CINTA SEORANG PANGERAN

Jebakan Alena Untuk Pangeran Thalal



Jebakan Alena Untuk Pangeran Thalal

Pangeran Thalal lalu mencoba menyerempet pinggiran mobil Alena agar Alena menjadi panik dan menghentikan kendaraannya. Tetapi luar biasanya Alena bukannya berhenti Ia malah balik menyerempet mobil Pangeran Thalal hingga menimbulkan goresan dan penyok pada bagain pintu kedua mobil sport itu.     

Mobil Pangeran Thalal menjadi sedikit goyah hingga ke bergeser ke samping. Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya karena Alena benar – benar keras kepala.     

Pangeran Thalal kemudian menginjak pedal gasnya dan melaju mendahului mobil Alena. Ia mengatur jarak yang pas untuk membelokkan mobilnya dan memblokir mobil Alena. Melihat di depan tiba – tiba mobil pangeran Thalal berhenti dengan posisi malang maka Alena mau tidak mau menginjak pedal remnya. Ciit... suara ban mobil berderit nyaring karena pengereman yang mendadak. Tubuh Alena langsung tertarik ke depan dan lalu terlontar ke belakang tetapi karena Alena mencekal setir mobilnya dengan kuat maka tubuh Alena masih bertahan di belakang setirnya.     

Alena duduk diam dengan muka menahan marah. Ia melihat Pangeran Thalal keluar dari mobilnya dan berlari menghampirinya. Alena menatapnya dengan dingin. Ia lalu mematikan mesin mobilnya dan menarik kuncinya lalu memasukannya ke dalam tas. Alena membuka pintu mobil yang tidak terkunci dan keluar dari mobilnya. Berdiri menyender ke badan mobil lalu menunggu Pangeran Thalal berbicara kepadanya.     

Nafas Pangeran Thalal terengah – engah dengan muka pucat. Ia melihat Alena hanya menatapnya dengan pandangan dingin. Demi Tuhan, ini lebih menakutkan dari melihat kemarahan kakaknya. Selama ini Pangeran Thalal hanya melihat kekonyolan tingkah Alena tetapi melihat Alena yang begitu marah seperti ini, Pangeran Thalal belum pernah melihatnya.     

Tatapan mata itu begitu kosong. Berita kematian Edward sangat mengguncangkan hati Alena. Bukankah Alena ini selalu membela tingkah Edward di hadapan Nizam dan Ia hampir kehilangan bayinya hanya gara – gara memarahi Nizam yang memukuli Edward karena cemburu.     

"Kakak... Kakak.. Putri, Aku mohon, kembalilah ! " Kata Pangeran Thalal sambil menangkupkan kedua tangannya di dadanya. Wajah Pangeran Thalal begitu memelas meminta Alena untuk segera kembali ke kediaman mereka.     

"Aku tidak akan kemana – mana. Aku hanya ingin ke pemakaman Edward " Kata Alena dengan air mata meleleh.     

"Aku mengerti dan sangat paham dengan kesedihan Kakak Putri. Tetapi tidak baik keluar tanpa seizin Kakak Nizam. Apalagi di luar sangat berbahaya. Ayolah kembali dulu ke rumah. Nanti Aku akan menghubungi kakak Nizam dan Kakak Putri bisa berbicara langsung " Pangeran Thalal mencoba membujuk Alena.     

"Handphone tiba – tiba tidak bisa online, Jaringan WIFI mati dan Aku dilarang menonton TV. Kalian menyembunyikan berita hebat ini dariku. Aku ingin tahu kejadian yang sebenarnya jadi sebaiknya kau ceritakan kepadaku sebelum otakku menjadi pecah karena ketidak mengertianku " Kata Alena kepada Pangeran Thalal.     

Pangeran Thalal mendadak merasakan kalau tenggorokannya terasa sangat kering. Pangeran Thalal tahu sekali kalau sedang dalam situasi genting kecerdasan Alena akan muncul dan mengalahkan kecerdasan siapapun. Pangeran Thalal terdiam, Ia tidak berhak memberikan penjelasan apapun karena yang berhak memberikan penjelasan adalah Nizam.     

"Kakak.. bukannya Aku tidak ingin memberitahukanmu. Aku sendiri tidak tahu apa – apa. Bukankah Aku menunggu di rumah ketika kalian pergi jadi mana tahu aku kejadiannya. Kakak Putri sebaiknya menunggu Kakak Nizam dan menunggunya untuk memberitahukan Kakak " Kata Pangeran Thalal dengan hati – hati.     

"Apa selama kau menunggu di rumah, tidak ada kejadian apapun yang terjadi ? " Alena malah bertanya sesuatu kepadanya. Pangeran Thalal menjadi pucat pasi mendengar pertanyaan Alena. Bagaimana bisa Pangeran Thalal bercerita kalau kemarin, anak – anaknya nyaris celaka.     

"Kakak Putri sesungguhnya Aku tidak pandai berkata – kata yang akan membuat hatimu menjadi tenang tetapi Aku tidak ingin mengatakan suatu kebohongan kepadamu. Aku mohon kembalilah dulu dan tungguhlah Kakak Nizam dan datang. Dia akan memberikan penjelasan seluruhnya kepadamu" Kata Pangeran Thalal mencoba terus meyakinkan Alena.     

Akhirnya Alena menarik nafas panjang dan lalu membuka pintu mobil yang Ia naiki.     

"Naiklah ! Aku akan menumpang di belakangmu " Kata Alena sambil menyuruh Pangeran Thalal untuk naik.     

"lalu mobilku itu ?" Kata Pangeran Thalal sambil menunjuk ke arah mobilnya.     

"Biarkan pengawal nanti mengambilnya. Badanku mendadak lemas. Aku sampai tidak sanggup kalau harus menyetir sendiri " Kata Alena sambil tetap berdiri disamping mobil yang pintunya sudah di buka Alena.     

Pangeran Thalal tidak menaruh curiga apapun. Ia pikir Alena memang sudah terbujuk oleh kata – katanya sehingga Ia lalu masuk ke dalam mobil Alena. Tetapi alangkah terkejutnya Pangeran Thalal ketika Alena mengeluarkan kunci mobil dari dalam tasnya dan kemudian memijit tombol pengunci otomatis. Pangeran Thalal terjebak di dalam mobil Alena. Alena tersenyum dingin kepada Pangeran Thalal. Melalui jendela mobil Alena berkata,     

" Katakan kepada Kakakmu. Aku Alena akan melakukan pembalasan sendiri. Edward adalah seseorang yang menempati hatiku sebelum kakakmu datang dan Kemudian Aku mencintainya. Aku tidak pernah mencintai Edward sedikitpun karena cintaku hanya untuk kakakmu. Tetapi Aku menyayangi Edward seperti aku menyayangi seorang sahabat dan seorang kakak.     

Sakitnya hatiku karena dia mati tidak bisa kubiarkan begitu saja. Jadi Aku harus membalas dendam kepadanya. " Kata Alena dengan dingin.     

"Astaghfirullahaladzim, Ya Alloh, Kakak tolong jangan bertindak diluar kendalimu. Aku mohon Kakak" Pangeran Thalal mulai berurai air matanya. Ia berusaha membuka pintu dari dalam tetapi pintu itu terkunci oleh Alena melalui remote mobilnya.     

Alena menggelengkan kepalanya, Keras kepalanya mulai muncul kembali.     

"KAKAK PUTRI !! Tolong ! Ya Tuhan... " Pangeran Thalal berteriak kemudian terus merutuki kebodohannya. Mengapa Ia sampai terjebak oleh Alena. Dan Ia tambah berteriak menyesali kebodohannya kalau Ia malah membiarkan mobilnya dalam keadaan menyala.     

Alena menyeringai sambil masuk ke dalam mobil pangeran Thalal. Ia memutar arah mobilnya dan kemudian Alena membuka kunci mobilnya sehingga Pangeran Thalal bisa langsung keluar dari mobil Alena tetapi Ia tidak bisa menyalakan mobil itu karena Alena hanya membuka kuncinya dari jarak jauh. Sementara itu kuncinya sendiri tetap di pegang Alena. Alena melarikan mobil Pangeran Thalal yang marah – marah sampai menendang pintu mobil. Parahnya Ia juga tidak membawa handphone-nya. Jadi akhirnya Pangeran Thalal berjalan kaki memutar arah ke rumah Nizam.     

Jalan yang menuju ke rumah Nizam adalah milik pribadi Nizam karena memang jalan itu membentang di hutan pinus tempat danau buatan milik Nizam. Jalan itu sangat sepi karena memang satu - satunya jalan khusus untuk ke rumah Nizam. Tidak ada mobil umum yang melalui jalan itu sampai di belokan ke jalan umum.     

Karena hal itulah yang menyebabkan pangeran Thalal tidak bisa mengharapkan ada mobil umum yang melewatinya sehingga Ia bisa numpang ke rumah. Jadi walaupun jaraknya lebih dari 3 KM, Pangeran Thalal harus berjalan sendiri.     

Sambil berjalan Pangeran Thalal terus merutuki kebodohannya sendiri. Bisa - bisanya Ia dibodohi oleh Alena. Pangeran Thalal menghembuskan nafasnya sendiri. Mengapa Alena selalu mengulangi kesalahannya. Padahal Ia sudah berjanji berkali - kali kepada Nizam untuk tidak bertindak gegabah. Tetapi selalu diulangi lagi dan lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.