CINTA SEORANG PANGERAN

Terimalah Adik Putri Kumari Ini



Terimalah Adik Putri Kumari Ini

Begitu sampai di istana maka Raja Rajna benar - benar menyambutnya kedatangan Nizam dan Alena. Nizam segera mencium tangan Raja Alimudin dan Raja itu langsung memeluk Nizam dan menangis dengan keras. Hati Nizam yang sudah galau sejak di mobil tadi jadi semakin teriris - iris. Ia tidak tahan untuk tidak ikut menangis. Suasana langsung mengharu biru apalagi Alena. Airmatanya terus mengalir deras. Hanya Arani yang terdiam membisu. Ia berdiri tegak mengamati situasi kalau - kalau ada yang mencurigakan.     

Jonathan hanya ikut terenyuh tanpa mengerti pembicaraan orang - orang yang didepannya itu karena mereka memang berbicara dengan menggunakan bahasa kerajaan Aliansi. Tapi Ia melihat Arani yang wajahnya tegar dan tidak menampakkan kesedihan sedikitpun Ia jadi menghela nafas dan kemudian berbisik.     

"Ini sedang suasana berkabung. Mengapa Kau tidak menampakan kesedihan sedikit saja di wajahmu" Kata Jonathan.     

"Mengapa ? Aku tidak memang tidak merasa sedih" Kata Arani.     

"Tapi mengapa Arani ? Mengapa?" Jonathan masih penasaran dengan istrinya itu.     

"Aku tidak kenal dia" Kata Arani dengan pendek membuat Jonathan terdiam seribu bahasa sungguh alasan yang tidak bisa ditawar lagi. Akhirnya Jonathan hanya diam sambil memperhatikan Raja Alimudin yang hampir histeris karena sedih. Melihat kedatangan Nizam dan Alena, Ia semakin merasa sangat berduka.     

"Dia sangat mencintaimu. Anaku sangat mencintaimu. Ia ingin kau mendampinginya ketika Ia menjadi ratu di kerajaan kami. Dia selalu bercerita tentang dirimu" Kata Raja Alimudin.     

"Aku tahu itu Yang Mulia " Kata Nizam dengan susah payah. Ia tidak bermaksud berbohong untuk mencelakai orang tetapi Ia berbohong untuk menjaga perasaan dari Raja Alimudin.     

"Apakah Yang Mulia juga mencintainya ? Aku berharap Ia meninggal setelah bisa mengungkapkan perasaannya" Kata Raja Alimudin semakin membuat Nizam seperti menelan bola - bola yang penuh duri.     

Tentu saja tidak mungkin Nizam mengatakan kalau Ia menolak cinta anaknya itu sampai azal menjemputnya Bisa - bisa raja itu pingsan dan tidak bangun lagi saking sedihnya.     

"Yang Mulai Baginda raja Alimudin, Putri Kumari sudah tenang di alamnya. Kesedihan begitu mendalam di Kerajaan Rajna dan Kerajaan Azura. Kamipun masih mengibarkan bendera setengah tiang dan melarang semua pesta sampai pembunuh yang sebenarnya ditemukan.     

Sungguh Aku sangat menyesal dengan peristiwa yang tidak terduga ini. Ini suatu kelalaian yang tidak termaafkan. " Kata Nizam sambil mengelus punggung Raja Alimudin dengan lembut.      

"Aku mengerti Yang Mulia.. ini memang sudah takdirnya bukan karena semata - amta kelalaian. Semoga anakku mendapatkan tempat di sisi Alloh dengan sebaik - baiknya." Kata Raja Alimudin sambil mengangkat kedua tangannya berdoa dan semua mengaminkan doa dari Raja Alimudin.     

"Kemana Ratu Sonia ?" Kata Nizam sambil mengalihkan kesedihan ayah mertuanya dengan menanyakan Ibu dari Putri Kumari.     

'Dia sakit dan tidak bisa bangun. Dia masih sangat sedih ' Kata Raja Alimudin.     

"Kalau begitu, biarlah hadiah dari kami di sampaikan ke Ibunda Ratu saja' Kata Nizam sambil memanggil Alena. Alena datang menghadap ke Raja Alimudin.     

Melihat Alena, Raja Alimudin sedikit termangu sambil kemudian berkata,     

"Anda pasti Yang Mulia Putri Alena ?" Raja Alimudin bertanya kepada Alena dan Alena segera mengambil tangan Raja Alimudin dan menciumnya. Raja itu lalu mengusap kepala Alena dan mendoakannya.     

Alena jadi tidak tahan dengan kesedihannya sehigga Ia kemudian malah menangis masih sambil memegang tangan Raja Alimudin.     

"Maafkan Hamba, Yang Mulia. Karena seharusnya yang mati itu hamba. Putri Kumari menyelamatkan hamba dari kematian. Dia berusaha memberikan hidangan itu untuk hamba nikmati. tetapi orang jahat telah menyimpan racun ke dalamnya. Yang Mulia sungguh dosa hamba teramat besar terhada putri kumari."     

"Tidak anakku, kau tidak bersalah. Apalagi Aku sudah mendengar bahwa kau selalu bersama anakku di saat terakhir. Kau menganggapnya sahabat dan sangat menyayanginya. AKu berterima kasih kepadamu karena kau sudah bisa menerima Putri Kumari anakku dengan baik " Kata Raja Alimudin.     

"Hamba sangat menyayangi Putri Kumari, hamba bahkan sudah mengikat persaudaraan dengannya. Kami berjanji akan saling menyayangi selamanya walaupun kami sama - sama istri dari Yang Mulia Nizam tetapi kami tidak berminat untuk saling bersaing tetapi kami malah saling mencintai dan berjanji akan saling menjaga.     

Sungguh sampai sekarang hamba begitu dendam terhadap orang yang hendak meracuni hamba dan mengakibatkan Putri Kumari meninggal. Yang Mulia semoga Yang Mulia selalu memaafkan hamba dan terimalah hamba sebagai putri yang mulia yang telah tiada" Kata Alena begitu manisnya. Perkataan Alena sungguh bagaikan air sejuk yang menyiram gurun yang tandus.     

Rasanya begitu sejuk dan menenangkan. Kesedihan diwajah Raja Alimudin segera menghilang. "Baiklah, Ayo kita masuk dulu dan bersantap serta berbincang di dalam. Perkataan Putri Alena sungguh menyejukkan hatiku."     

"Terima kasih Yang Mulia. Hamba juga memiliki sesuatu untuk Yang Mulia Ibunda Ratu Sonia sebagai tanda permintaan maaf Hamba " Kata Alena sambil memberikan sebuah kotak kepada Raja Alimudin dan ketika di buka Raja Alimudin tercengang melihat isinya.     

"Apa ini ? Sungguh indah " Kata Raja Alimudin.     

"Ini adalah replika dari Candi Borobudur yang ada di Indonesia di daerah Jogjakarta di mana makanan gudeg beracun itu berasal. Hamba tidak bermaksud untuk membuat Yang Mulia mengingat keburukan dari gudeg tetapi hamba hanya ingin menghargai upaya dari Putri Kumari di dalam mempelajari negara Indonesia. Terimalah hadiah kecil ini sebagai tanda sayang kami dan tanda bahwa tali silahturahmi di antara kita tidak akan pernah terputus" Kata Alena dengan hormat.     

"Anakku.. kau sungguh putri yang begitu bijaksana. Indonesia pasti bangga memilikimu sebagai salah satu dari putrinya" Kata Raja Alimudin sambil memberikan kotak itu kepada asistennya dengan hati - hati. Sekilas sudah terlihat kalau reflika dari candi itu terbuat dari emas murni dengan taburan permata dan itu benar - benar sangat indah dan berharga.     

Mereka kemudian menuju ruangan di dimana didalamnya sudah berjajar meja dan kursi yang memang disediakan untuk mereka dengan makanan yang berlimpah ruah. Mereka kemudian berbincang - bincang dengan suasana yang sedikit lega. Apalagi Nizam berjanji kalau Ia akan mengusut tuntas kasus peracunan ini dan tidak akan pernah mengeluarkan putri Rheina dari dalam penjara sampai semuanya terungkap.     

Tiba - tiba raja Alimudin berdiri lalu berbicara kepada Nizam.     

"Yang Mulia.. Sungguh Aku sungguh tidak bermaksud untuk menghinakan Yang Mulia tetapi Aku hanya ingin Yang Mulia sudilah kiranya untuk menerima adik dari putri kumari sebagai pengganti dari Putri Kumari" Kata Raja Alimudin. Sesaat suasana begitu hening. Muka Arani berubah jadi masam dan Ia baru akan bangkit untuk berbicara tetapi Ia ditarik Jonathan.     

"Duduklah, jangan memperkeruh suasana" Kata Jonathan sambil memandang Nzam yang wajahnya tampak sangat tenang. JIka Nizam berwajah tenang maka Jonathan bisa menaksir kalau Nizam sudah memiliki jalan keluarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.