CINTA SEORANG PANGERAN

Alena, Selamatkan Pernikahanku ( 8 )



Alena, Selamatkan Pernikahanku ( 8 )

Edward melangkah sambil merangkul Lila. Ia bahkan perduli ketika ada paparazi yang menguntitnya dan mulai mengambil foto mereka. Lila sendiri yang tidak biasa menghadapi paparazi menjadi sedikit jengah. " Edward!! Ada orang-orang yang mengambil foto kita." Kata Lila sambil mencekal tangan Edward. "Mereka para pemburu foto selebritis, biarkan saja" Kata Edward. Ia sudah terbiasa diikuti wartawan. Lagipula ada bodyguard yang mengikutinya sehingga para wartawan itu tidak berani mendekat.     

"Aku tahu, cuma aku merasa risih kalau diikutin terus menerus. Kadang Aku juga sedikit trauma dengan kasus penculikanku waktu itu" Kata Lila sambil gemetar ketika membayangkan Ia hampir mati.     

"Kau jangan khawatir lagi, Kau tidak perlu takut lagi pada Sisca. Sisca diketemukan mati dalam keadaan mengenaskan di sebuah danau buatan. Tubuhnya penuh luka tembakan."     

"Benarkah?Itu sangat mengerikan " Lila menutup mulutnya tambah ketakutan, tubuhnya langsung menempel pada Edward membuat Edward malah merasa nyaman.     

"K..kau pikir siapa yang telah menembaknya?" Tanya Lila sambil melirik ke kiri dan ke kanan. Tetapi ketika dilihatnya ada bodyguard yang menjaga mereka Ia menjadi sedikit tenang.     

"Siapa lagi kalau bukan orang suruhan Nizam, semua orang pasti tahu itu."     

"Tapi kenapa kepolisian Amerika diam saja?" Kata Lila keheranan.     

"Nizam itu orang yang jenius, mana bisa Ia ceroboh sehingga bisa tertangkap. Barang buktinya tidak ada, Saksi juga tidak ada bagaimana bisa diproses? Lagipula tidak ada yang akan membela sisca. Sisca sudah membunuh beberapa orang selama di Amerika. Jadi kalaupun dia hidup dia akan dipenjara sangat lama"     

"Edward, Sesungguhnya Yang Mulia Pangeran itu sangat menakutkan. Aku dengar dari berita-berita simpang siur yang beredar kalau ada wartawan Azura yang gantung diri. Katanya dia gantung diri gara-gara menyesal telah menuduh Putri Alena berselingkuh dengan Jonathan. Tetapi kalau mendengar dari ceritamu apakah mungkin dia juga dibunuh oleh Yang Mulia"     

"Begitulah..Aku dengar juga berita itu. Perkataanmu benar karena sesungguhnya aku juga menyangsikan dia benar-benar gantung diri. Tapi sekali lagi tidak ada barang bukti untuk itu."     

"Yang Mulia Pangeran Nizam benar-benar sangat menakutkan."     

Edward mengangguk. "Lila kau tidak tahu kekuatan orang itu seperti apa. Dia memang benar - benar sangat menakutkan. Makanya Aku selalu mengawasi Alena. Kau jangan marah kalau Aku cerita ini. Sungguh Aku sudah tidak mencintainya lagi. Kalaupun Aku cerita Aku hanya ingin Kau tahu mengapa Aku bersikeras selalu mengawasi Alena"     

Lila tersenyum manis. 'Tidak usah khawatir Edward. Didalam cintaku ada kepercayaan. Aku tidak akan pernah meragukan cintamu kepadaku karena kalaupun itu salah Aku tidak akan pernah menyesal lagi karena segala sesuatu akan selalu berjalan sesuai takdirnya"     

"Kau sangat bijaksana Lila, Aku senang mendengarnya" Kata Edward dengan mata berbinar.     

"Nah sekarang ceritakan sebenarnya hubungan antara Kau, Yang Mulia dan Alena itu seperti apa?"     

"Aku tidak akan cerita panjang lebar, hanya saja Aku akan cerita mengapa Aku selalu bersikeras mengejar Alena. Sebenarnya Aku adalah orang yang paling berkomitmen. Ketika Aku mencintai seseorang maka Aku harus memastikan dia hidup bahagia dengan siapapun.     

Tetapi banyak orang yang salah mengartikan bahwa cintaku adalah cinta buta. No Lila. Sungguh bukan seperti itu. Ketika Aku hampir saja mendapatkan Alena dengan luar biasa Nizam dapat menggagalkan cintaku dengan menolongnya dari peristiwa mengerikan yang hampir merenggut kesucian Alena.     

Waktu itu Aku sungguh tidak mengerti bagaimana Nizam bisa mengetahui peristiwa yang menimpa Alena. Hingga kemudian Aku menyadari bahwa Nizam memata-matai Alena. Ternyata dia juga mencintai Alena sehingga dia menyuruh para pengawalnya untuk selalu mengikuti Alena. Dan lalu dengan mudah dia mendapatkan Alena dan menyingkirkan semua lawannya termasuk Aku. Semua pria di kampus yang mencintai Alena adalah kapas sedangkan Nizam adalah besi. Bagaimana bisa kapas melawan besi. Itu hanya suatu kekonyolan belaka" Edward tertawa dengan pahit mengenang kejadian masa lalu.     

Edward terdiam masih menerawang sebelum kemudian dia melanjutkan ceritanya. "Yang membuat Aku marah ternyata Alena hanya dijadikan salah satu istrinya. Dia memiliki banyak wanita di Haremnya terlepas apakah dia menyentuhnya atau tidak. Alena beberapa kali hendak celaka karena Nizam. Aku sungguh tidak rela melihat Alena tersakiti seperti itu." Edward menatap Lila dengan lembut.     

"Lalu bagaimana dengan sekarang? Apakah Kau masih akan melindunginya?" Tanya Lila masih dengan suara lembut yang menyejukkan hati. Edward menjadi sangat terenyuh mengapa selama ini Ia begitu menyakiti Lila yang sangat lembut ini.     

"Kau lihat Nizam seperti apa? Dia buas seperti singa, garang seperti macan. Beberapa kejadian yang telah menimpa Alena selalu berakhir dengan kemenangan di tangan Nizam dan Nizam melakukan kekejaman yang kadang diluar nalarku kepada musuh-musuhnya. jadi Aku tidak terlalu khawatir lagi. Nizam pasti akan melindungi Alena sekuat tenaga.     

Aku sekarang sedikit tenang. Apalagi kemudian Aku menyadari bahwa ada wanita yang begitu lembut dan baik hati yang telah mengorbankan nyawanya untukku. dan komitmenku sekarang berubah dari melindungi Alena menjadi mencintai Lila" Kata Edward sambil mencium pipi Lila dengan gemas.     

"Iih..genit ah..kalau seandainya Aku tidak menyelamatkan nyawamu mungkin kau tidak akan pernah mencintai aku" Kata Lila sambil merajuk.     

Edward tertawa, "Wanita-wanita di negaramu sangat suka merajuk. Hal ini yang tidak dimiliki oleh wanita di negaraku. Wanita di negaraku sangat mandiri dan kurang pandai memanjakan suaminya. Berbeda dengan gadis Asia. Aku mencintaimu Lila. Aku menyadari cinta itu pada saat Kau menghilang dari kamarku. Dan Aku bagaikan orang gila yang mencarimu kesana kemari. Berjanjilah..Kau tidak akan pernah memalingkan hatimu dariku" Kata Edward sambil memeluk Lila.     

Lila mengangguk dan menjawab " Kau yang pertama bagiku dan akan menjadi yang terakhir"     

"Terima kasih sayang" Kata Edward sambil kemudian kan mencium Lila. Bibir Edward sudah menyentuh bibir Lila yang lembut. Lila berusaha menolak karena Ia tahu para wartawan masih menguntit mereka.     

"Jangan Edward, Aku malu" Kata Lila sambil mendorong dada Edward. Ia benar-benar tidak terbiasa harus berciuman di depan orang-orang. Walaupun orang-orang ini adalah para wartawan pencari berita dan bodyguard Edward.     

"Biarlah..biar mereka melihat dan mengambil foto kita. Biar kutunjukkan rasa cinta ini pada dunia. Aku ingin meneriakan kepada dunia bahwa Aku Edward akan selalu mencintaimu. Bumi menjadi saksi dan langit turut mendengarkan. Hembuskan cerita cinta ini kepada dunia melalui angin yang bertiup, melalui daun yang bergoyang , melalui biasan sinar mentari dan melalui tetesan air hujan" Kata Edward berbisik sambil menghujamkan ciuman yang mendalam. Hati Lila begitu meleleh. Mulut Edward benar-benar semanis madu dengan tutur kata bagaikan pujangga sastra.     

Dunia turut hening seakan ingin ikut merasakan kebahagian dua insan yang sedang dilanda asmara hingga kemudian Edward melepaskan ciumannya. Lila menundukkan kepalanya malu-malu. Ia tersipu-sipu membuat Edward tampak semakin gemas. Tetapi Ia tidak bisa berbuat banyak. Ini adalah rumah sakit Ia harus bisa mengendalikan dirinya. Ia malah menuntun Lila dan mengajak berjalan kembali.     

"Nanti kita lanjutkan di rumah, sekarang marilah kita menengok Jonathan. Kau dengar tadi kalau Jonathan akan menikah dengan Arani. Kita akan menengoknya sekaligus mengucapkan selamat" Lila hanya menganggukan kepalanya dengan patuh. Edward sekarang adalah suaminya. Pemimpin hidupnya. Ia akan selalu berjalan disisinya untuk mendampinginya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.