CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Barry tidak Memiliki Cinta Suci



Pangeran Barry tidak Memiliki Cinta Suci

Mendengar nama Putri Lili di sebut, mata Pangeran Thalal jadi terbelalak. Ia jadi teringat lagi dengan putri cantik yang mulutnya setajam silet. Muka tampan Pangeran Thalal berubah jadi kelam, mulutnya berdesis kesal kepada istrinya,     

"Kau ini memang luar biasa, ketika banyak istri tidak mau berbagi suami, kau malah mendukung Aku beristri lagi. Kau sangat menyebalkan sekali " Kata pangeran Thalal. Mulutnya udah maju beberapa cm ke depan saking kesalnya dengan kelakuan istrinya sendiri.     

"Kenapa Yang Mulia jadi marah kepadaku, Bukankah Yang Mulia sendiri yang berkata sudah saatnya Yang Mulia memiliki pendamping lain agar dapat membantuku. Aku sih senang – senang saja. Jadi nanti ada gantian yang bisa melayani Yang Mulia. Yang Mulia tidak akan mengekor dibelakangku terus. " Kata Cynthia semakin suka menggoda suaminya. Ia tahu kalau suaminya sangat tidak suka kepada Putri Lili yang cantiknya memang menyebalkan.     

"Aku pikir kau akan marah – marah lalu lari ke pelukanku dan memohon untuk tidak mengambil istri lagi " Kata Pangeran Thalal dengan wajah marah.     

"Aku ?? Marah ?? Cemburu ?? Mmmm..... Aku terlalu penakut untuk berkonflik dengan wanita lain. Jadi Aku lebih memilih pasrah jika kau ingin menikah lagi. Perlu Aku bantu persiapan pernikahannya?" kata Cynthia sambil senyum – senyum. Menggoda Pangeran Thalal suaminya yang manja sangat menyenangkan. Padahal suaminya masih terluka karena tembakan para penjaga yang berkhianat.     

"Kau tidak pantas jadi wanita karena kau malah menyuruhku untuk menikah lagi. Tapi baiklah setelah di pikir – pikir. Mungkin benar juga. Putri Lili kalau di pikir – pikir lumayan juga cantiknya. Baiklah, Kau sudah mengizinkan jadi begitu sampai di Istana Aku akan berbicara kepada Ibunda agar segera menjadikan pernikahanku dengan Putri Lili " Kata Pangeran Thalal dengan wajah serius.     

Sekarang giliran wajah Cynthia yang cemberut, " Begitulah laki – laki, semuanya seperti kucing. Manis – manis di depan kita dibelakang malah mencuri. Katanya tidak suka dengan putri lili tetapi malah mau dinikahi juga. Sungguh sangat menyebalkan. Laki – laki buaya tidak cukup sama satu orang. "     

"Lha.. kho Kamu jadi marah – marah ? Bukannya tadi kau bilang kau mengizinkan Aku menikah lagi. Kau bukannya senang karena ada yang membantumu untuk melayaniku? " Kata Pangeran Thalal seraya mengerutkan keningnya.     

"Tidak ! Aku tidak mau, biar badanku tercerai berai karena kelelahan asalkan Kau tetap hanya menjadi milikku" Kata Cynthia sambil mendekati Pangeran Thalal dan menyenderkan kepalanya di dada suaminya. Pangeran Thalal mendekap istrinya yang sedang menggendong Pangeran Atha.     

"Kau tahu ? Aku memang tidak menentang poligami tetapi Aku tidak pernah sedikitpun membayangkan akan menduakan dirimu. Aku tidak memandang rendah para pria yang memiliki istri lebih dari satu terlepas dari apapun keyakinannya karena ini adalah pilihan di dalam hidup.     

Tetapi Aku memang tidak berniat untuk menikah lagi bukan karena Aku takut kepadamu tetapi karena cintaku tidak bisa dibagi dua demikian juga dengan tubuhku. Semoga Alloh hanya menjadikan Aku sebagai suamimu, di dunia dan di akhirat" Kata Pangeran Thalal. Cynthia sampai meneteskan air mata mendengarnya.     

Sebagai seorang Pangeran yang memiliki ketampanan dan kekayaan yang luar biasa, Pangeran Thalal suaminya layak untuk memiliki istri lebih dari satu bahkan mungkin bisa sampai empat tetapi Pangeran Thalal sama sekali bukan pria penyuka beberapa wanita. Dia tidak pernah jatuh cinta kepada seorang wanitapun selain kepada Cynthia.     

"Yang Mulia. Kalau Aku mati terbunuh seperti Zarina. Apakah Kau akan menikah lagi ?" Kata Cynthia sambil tengadah. Pangeran Thalal malah mempererat pelukannya.     

"Kau adalah titipan dari Tuhan kepadaku. Kau bukan milikku tetapi jika Tuhan mengambilmu dariku, Aku pasti akan gila saking sedihnya. Bukan karena Aku hendak menentang takdir Tuhan tetapi karena memang Aku sangat sedih.     

Jangan pernah mengatakan seperti itu. Aku tahu setiap yang bernyawa pasti akan mati tetapi Aku tidak ingin membayangkan itu sekarang. Melihat betapa sedihnya Amar sekarang ini, Aku sangat merasakan kesedihannya" Kata pangeran Thalal sambil mendekap erat Cynthia seakan takut kehilangan.     

"Aku juga kasihan dengan Amar, Kau lihat dari tadi Aku melihat wajahnay begitu sedih. Matanya begitu muram. Aku berdoa semoga Ia segera mendapakan gantinya " Kata Cynthia.     

"Yah.. Aku pun berharap seperti itu. Walaupun jika Aku ada di posisinya Aku pesimis akan menikah lagi " Kata Pangeran Thalal.     

"Tidak ! Yang Mulia jangan pernah berkata seperti itu. Aku tidak ingin jika Aku tidak ada Yang Mulia hidup sendiri. Aku ikhlas Yang Mulia menikah lagi dan hidup bahagia walaupun Aku tidak ada" Kata Cynthia sambil tetap menyenderkan kepalanya ke dada suaminya.     

Pangeran Thalal malah merasakan hatinya sangat sakit, Ia jadi ingin menangis mendengar kata – kata istrinya. Cynthia adalah wanita yang pemikirannya sangat panjang dan penuh dengan analisa. Ia juga penakut dan kadang cepat menyerah. Cynthia tidak seperti Alena yang terkadang tidak mengenal rasa takut, bersikap spontan dan bersikap apa adanya.     

Banyaknya kejadian yang sudah Cynthia alami mulai dari penyanderaan Alena, Penculikan dirinya juga serta pembajakan di pesawat membuat Cynthia merasa bahwa nyawanya setiap saat akan terancam. Cynthia pasti sudah memikirkan kalau Ia mungkin akan mati seperti matinya Zarina atau Edward suatu hari nanti. Dan sialnya Pangeran Thalal mengakui kalau itu memang benar. Jangankan nyawa Cynthia. Nyawa siapapun yang berada di istana dan dekat dengan sumbu kekuasaan akan sama teranacamnya.     

"Kau yang jangan berkata seperti itu. Aku bukan paranormal yang bisa membaca nasib orang tetapi kau tahu janganku Aku bahkan Zarina sendiri yang firasatnya sangat tajam dia tidak mengetahui kapan ajal akan menjemputnya. Mati, hidup, jodoh dan rezeki sudah ada yang mengatur.     

Kalau kita memikirkan itu terus menerus maka kita tidak akan pernah bisa menikmati hidup. Kita tidak bisa terus menerus mengingat mati sehingga malah membuat kita jadi takut untuk hidup. Tetapi kita bisa hidup dengan tenang sambil tetap mengingat mati, tetapi bukan untuk ditakuti kita mengingat mati untuk mempersiapkan bekal agar kita bisa hidup bahagia di akhirat kelak.     

Tidak usah kita memikirkan bagaimana orang – orang yang akan kita tinggalkan hidupnya seperti apa ? Karena orang yang hidup bukan urusan orang yang meninggal lagi. Mereka sudah ada yang mengaturnya. Cynthia, Aku tidak tahu apa yang akan Aku lakukan jika kelak Aku meninggal atau apa yang Kau lakukan jika kelak Aku meninggal. Tetapi untuk saat ini Aku tidak mau memikirkannya.     

Melihat Amar yang begitu sedih saja sudah cukup merasa berdosa untukku. Aku tahu kakakku Yang Mulia Nizam pasti lebih merasa bersalah kepada Amar. Dan itu terlihat dari raut wajah Kakakku. Semenjak kejadian itu, Ia selalu mencuri – curi pandang kepada Amar. Kakakku merasa sangat bersalah karena Ia tidak bisa menjaga orang – orangnya dengan baik " Kata Pangeran Thalal mengalihkan pembicaraan tentang kematian Cynthia kepada masalah Amar.     

"Tetapi memang siapapun tidak menyangka kalau Imran akan tega berkhianat. Rasa iri hatinya kepada Amar dan kepada Yang Mulia membuat Dia menjadi gelap mata ditambah dengan Pangeran Barry yang sangat pandai meyakinkan orang untuk menjadi sekutunya " Kata Cynthia kepada Pangeran Thalal.     

"Aku dulu berpikir mengapa Pangeran Barry bisa begitu menguasai adiknya Pangeran Abbash selama bertahun – tahun lamanya. Dia memanfaatkan semua potensi adiknya untuk menjadi bonekanya. Bahkan Aku jadi teringat ketika Dia juga berhasil meyakinkan Sisca dan mendukungnya untuk berbalas dendam kepada Kakak Putri Alena hanya karena ingin membalas dendam kepada Kakakku Yang Mulia Nizam " Kata Pangeran Thalal.     

"Yah.. itu benar Yang Mulia.. Tetapi ternyata semuanya tidak berjalan lancar karena ternyata dia malah jatuh cinta kepada Alena. Dan niat balas dendamnya berubah menjadi ingin memiliki Alena" Cynthia menjawab perkataan Pangeran Thalal.     

"Tetapi sayangnya. Cinta dia kepada Kakak Putri Alena tidak sebesar cinta Pangeran Abbash kepada Putri Alena. Dia terlalu mencintai dirinya sendiri dan hanya ingin memanfaatkan orang lain untuk ambisinya. Untuk orang seperti itu tidak akan ada pernah cinta sejati" Kata Pangeran Thalal dan Cynthia mengangguk menyetujui perkataan suaminya.     

***     

Jangan lupa untuk membuka novel ini menggunakan coin. Satu coin dari Anda akan menjadi motivasi bagi Author untuk tetap dapat menulis cerita ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.