa Kamu mau melahirkan Alena?"     

Alena terdiam sambil merasakan kembali perutnya. Tetapi kemudian rasa mulasnya menghilang. "Tapi udah engga lagi.. coba lanjutkan lagi cerita mu." Kata Alena malah tambah penasaran dengan cerita Cynthia.     

"Alena mengapa Kamu tampak tenang, apa kau tidak merasa tegang karena akan melahirkan?" Cynthia malah bertanya kepada Alena dengan heran melihat Alena sangat tenang.     

"Ya pasti tegang juga sih tapi Nizam berjanji akan menemaniku selama persalinan, jadi Aku sedikit tenang. Ia akan menyemangati ku dan membantu semua proses persalinan ku" Alena berkata dengan sangat bangga.     

Cynthia tampak kagum kepada Nizam. "Kadangkala Nizammu itu memang seorang suami yang luar biasa. Ia sangat cerdas, cepat tanggap dan jenius. Aku yakin Ia pasti akan dapat membantu mu selama masa persalinan. Kau memang benar-benar beruntung" Cynthia yang biasanya jarang memuji Nizam kini tampak sangat kagum dan memuji habis-habisan.     

Alena menjadi sangat bahagia. "Iya Aku sangat beruntung memiliki nya. Ia sangat kuat dan perkasa." Mata Alena berbinar-binar dengan genit. Cynthia jadi menatap wajah Alena dengan pandangan kesal.     

"Kau dan Nizam memang pasangan yang sangat sempurna. Kalian berdua sama-sama berotak mesum."     

"Ha...ha..ha...Kau jangan bilang kalau Pangeran Thalal mu tidak memiliki sifat seperti kakaknya"     

Cynthia memerah, " Yah.. begitulah. Kau pasti sudah bisa menebaknya. Oh ya tumben Alena kau rada cerdasan dikit."     

"Otakku ini memang ajaib kalau akunya konsentrasi maka akan normal kembali, tetapi kalau gagal fokus maka otaknya kembali lambat, Coba kau ceritakan lagi siapa Mr. Arescha itu ? Mengapa Kau begitu gundah bertemu dengannya"     

" Nanti sajalah ceritanya, Aku jadi malas. Alena.. Bagaimana kondisi Lila?" Cynthia malah bertanya tentang Lila.     

Wajah Alena mendadak menjadi muram mendengar nama Lila di sebut.     

"Dia masih belum siuman, hampir setiap hari aku kesana mengajaknya bicara tapi dia masih belum sadar juga. Hanya satu hal yang menunjukkan dia masih ingin hidup yaitu setiap tangannya dipegangkan pada kandungan ku denyut jantung nya langsung meningkat tetapi setelah Ku angkat kembali tangannya denyut jantungnya kembali melemah" Alena tampak murung.     

"Oh...begitukah, Aku jadi punya firasat. Mungkin di masa depan anak kalian berjodoh. sehingga anaknya Lila itu menahan ibunya dari kematian. Dia tidak ingin ikut mati bersama ibunya Ia ingin hidup untuk berjodoh dengan Anakmu" Cynthia berkata dengan wajah tenang. Ia samasekali tidak memiliki hati selembut hati Alena dan mulut Cynthia memang setajam silet.     

Alena tercengang mendengar perkataan Cynthia. "Cynthia, seumur hidupku Aku belum pernah bertemu dengan wanita secerdas kamu. Sini letakkan tanganmu di perutku. Aku ingin jika anakku perempuan dia akan sepintar dirimu tetapi baik hati seperti diriku. Tapi Cynthia kata-kata mu jangan sampai terdengar Edward. Ia bisa stress kalau mendengar kata-kata kematian"     

Cynthia memanyunkan bibirnya sambil mendelik. Si Edward itu sedang dihukum jadi biarkan Ia sedikit menderita agar dia tahu cara menghargai apa yang sudah menjadi miliknya dan berhenti menyakiti Istrinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.