CINTA SEORANG PANGERAN

Mengapa Harus Kembar ?



Mengapa Harus Kembar ?

Nizam melangkah mendekati ibunya. Dan ketika sudah sampai Ia segera memeluk ibunya dan mendekapnya dengan erat. Ibunya Mengelus kepalanya bahkan sempat meneteskan air mata saking rindunya kepada Nizam. Mereka berpelukan cukup lama sampai kemudian ibunya melepaskan pelukannya dan memegang bahu Nizam lalu memandangnya dari atas ke bawah.     

"Bunda lihat Kau agak kurusan. Apakah kau begitu banyak persoalan tinggal di Amerika ? " Kata Ibunya sambil mengelus kepala Nizam. Nizam tersenyum dan membantah perkataan ibunya. Ia takut kalau sebenarnya ibunya ingin mengetahui apakah Alena mengurusnya dengan baik atau tidak.     

"Hamba memang sedang berdiet agar hamba tidak terlalu gemuk." Kata Nizam sambil tersenyum dan Ratu Sabrina mengangkat alisnya tinggi – tinggi. Anaknya tidak pernah berubah, Ia selalu beusaha membodohinya kapanpun itu diperlukan.     

Tetapi Ratu Sabrina tidak mau memperpanjang masalah karena ini adalah pertemuan pertamanya setelah sekian lama Ia tidak berjumpa dengan anaknya. Ia tidak ingin merusak suasana yang sebenarnya sudah rusak dari awal karena pemberontakan oleh Imran.     

"Apakah Bunda baik – baik saja ? Bagaimana dengan Ayahanda ?" Kata Nizam bertanya sambil memegang tangan Ibundanya.     

"Bagaimana bunda bisa baik – baik saja kalau kau tidak pulang – pulang.Bahkan untuk sekedar menelponku. Jarang kau lakukan. Aku pikir di hatimu sudah tidak ada ibunda lagi" Kata Ratu Sabrina dengan sedikit cemberut.     

"Bagimana mungkin itu Ibunda, kalau surga ananda ada di telapak kaki Ibunda. Ibunda Jangan berlebih – lebihan Ibunda, Ananda tidak bisa pulang karena banyak hal yang harus ananda urus " Kata Nizam tetap hormat.     

"Ibunda tahu.. " Lalu Ratu Sabrina melirik ke arah Putri Kumari. Dan dengan malu – malu putri Kumari melangkah ke hadapan Nizam hendak mengalungkan bunga. Walaupun Nizam sudah tahu kedudukan Putri Kumari tetapi dia tetap bertingkah seakan tidak tahu apa – apa.     

"Ini Putri Kumari, Putri dari Kerajaan Rajna. Istrimu.." Kata Ratu Sabrina sambil meminta Putri Kumari untuk mengalungkan bunga ke leher Nizam. Nizam menganggukan kepalanya sambil tersenyum kepada Putri Kumari. Putri Kumari mengalungkan bunga melalui kepala Nizam. Nizam membungkukkan badannya agar istrinya dapat dengan mudah mengalungkan bunga itu ke kepalanya. Nizam mengucapkan terima kasih     

Hati Putri Kumari hampir pecah karena bahagia, suami yang diimpikan siang dan malam menjelma dihadapannya hari ini. Dan ini bagaikan mimpi yang menjadi nyata. Putri Kumari mengambil tangan Nizam dan menciumnya sebagai tata krama seorang istri kepada suaminya dan Nizam lalu memegang kepala Putri Kumari mendoakannya doa seorang suami kepada istrinya dan kemudian mengecup ubun – ubun serta kening Putri Kumari.     

Air mata Putri Kumari menetes saking bahagianya. Ia begitu gemetar dengan kejadian ini padahal ia sudah menyiapkan mental akan ditolak oleh Nizam. Bukankah tadi Ratu Sabrina sudah memintanya untuk menyiapkan mental saat bertemu dengan Nizam. Berita tentang Nizam sangat mencintai Alen dan mengabaikan semua wanita di Harem sudah bukan berita yang rahasia lagi. Semua sudah tahu itu bahkan cicak yang menempel di dinding saja tahu hal itu.     

Putri Kumari tadinya sudah sangat ketakutan kalau Nizam tidak akan melakukan tata krama seorang suami kepada istrinya saat bertemu untuk pertama kali sesuai adat kerajaan Azura. Setelah itu Nizam lalu bergeser ke arah mertuanya perdana Menteri Salman yang sedari tadi menatapnya dengan tajam.     

"Assalamualaikum Yang Mulia.." Kata Perdana Mentri Salman sambil mengulurkan tangannya dan Nizam segera mengambilnya dan menciumnya juga untuk meminta restunya.     

"Apa kabar dengan Putri Rheina, Ayahanda. Apakah dia baik – baik saja ?" Kata Nizam dengan takzim bertanya kepada Ayah mertuanya.     

"Alhamdulillah Yang Mulia, anak hamba baik – baik saja. Ia hanya meridukan Yang Mulia. Sungguh anak yang tidak tahu diuntung, merindukan suami sendiri sampai segitunya " Kata Perdana mentri Salman. Nizam membungkukkan badannya sendiri.     

"Nanti Ananda akan meminta maaf ke Putri Rheina karena ketelederon Ananda sudah berbuat hal Yang tidak menyenangkan kepada Putri Rheina" Kata Nizam dengan memasang wajah menyesal dan itu memang benar. Nizam tahu persis kalau Ia berdosa karena mentelantarkan istrinya Putri Rheina.     

"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Yang Mulia sudah datang kemari dan itu merukan anugrah yang tidak terhingga buat kami. Hamba sudah tidak tahan ingin menggendong seorang cucu" kata Perdana Mentri Salman.     

"Ayahanda tidak usah khawatir, semoga Putri Rheina akan segera memiliki putra sendiri " Kata Nizam sambil tersenyum. Ia kemudian memalingkan wajahnya ke arah Adik laki – lakinya yang berdiri disamping perdana Mentri Salman.     

"Pangeran Husen adikku.." kata Nizam sambil hendak memeluk adiknya itu. Tetapi pangeran Husen segera mengambil tangan Nizam dan menciumnya. Ia lalu memeluk Kakaknya dan berbisik lembut,     

"Terima kasih kakak atas pertolongannya. Kami akan segera menikah dua minggu lagi" Kata pangeran Husen dengan bahagia. Nizam menepuk punggungnya dan berkata,     

"Itu baru adikku yang hebat. Selamat untukmu. Aku turut bahagia " kata Nizam sambil kemudian bergeser ke arah Pangeran Rasyid yang berdiri di samping Pangeran Husen. Pangeran Rasyid adalah sepupunya.     

"Pangeran Rasyid.. " Kata Nizam sambil memeluk sepupunya itu. " Selamat datang Yang Mulia " Kata Pangeran Rasyid dengan hormat. Tetapi wajahnya sangat alum dan pucat.     

Nizam tahu apa yang menyebabkan wajah Pangeran Rasyid menjadi pucat seperti itu. Ini pasti karena pengkhianatan Imran. Imran ada di bawah wewengan Pangeran Rasyid. Pemberontakan atau pengkhianatan Imran sudah mencoreng muka Pangeran Rasyid dan Ia siap menerima hukuman atas semua kesalahannya.     

"Tidak usah terlalu dipikirkan. Kita akan segera berbincang tentang banyak hal setelah acara seremonial berlangsung" Kata Nizam sambil menepuk bahu Pangeran Rasyid. Pangeran Rasyi segera memundurkan tubunya setelah mengucapakan terima kasih atas kemurahan hati Pangeran Nizam.     

Setelah bertegur sapa dengan Pangeran Rasyid kemudian Nizam meminta Alena untuk mendekat,     

Alena segera mendekat dan kemudian oleh Nizam dihantarkan ke ibunya. Ratu Sabrina memandang Alena dan Alena segera mencium tangan mertuanya dan lalu memeluknya dengar erat. Ratu Sabrina mengelus kepala Alena sambil berkata, " Terima kasih sudah melahirkan cucu – cucuku. Mana mereka Aku sangat ingin melihatnya " Kata ratu Sabrina. Alena lalu menyuruh para pelayan untuk membawa anak – anaknya si kembar segera menghadap ke neneknya.     

Ratu Sabrina segera mengambil Axel dan menggendongnya. Ia mendoakan Axel yang tampak terlihat bahagia digendong oleh neneknya untuk pertama kalinya.     

"Pangeran Axel, Nenek sangat bahagia akhirnya dapat berjumpa denganmu. " kata Ratu Sabrina dengan air mata yang menetes. Ia lalu menatap Alena dengan pandangan penuh rasa terima kasih.     

Alena hanya tersenyum sambil kemudian menyodorkan Putri Alexa. " Ibunda Ratu, ini Putri Alexa " kata Alena sambil menyodorkan Alexa tetapi Alena kaget karena Ratu Sabrina hanya meliriknya dan berkata.     

"Aku sudah melihatnya..semoga kemuliaan bersamamu " Kata Ratu Sabrina seperti enggan menerima Putri Alexa. Alena sedikit pucat melihat perlakuan ibu mertuanya kepada Alexa. Bagaimana bisa sikap Ratu Sabrina seperti itu kepada putrinya. Nizam segera menyadari hal itu. Dan Ia segera memegang bahu Alena dan mengambil Alexa dari tangan Alena.     

"Ibunda.. Putri Ananda ini adalah anak yang luar biasa. Dia tidak pernah rewel dan sangat cantik. Dia mirip sekali dengan Ibunda. Ibunda tentu masih ingat dengan foto Ibunda ketika bayi ?" Kata Nizam sambil menyodorkan wajah putrinya kepada Ibunya.     

Ratu Sabrina melirik sedikit tetapi Ia menjadi penasaran dengan kata – kata Nizam, apakah benar Putri Alexa mirip dengannya dan kemudian Ia terkejut kalau memang benar Putri Alexa ternyata mirip sekali dengannya ketika masih bayi.     

Ratu Sabrina kemudian memberikan Pangeran Axel ke tangan Alena dan mengambil Putri Alexa dari tangan Nizam dan menggendongnya. Putri Alexa membuka matanya dan Ia menatap Neneknya dengan binar matanya. Hati Ratu Sabrina langsung terpanah melihat kecantikan bayi itu.     

Tadinya Ia sama sekali tidak ingin perduli dengan kembaran Pangeran Axel. Ratu Sabrina sebenarnya tidak terlalu suka dengan kehamilan kembar Alena. Mengapa harus kembar ? Karena anak kembar seperti membuka luka lama yang telah lama Ia kubur dalam – dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.