CINTA SEORANG PANGERAN

Menantuku harus Mati



Menantuku harus Mati

Wajah Lila berkeringat, Ia mencengkram tangan Cythia dengan kuat. Pangeran Thalal tampak panik dan segera mendorong kursi roda serta membawanya ke tempat Lila dan Cynthia. Ketika Iqbal dan Andhara mau menawarkan bantuan dengan tegas Pangeran Thalal menolaknya. Ia tidak ingin Lila merasa bahwa dia sedirian saat melahirkan. Ada dia dan istrinya yang akan menemani sampai Lila selamat.     

Cynthia mendudukan Lila di kursi tersebut dan mendorongnya. Seorang perawat segera ikut mendorong ke ruangan persalinan. Dan Dokter Spesialis kandungan segera menangani Lila. Lila menggigit bibirnya sambil merintih menahan sakit. Tetapi garis ketabahan tampak tergambar jelas di wajahnya yang cantik. Lila menggigitnya bibirnya kuat – kuat agar Ia tidak menjerit. Rasa sakit yang mulai menyerang perutnya membuat Lila sebenarnya ingin menjerit – jerit. Tetapi keinginannya itu tertelan oleh kesedihan karena melahirkan tanpa didampingi suami.     

Tidak ada yang paling menyedihkan bagi seorang istri yang hendak melahirkan selain tidak ada suami yang ada disampingnya untuk memberikan semangat dan kekuatan. Mata Lila yang sayu semakin kuyu dan murung. Tubuhnya gemetar menahan sakit.     

Ruang persalinan kelas VVIP yang memang telah dipesan sebelumnya sudah dipersiapkan untuk Lila. Mr. Anderson sudah menyewanya jauh – jauh hari. Dokter dan perawat juga sudah dipersiapkan oleh pihak rumah sakit untuk melani Lila. Penjagaan tampak ketat diluar ruangan persalinan. Para penjaga yang disimpan oleh Mr. Anderson tampak waspada. Entah mengapa Pangeran Thalal merasa aneh dengan penjagaan yang begitu ketat, seakan – akan Mr.Anderson sangat ketakutan akan terjadi sesuatu dengan cucunya.     

Bahkan Pangeran Thalal dari tadi di tatap oleh para penjaga itu dengan pandangan penuh curiga membuat Pangeran Thalal menjadi salah tingkah. Ia memang tidak ada keterkaitan dengan Lila selain sebagai pertemanan. Bahkan untuk sekedar temanpun sebenarnya mereka tidak terlalu akrab. Lila lebih dekat dengan Alena karena mereka satu negara. Andhara berdiri tidak jauh dari Pangeran Thalal. Ia seperti mencium sesuatu yang tidak beres yang akan terjadi.     

Di dalam ruangan tampak wajah para dokter dan perawat sedikit tegang melihat kehadiran Cynthia membuat Cynthia jadi terus rasa perasaan tidak enak hati. Cynthia kemudian berniat hendak menunggu di luar sehingga ketika para perawat bersiap dan dokter itu mulai menempelkan alat USG diperut Lila, Cynthia hendak meninggalkan Lila tetapi tangannya dipegang oleh Lila.     

Dengan sedih Lila berkata, "Jangan tinggalkan Aku, Aku tidak ingin sendirian di ruangan ini " Kata Lila dengan mata berkaca – kaca. Cynthia mau berkata sesuatu ketika Ia mendengar seorang dokter yang akan menangani persalinan Lila berkata,     

"Nyonya Anderson, bayi anda akan segera melahirkan dan sebaiknya ruangan ini steril dari pihak luar. " Kata Dokter itu dengan wajah serius ke arah Lila. Cynthia malah menjadi curiga dengan perkataan Dokter itu. Ia merasakan bahwa Lila juga memiliki firasat yang sama dengannya. Makanya tangan Lila semakin mencengkram tangan Cynthia dengan erat.     

" Dia adalah temanku dan Aku ingin dia mendampingiku " Kata Lila sambil menggelengkan kepalanya. Tubuhnya sudah bereaksi merasakan pembukaan pada tubuhnya yang semakin naik. Rasa mulas membuat Lila tidak bisa menahan untuk merintih.     

"Aduuh.. sakitnya.. Ya Tuhan.. " Mata Lila tampak berkaca – kaca dan kemudian menetes. "Edward,, honey mengapa Kau meninggalkan Aku. Aku sekarang sedang kesakitan... Seandainya kau ada di sini. Tentu Aku tidak akan sesedih ini" kata Lila sambil terisak – isak.     

"Lila, kau harus kuat ! Jangan terlalu bersedih. Itu tidak baik untuk bayimu " Bisik Cynthia tapi Lila malah menggelengkan kepalanya.     

"Aku ingin suamiku ada di sini.. Aku ingin dia mendampingiku. Aku merasa ketakutan" Kata Lila sambil menggeliat menahan ngeden. Bayi itu seperti mendorong tubuhnya ingin segera keluar.     

Muka Lila pucat pasi, Cynthia mencoba menenangkan Lila dengan membelai keningnya. Cynthia menatap dokter yang sedang memeriksa bukaan Lila. Ia kemudian menggelengkan kepalanya.     

"Masih bukaan enam.. belum.." Kata dokter itu sambil kemudian meluruskan kaki Lila.     

" Kita masih harus menunggu " kata Dokter yang menangani Lila.     

"Ta.. tapi sampai kapan.. Ini sangat sakit.. " Kata Lila sambil menggeliat.     

"Harus sampai pembukaan sepuluh " Kata dokter itu sambil kemudian melepaskan sarung tangannya dan keluar dari ruangan Lila.     

"Aduuh.. kapan pembukaan sepuluh itu? " Kata Lila sambil mengusap perutnya yang buncit. Cynthia yang baru melahirkan sangat merasakan apa yang Lila rasakan. Ia jadi teringat saat melahirkan Pangeran Atha. Cuma yang sangat membedakan adalah dia didampingi oleh suaminya yaitu Pangeran Thalal. Ia ingat ketika itu Ia minta suaminya mencium dia untuk menghilangkan rasa sakitnya tetapi Lila tidak memiliki siapapun. Bahkan Ayah dan Ibunya.     

Cynthia sangat bersyukur Ia kebetulan mengikuti Lila kalau tidak Ia tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan Lila. Cynthia memegang tangan Lila erat – erat dan mengajaknya berdoa.     

Sementara itu dokter yang menangani Lila tampak sangat tegang dan ketika keluar dari ruangan Lila. Apalagi ketika melihat banyaknya orang – orang yang berada di luar ruangan. Ia tahu itu adalah para pengawalnya Mr. Anderson dan Ia melihat juga ada Pangeran Thalal dan dua orang yang Ia perkirakan adalah pengawalnya. Ini sangat diluar dugaan. Ia tidak mengira kalau Lila akan melahirkan hari ini karena berdasarkan perhitungan Lila akan melahirkan sekita seminggu atau dua minggu ke depan.     

Sebenarnya prediksi kelahiran Lila memang bisa bergeser lebih atau kurang dari waktu perkiraan tetapi yang Ia tidak menyangka adalah kalau ada Cynthia dan suaminya yang malah mendampingi kelahiran cucunya Mr. Anderson.     

Dengan gugup Ia mengangkat teleponnya dan menghubungi Mr.Anderson.     

"Hallo Mr. Anderson. " Dokter itu mulai menyapa orang yang telah membuat suatu perjanjian dengannya.     

"Ya.. Dokter.. bagaimana keadaan Lila ? Ada apa Kau menelponku ? Bukankah keadaannya baik – baik saja ?" Kata Mr. Anderson bertanya.     

"Lila sudah mau melahirkan. Aku tidak bisa melaksanakan rencana yang kita sepakati. Ada wanita yang tidak Aku kenal yang mengaku temannya Lila ikut mendampingi. Dan kelihatannya wanita itu bukan wanita sembaranga. Ada laki – laki juga diluar. Dia sangat tampan dan elegan. Dia juga sepertinya bukan orang sini. Dia seperti dari negara timur tengah"     

"Ya Kau benar. Dia adalah Pangeran Thalal adik dari Pangeran Nizam. Mereka ada keterkaitan pertemanan dengan menantuku itu. Kau tidak bisa mengusir wanita itu kah dari ruangan Lila. Kau tahu kalau aku hanya menginginkan cucuku hidup dan menantuku mati. Aku tidak ingin melihat wajah menantuku lagi. Aku sangat membencinya. Aku ingin cucuku hidup dengan damai tanpa harus mengingat kisah hidup hubungan ayah dan ibunya yang tidak saling mencintai dan mengakibatkan ayahnya mati. Dan jika kau tidak mampu membuat menantuku mati dengan alasan apapun yang biasa terjadi pada saat persalinan, maka Aku akan bertindak sendiri" Suara Mr. Anderson tampak begitu dingin dan menakutkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.