CINTA SEORANG PANGERAN

Wanita Hanya Pelengkap Pria



Wanita Hanya Pelengkap Pria

Amrita berdiri di depan jendela kamarnya yang besar. Pandangan matanya terpaku menatap sepasang angsa yang sedang berenang bersama. Ia melihat angsa - angsa itu saling menyentuhkan kepalanya. Mereka adalah sepasang angsa jantan dan betina. Mereka tampak sedang berasyik masyuk menjalin cinta.     

Air mata Amrita mendadak berderai kembali. Bulir - bulir air mata jatuh ke pipinya yang lembab. Mata itu sudah teramat bengkak karena si pemiliknya sering kali menangis. Hidungnya yang mancung itu sudah merah dan pipinya juga merah.     

Sebenarnya kepalanya sudah sangat pusing tetapi air mata ini sulit ditahan. Setiap kali Ia berhenti menangis selalu ada air mata berikut nya yang muncul disetiap sudut matanya.      

Cinta yang bertepuk sebelah tangan rasanya lebih menyakitkan daripada sebilah pedang yang menghunus dadanya. Dada ini terasa sangat sesak memikirkan kekasih nya yang tidak kunjung datang. Betapa hidup di rasakan tidak adil oleh Amrita.     

Bertahun-tahun hidupnya Ia abadikan untuk Pangeran Abbash dengan harapan suatu hari nanti Ia akan menjadi istrinya. Bukankah waktu itu jika Ia berhasil membantu Pangeran Abbash untuk mendapatkan Alena maka Pangeran Abbash akan menikahinya. Tetapi ketika terakhir kali Ia disuruh pulang oleh pangeran Abbash ke Kerajaan Zamron dengan keadaan marah karena dianggapnya Ia tidak bisa melaksanakan keinginannya untuk membantunya mendapatkan Alena.     

Amrita tahu ketika Ia disuruh pulang karena kegagalannya Ia tidak akan pernah bertemu dengan Pangeran Abbash lagi. Tetapi jauh dari hatinya Ia masih berharap kalau Pangeran Abbash berhasil mendapatkan Alena sehingga Ia masih ada harapan untuk mendapatkan Pangeran Abbash.     

Amrita terkurung di dalam rumah dengan penjagaan ketat sehingga Ia tidak dapat menemui siapapun. Berlusin pengawal dengan ilmu bela diri yang tinggi mengelilingi kamar Amrita karena tahu kalau Amrita juga memiliki ilmu yang sangat tinggi. Selain itu mereka juga dibekali senjata api.     

Perintah dari Perdana Mentri Amir adalah menembak kaki Amrita jika Ia berniat melarikan diri bahkan bila perlu sekalian di bunuh juga tidak apa – apa. Kali ini Ayahnya Amrita sudah tidak mau main – main lagi. Tahu kalau Pangeran Barry sudah diasingkan ke pulau terpencil dan Pangeran Abbash juga sudah tidak ada bahkan dari mata – mata yang Ia dengar pangeran Abbash sudah menjalin kebersamaan dengan Nizam. Ia merasa tidak takut lagi untuk menguasai anaknya kembali.     

Perdana Mentri Amir tidak menggubris keinginan Amrita untuk pergi mencari Pangeran Abbash. Bahkan sekarang Ia juga merampas handphone Amrita sehingga Amria sama sekali tidak bisa menghubungi siapapun.     

Ketika lamaran dari ratu Sabrina datang untuk anaknya maka semangatnya bangkit lagi. Ia begitu bahagia. Harga dirinya kembali bangkit. Ia tidak akan mendengar cemoohan para pejabat tinggi lainnya tentang Amrita. Amrita dikatakan gadis yang tidak tahu malu hendak menjadi anggota keluarga kerajaan dengan memasrahkan tubuhnya kepada pangeran Abbash.     

Dan sekarang apapun yang terjadi Amrita harus menikah dengan pria baik – baik. Dan kalau kali ini Amrita menolak maka Ia lebih baik melihat Amrita mati. Dari pada mencoreng aib di seluruh keluarganya.     

Amrita menatap ke arah pelayan yang menjaganya. Pelayan itu berumur hampir lima puluh tahun. Dan dia sudah bersama Amrita sejak Amrita masih bayi. Ia adalah ibu pengasuh Amrita. Salamah namanya. Ia menatap Amrita dengan penuh rasa keprihatinan. Anak asuhnya itu selalu bagaikan pungguk yang mengejar – ngejar bulan.     

Di kerajaan aliansi sangat tidak lazim ada anak gadis yang mengejar – ngejar seorang laki – laki. Hal ini sangat memalukan. Kecuali kalau mereka sudah menikah. Mengejar – ngejar cinta suaminya sendiri dan berupaya bersaing dengan istrinya yang lain untuk mendapatkan kasih sayang suaminya dianggap lebih terhormat dan mulia.     

"Mengapa hidup tidak adil kepadaku. Mengapa Aku harus menikah dengan orang yang tidak Aku cintai " Kata Amrita sambil menghapus air mata di pipinya.     

"Mengapa Nona begitu tersiksa oleh sikap yang tidak seharusnya. Kita adalah kaum wanita ditakdirkan untuk tidak memiliki banyak pilihan. Kita ini hanya harus pasrah dan menerima sehingga nanti kebahagiaan kelak akan datang dengan sendirinya.     

Dulu Nona menolak ketika hendak di bawa ke dalam harem Yang Mulia Pangeran Nizam. Kemudian Nona juga menolak semua lamaran yang datang untuk meminang Nona. Lamaran itu tidak berasal dari para pemuda biasa. Kecantikan Nona yang luar biasa serta kepintaran dan keahlian Nona dalam ilmu bela diri menjadikan Nona di idamkan oleh banyak pemuda dari kalangan bangsawan, pejabat dan pangeran.     

Nona juga satu – satunya wanita yang bisa melanjutkan sekolah ke luar negeri. Nona sangat diinginkan oleh banyak pemuda. Nona juga layak menjadi seorang ratu. Tetapi mengapa Nona malah mengejar – ngejar Pangeran Abbash yang sudah jelas – jelas tidak mencintai Nona ?" kata Salamah dengan hati – hati. Amrita sangat keras kepala dan Ia selalu dapat berargumen dengan siapapun membuat semua menjadi tidak berdaya meladeni kepintaran Amrita.     

"Mengapa seorang wanita hanya selalu menjadi orang – orang kelas kedua. Bahkan di Amerika sendiri yang jelas – jelas mereka mengatakan bahwa mereka sangat mendukung kesetaraan gender mereka tidak pernah memiliki presiden wanita. Di Cina hanya ada satu kaisar wanita. Di anggota parlemen kita tidak ada satupun wanita.     

Bahkan di dalam mencari pasangan hidup wanita selalu tersudutkan. Dia hanya boleh menerima cinta dari seorang pria tetapi dia sendiri tidak boleh menyatakan cinta kepada pria lain. Dianggapnya wanita itu tidak punya harga diri kalau berani menyatakan cintanya kepada seorang pria.     

Mengapa harus seperti itu ? Bukanlah di dalam agama kita juga kaum wanita diperbolehkan untuk menyatakan perasaan cinta kepada pria tanpa harus malu.     

Lalu mengapa sekarang Aku tidak boleh mencintai Pangeran Abbash terlebih dahulu. Aku tahu kalau Pangeran Abbash tidak mencintai Aku tetapi mengapa Aku tidak diberi kesempatan untuk bisa memupuk cintanya kepadaku ?" Kata Amrita malah membuat kepala pengasuhnya menjadi cenat – cenut pusing.     

Mana Ia tahu kalau presiden Amerika laki – laki semua. Mana Ia juga tahu kalau Cina hanya punya seorang kaisar wanita. Baginya wanita yang baik itu adalah wanita yang bisa menjadi istri yang baik bagi seorang suami. Seorang istri yang selalu ada ketika suaminya sedang membutuhkan sandaran. Seorang istri yang suaranya harus halus dan tidak boleh tinggi di depan suaminya. Seorang istri yang penurut bagi suaminya, Seorang istri yang mampu menjadi ibu yang baik bagi anak – anaknya dan seorang istri yang mampu menjaga harta dan kehormatan suaminya.     

" Apa seorang wanita itu diciptakan hanya untuk menjadi pelengkap pria ? Apa Ia tidak bisa menjadi dirinya sendiri ?" Kata Amrita lagi membuat pengasuhnya semakin stress karena tidak bisa menjawab.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.